1
ANEKA OBAT TRADISIONAL UNTUK ANAK
Berikut sejumlah obat dan bumbu dapur yang biasa digunakan sekaligus
kegunaannya :
?? Bawang Merah:
?? Untuk menurunkan demam: parut bawang merah secukupnya,
balurkan di tubuh bayi/anak.
?? U/ borok: 3 siung bawang merah & 2 jari rimpang kunyit
dicuci,diparut, lalu dicampur dgn 2 sendok minyak kelapa baru.
Hangatkan diatas api kecil sambil diaduk. Setelah dingin,
oleskan pada bagian tubuh yang sakit sebanyak 2 kali sehari.
?? Untuk masuk angin: 8 siung bawang merah, dicuci, tumbuk
halus, campurdengan air kapur sirih secukupnya. Balurkan di
punggung, leher, perut dan kaki.
?? Jahe
Untuk menghilangkan masuk angin, perut kembung & kolik pd anak: 1/4
sendok teh bubuk jahe kering dilarutkan dlm 1/2 cangkir air panas.
Berikan 1-2 kali per hari sesuai umurnya.
?? Kunyit (kunir)
?? Untuk diare: 1/2 jari kunyit & 3 lembar daun jambu biji muda
segar dihaluskan, campur dgn 1/2 cangkir air, lalu diperas.
Setelah disaring, diminumkan pada anak .
?? Untuk kulit berjamur atau becak putih jamur/ruam popok
karena pemakaian diapers, parut kunyit lalu oleskan.
?? Daun jambu Biji (jambu klutuk, jambu batu)
Untuk diare: 3 lmbr daun jambu biji muda & segar dicuci bersih, tumbuk
halus, beri 1/2 cangkir air matang hangat, diperas & diambil airnya.Beri
garam secukupnya sblm diminumkan pada anak.Air perasan diberikan
pada anak sekehendaknya.
?? Belimbing wuluh (belimbing asam, belimbing buluk)
1
2
Biasanya digunakan u/ obat batuk: kukus (dlm panci kecil tertutup
selama bbrp jam) satu genggam (sekitar 11-12 gram) bunga belimbing
wuluh segar, 5 butiradas, 1 sendok makan gula batu & 1/2 gelas air.
Saring & minumkan 2-3 kali/hari dgn dosis sesuai usia anak.
?? Mengkudu (pace)
Untuk meringankan perut kembung pada bayi: panaskan daun
mengkudu diatas api bbrp saat, lalu olesi minyak kelapa segar/yg baru.
Tempelkan pada perut anak sewaktu hangat. Bisa diulang beberapa kali.
?? Kemiri
Berkhasiat menyuburkan rambut bayi: minyak kemiri dioleskan pada
kepala bayi/anak sambil dipijat perlahan setiap malam. Pagi hari rambut
disampo & dibilas dgn air hangat hingga bersih. Minyak kemiri ini lebih
baik yang sudah jadi.
?? Air Kelapa Muda
Dapat digunakan untuk obat muntaber krn air kelapa muda banyak
mengandung mineral kalium, yg banyak keluar ketika anak muntaber.
Dosisnya tak ada takarannya, sekendak anak.
?? Brotowali (Putrawali, andawali)
U/ pemakaian luar bermanfaat menyembuhkan luka2 & gatal2 akibat
kudis (scabies): 2-3 jari batang brotowali dipotong kecil2, rebus dgn 6
gelas air. Setelah mendidih, biarkan selama 1/2 jam. Saring air dan
gunakan untuk mengobati luka serta gatal-gatal.
?? Jeruk Nipis
Untuk mencairkan dahak & obat batuk anak: campur 1 sdm air perasan
jeruk nipis, 3 sdm madu murni, 5 sdm air matang, lalu ditim selama 30
menit.
Takaran minum:
?? bayi antara usia 6-1 tahun : 2 kali 1/2 sdt
?? anak 1-3 tahun : 2 kali 1 sdt
?? anak 4-5 tahun : 2 kali 1 1/2 sdt
3
Cara lain, potong 1 buah jeruk nipis, peras airnya, taruh dalam
gelas/cangkir. Tambahkan kecap manis, aduk. Takaran minum untuk
anak, 3 kali 1 sdt per hari.
?? Kentang
?? Untuk obat bisul: parut kentang dan peras. Oleskan sari air dan
parutan kentang segar dioleskan pada bisul 3- 4 kali per hari
?? untuk ruam kulit yang disebabkan biang keringat atau keringat
buntet (miliaria), karena sifat kentang yang mendinginkan.
http://alatkesehatan.com - Alatkesehatan.com:.Toko Online Alat
Kesehatan & Kedokteran Powered by Mambo Generated: 6 June, 2006,
22:22
?? Banglai (bangle, panglai, manglai, pandhiyang)
Untuk menenangkan bayi & anak yang sering rewel pada malam
hari,balurkan parutan banglai segal di kening dan badan anak.
?? Minyak zaitun
Untuk mengobati kerak kepala atau ketombe pada bayi (craddle
crap),sebanyak 1-2 kali per hari dioleskan pada kulit kepala.
?? Lidah buaya
Untuk mengobati luka bakar pada bayi & anak: dgn mengoleskan
daging daun lidah buaya pada seluruh permukaan kulit yang menderita
luka bakar.
?? Daun pepaya
Berkhasiat meningkatkan nafsu makan, menyembuhkan penyakit
malaria, panas,beri-beri dan kejang perut: daun pepaya muda
ditumbuk, diperas, saring, lalu minum airnya.
?? Temulawak (koneng gede)
Untuk menambah nafsu makan: 150 gram temulawan 50 gram kunyit
segar dikupas, iris tipis, rendam dlm 500 cc madu kapuk dlm toples
tertutup selama 2 minggu.Setelah 2 minggu ramuan siap digunakan.
Aturan minum 1 sendok makan madu temulawak dilarutkan dlm 1/2
cangkir air hangat, diminum pagi dan sore.
4
?? Kencur
Untuk meringankan batuk pd anak: 5 gram kencur segar dicuci bersih,
parut, lalu tambahkan 2 sdm air putih matang & diaduk. Stlh disaring,
tambahkan 1 sdm madu murni. Berikan 2-3 kali sehari.
?? Adas (fennel)
Teh adas dpt dipakai untuk meringankan bayi yg menderita kolik/yg
kesakitan akibat erupsi (keluarnya) gigi. Untuk obat masuk angin &
kolik: 1sdt teh adas dilarutkan dgn 1 cangkir air mendidih, aduk hingga
larut. Stlh agak dingin, larutan dpt diminumkan pada bayi/anak dengan
takaran sesuai umurnya.
http://alatkesehatan.com - Alatkesehatan.com:.Toko Online Alat
Kesehatan & Kedokteran Powered by Mambo Generated: 6 June, 2006,
22:22
5
SALAH ANTIBIOTIK MEMBUAT BAYI SERING
SAKIT
Masalahnya, antibiotik bisa menimbulkan resistensi kuman dan
mengurangi imunitas.
"Dok, saya bingung, bayi saya ini, kok, sering sekali bolak-balik berobat
karena penyakit yang sama, flu dan flu dan flu," kata seorang ayah di
ruang praktik dokter spesialis anak, yang segera dilanjutkan oleh
istrinya, "Iya, Dok. Padahal bayi saya ini sudah diperlakukan sesuai
dengan apa yang dokter sarankan, diberi ASI eksklusif, saya makannya
sudah 4 sehat 5 sempurna yang dimasak matang, kebersihan kamar dan
rumah oke, begitu juga dengan ventilasi udara dan cahaya, sudah
sesuai standar kesehatan internasional, deh."
Sebelum si dokter sempat menjawab, si ibu kembali berkata, "Oh, ya,
Dok, di rumah saya tidak ada perokok, pendingin udara di kamar
dipatok pada suhu 25 derajat celcius, setiap pagi AC dimatikan dan
membuka jendela lebar-lebar. Juga tak hanya antibiotik, semua obat
yang diberikan dokter selalu dihabiskan seperti apa kata dokter."
Sambil menulis resep, si dokter menanggapi, "Bu-Pak, kita semua ini
manusia yang masih sedikit sekali ilmunya. Jadi pertahankan apa yang
telah disebutkan Bapak dan Ibu tadi. Sekarang kita coba dulu dengan
obat yang ini, mudah-mudahan berhasil."
"Basi!" Mungkin pernyataan ini yang akan keluar dari mulut si bapak dan
ibu tadi. Mungkin juga kita akan mengucapkan hal yang sama, jika hal
itu-itu saja yang dikemukakan dokter setiap kali kita mempertanyakan
kenapa si kecil harus sakit saban minggu.
GARA-GARA ANTIBIOTIK
Menurut Prof. Iwan Darmansjah, MD, SpFK., bayi seharusnya ditakuti
oleh penyakit alias jarang sakit. Mengapa? "Karena bayi masih
2
6
dibentengi imunitas tinggi yang dibawanya dari dalam kandungan, juga
diperoleh dari air susu ibunya. Jadi, penyakit sehari-hari seperti flu yang
ditandai panas, batuk, pilek-, penyakit virus lain, atau bahkan infeksi
kuman, seharusnya dapat ditolak bayi dengan baik," papar senior
konsultan Pusat Uji Klinik Obat Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (PUKO FKUI) ini.
Karenanya, jika bayi hampir saban minggu atau sebulan bisa dua kali
bahkan lebih berobat ke dokter, lanjut Iwan, "Tentu akan timbul
pertanyaan besar. Apakah ada yang salah dari lingkungan, apakah ada
yang salah pada tubuh si bayi, ataukah dokter yang salah
mendiagnosa."
Iwan berpendapat, jika bayi berobat ke dokter karena flu hanya sesekali
dalam kurun waktu 6-12 bulan, masih terbilang wajar. Tetapi kalau
sudah setiap 2-3 minggu sekali harus pergi berobat ke dokter, maka tak
bisa dikatakan wajar lagi. "Kondisi ini bisa terjadi jika tak ada faktor
penyulit serta sudah menghindari faktor pencetusnya-, kemungkinan
besar karena si bayi selalu mengonsumsi antibiotik yang diresepkan
dokter setiap dia sakit," ungkapnya.
Padahal, tidak semua penyakit yang dialami bayi, apalagi flu, harus
diobati dengan antibiotik. Sekalipun antibiotiknya itu dalam dosis,
takaran, atau ukuran yang sudah disesuaikan dengan usia, berat dan
tinggi badan si bayi.
FATAL AKIBATNYA
Penting diketahui, antibiotik baru ampuh dan berkhasiat jika berhadapan
dengan bakteri atau kuman. Antibiotik tak akan mampu membunuh
virus juga parasit. "Nah, kejadian demam karena flu itu, kan, sekitar
90%, bahkan 95% disebabkan oleh virus. Jadi, salah kaprah sekali jika
bayi flu harus minum antibiotik karena tak akan menyelesaikan masalah,
apalagi menyembuhkan penyakit si bayi," bilang Iwan.
Kesalahkaprahan pemberian antibiotik ini akan ditebus mahal oleh bayi,
yakni menurunkan imunitas tubuh si bayi. Makanya tak heran jika bayi
7
yang setiap sakit demam selalu minum antibiotik, tidak akan lebih dari
satu bulan pasti sakit kembali.
Lebih jauh lagi, antibiotik tak memperlihatkan efektivitasnya langsung
terhadap tubuh manusia seperti obat lain, tetapi melalui kemampuannya
untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman. Nah, kalau
tidak ada kuman jahat untuk dibunuh ia justru membunuh kuman yang
baik, dan ini merupakan efek sampingnya. Selain itu antibiotik bisa
menimbulkan resistensi kuman dan mengurangi imunitas anak terhadap
virus dan kuman.
Meski resistensi kuman merupakan fenomena yang logis alamiah, tapi
menurut Iwan, pemakaian antibiotik yang berlebihan dan tidak rasional
bisa mempercepat resistensi kuman pada tubuh pasien.
Reaksi lain yang bisa dilihat karena pemberian antibiotik adalah timbul
demam, reaksi alergi, syok, hingga yang terparah yaitu kematian,
karena si bayi tak tahan terhadap antibiotik yang dikonsumsinya.
"Jangankan bayi, orang dewasa saja bisa meninggal jika dia tidak tahan
antibiotik yang diminumnya," tambah Iwan.
PENGGUNAANNYA HARUS TEPAT
Lain ceritanya, lanjut Iwan, jika bayi terkena penyakit yang disebabkan
kuman atau bakteri. Sekalipun tidak wajib, bayi boleh saja menjalani
terapi antibiotik untuk kesembuhannya. "Tentu harus dengan antibiotik
yang sesuai untuk penyakit yang dideritanya." Jadi, antibiotik yang
diberikan harus tepat dengan jenis mikroorganisme penyebab penyakit.
Kalau tidak, maka penyakit tak akan sembuh.
Sebagai contoh, seperti dipaparkan Iwan, untuk mengobati bisul bisa
digunakan Dicloxacillin, Flucloxacillin atau Eritromisin, Spiramisin,
Roxithromisin, dan sejenisnya. Untuk mengobati radang paru-paru
dapat digunakan antibiotik Penicillin G (injection) dan seturunan
Eritromisin di atas. "Tetapi bayi dan anak tak boleh mengonsumsi
antibiotik Moxifloxacin untuk mengobati radang paru-parunya, kecuali
orang dewasa." Sedangkan untuk mengobati tifus bisa menggunakan
8
Kloramfenicol atau Ciprofloxacin. Khusus untuk bayi dan anak, jika tak
tahan Kloramfenicol, maka dapat diberikan Ciprofloxacin.
Selain itu, pemberian antibiotik juga harus tepat dosisnya, tak boleh
lebih ataupun kurang. Untuk ukuran dosis, tiap bayi berbeda-beda,
tergantung seberapa parah penyakitnya, riwayat kesehatannya, hingga
berat dan panjang badan si bayi. Terakhir, harus tepat pula kapan
antibiotik itu diminumkanpada si bayi, berapa jam sekali, biasanya
sebelum makan, dan boleh dicampur obat lain atau tidak. Yang perlu
diperhatikan, penggunaan antibiotik tak melulu dengan cara diminum
(per oral), tetapi ada pula yang lewat jalur injeksi.
Karena itu, jangan sekali-kali memberi antibiotik sendiri tanpa
sepengetahuan dan resep dari dokter. "Ingat itu berbahaya dan
percuma, karena hanya dokter yang tahu antibiotik A adalah untuk
mengobati kuman yang peka terhadap A," tandas Iwan.
Hal penting lainnya, antibiotik harus dikonsumsi hingga habis supaya
mikroorganisme yang menjadi sasaran antibiotik dapat dimusnahkan
secara tuntas. Bila tak dihabiskan, kemungkinannya mikroorganisme
tersebut akan menjadi kebal terhadap pemberian antibiotik sehingga
penyakit tidak sembuh tuntas.
MENGGANGGU FUNGSI GINJAL
Penggunaan antibiotik yang tak perlu, ujar Dr. rer. nat. Budiawan dari
Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan (PUSKA RKL)
Universitas Indonesia, bisa menyebabkan timbulnya kekebalan
mikroorganisme terhadap antibiotik yang diberikan tersebut. Sehingga,
jika timbul penyakit akibat mikroorganisme yang sudah kebal tersebut,
pemberian antibiotik biasa tak akan mampu menyembuhkan penyakit
tersebut sehingga harus dicari antibiotik yang lebih ampuh.
Selain itu, mengonsumsi antibiotik yang tidak tepat bisa membunuh
bakteri yang justru diperlukan tubuh, dan bisa terjadi gangguan sistem
biokimia dalam tubuh. Efek lainya, bisa mengganggu sistem ekskresi
tubuh, "Dalam hal ini gangguan terhadap fungsi ginjal, mengingat
9
bahan aktif utama senyawa antibiotik tertentu bersifat nefrotoksik atau
racun bagi fungsi sistem ginjal."
KENAPA DOKTER "MENGOBRAL" ANTIBIOTIK?
Sekalipun dampaknya sudah jelas merugikan pasien, namun tetap saja
masih banyak dokter meresepkan antibiotik padahal jelas-jelas penyakit
yang diderita si bayi bukan lantaran kuman. Menurut Iwan, hal ini
dikarenakan perasaan tidak secure seorang dokter dalam mengobati
pasiennya.
Walau begitu, Iwan tetap tak setuju. "Kalau boleh terus terang, hingga
sekarang saya juga bingung dan tak bisa mengerti, kenapa banyak
sekali dokter yang berbuat sebodoh itu, pada anak-anak lagi," katanya
sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Bohong besar, tambah Iwan, jika dokter mengatakan kepada pasienya,
penyakit flu atau pilek yang dideritanya akan bertambah parah jika tak
diobati dengan antibiotik. Karena itu, sebagai pasien atau orang tua
pasien harus berani dengan tegas menolak, "No antibiotik, jika penyakit
yang kita derita bukan karena bakteri." Penolakan seperti ini adalah hak
pasien, lo.
APA, SIH, SEBENARNYA ANTIBIOTIK ITU?
Antibiotik dibuat sebagai obat derivat yang berasal dari makhluk hidup
atau mikroorganisme, yang dapat mencegah pertumbuhan atau
membunuh mikroorganisme lain. "Antibiotik diperoleh dari hasil isolasi
senyawa kimia tertentu yang berasal dari mikroorganisme seperti jamur,
actinomycetes, bakteri. Hasil isolasi tersebut dikembangkan secara
sintetik kimia dalam skala industri," kata Budi.
Akan tetapi, tidak semua makhluk hidup dapat dijadikan antibiotik,
karena antibiotik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Harus efektif pada konsentrasi rendah.
10
2. Harus dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh satu atau
lebih jenis mikroorganisme.
3. Tidak boleh memiliki efek samping bersifat toksik yang signifikan.
4. Harus efektif melawan patogen.
5. Harus dapat disimpan dalam jangka waktu lama tanpa kehilangan
aktivitasnya.
6. Harus dapat dieliminasi dari tubuh secara sempurna setelah
pemberian dihentikan.
7. Harus bersifat sangat stabil agar dapat diisolasi dan diproses dalam
dosis yang sesuai, sehingga segera dapat diserap tubuh.
Gazali Solahuddin. Foto; Iman/nakita
===========================
http://cyberwoman.cbn.net.id/detil.asp?kategori=Mother&newsno=1091
Selain dapat merusak gigi dan tulang, pemberian antibiotika yang tidak
rasional pada si kecil dapat menyebabkannya kebal pada bakteri 'jahat'.
Antibiotika sudah tak asing lagi di telinga. Bahkan, dengan ringannya
kita mengkonsumsinya untuk mengobati penyakit, seperti flu atau
radang tenggorokan. Benarkah antibiotika itu seringan dugaan kita?
Organisme yang dapat dibunuh antibiotika adalah jasad renik seperti
bakteria, kuman, dan parasit. Tetapi virus tidak dapat dibunuh dengan
antibiotika, karena bukan benda hidup. "Virus membutuhkan sel hidup
untuk berkembang biak, oleh karena itu virus tidak bisa dibunuh
antibiotika," ujar Dokter kesehatan anak, Dr Purnamawati Sujud
Pujiarto, SpAK,MMPed.
Virus yang ada di lingkungan sekitar kita pada dasarnya tidak
berkembang biak dan tidak berbahaya. Namun, ketika tersapu tangan
kemudian memegang hidung atau mulut, virus akan terbawa masuk ke
11
dalam tubuh lalu menggunakan perangkat hidup manusia untuk
berkembang biak. "Selama ini banyak anggapan bahwa penyakit yang
disebabkan oleh virus, misal flu atau pilek diobati dengan
mengkonsumsi antibiotika. Padahal tidak seperti itu," ujar lulusan
FKUI ini.
Oleh karena itu, orang tua harus memiliki pengetahuan dasar kesehatan
anak, misalnya batuk-pilek ringan yang disebabkan virus tidak
memerlukan antibiotika. Penyakit yang disebabkan oleh virus itu tidak
ada obatnya. Jadi kapankah saat yang tepat memberikan antibiotika
pada anak?
Pemberian Antibiotika
Sebenarnya, tubuh kita sudah memilki sistem kekebalan (imun) alami
untuk menangkal penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Sel-sel darah
putih bertugas membunuh bakteri yang merugikan, tetapi ada kalanya
sistem imun menurun. Ketika tubuh diserang oleh kuman 'jahat' lalu
sistem imun melemah kemudian timbul infeksi, di saat inilah tubuh
membutuhkan antibiotika. "Karena daya tahan menurun, bisa terjadi
sekunder infeksi karena bakteri jadi lebih mudah masuk ke dalam
tubuh," kata farmakolog, Dr Yati Harwati Pujiarto, SPAK.
Penggunaan antibiotika harus disesuaikan dengan jenis bakteri atau
kumannya. Karena antibiotika bersifat membunuh semua bakteri dalam
tubuh, maka jika tak ada bakteri 'jahat' dalam tubuh sebaiknya tidak
mengkonsumsinya. Seorang peneliti dari Harvard University,
menemukan bahwa banyak sekali kuman dan bakteri yang hidup di
alam semesta ini, tapi hanya kurang dari dua persen saja bakteri yang
merugikan.
Untuk mengenali penyebab infeksi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
yang akurat melalui beberapa tes, salah satunya tes kultur, dengan
mengambil spesimen dari bakteri tersebut kemudian dibiakkan. Setelah
pemeriksaan, akan diketahui jenis bakteri penyebab infeksi misalnya,
kuman gram positif contoh methicillin Stphylococcus aureus, atau
kuman gram negatif seperti E coli, Pseudomonas sp untuk memberikan
12
antibiotik yang sesuai. "Tidak ada antibiotik yang dapat membunuh
semua kuman gram positif dan kuman gram negatif. Ada beberapa
antibiotik yang 'kuat' menghancurkan kuman gram positif namun agak
'lemah' pada kuman gram negatif," ujar Yati. Supaya pemberian
antibiotika tepat, lanjut Dr Yati, harus diketahui tempat infeksinya atau
spektrum aktivitas bakteri. Jika sudah dideteksi asal penyebabnya, maka
diperlukan antibiotik spektrum sempit (neuro spectrum), yaitu aktivitas
anti bakteri berspektrum sempit, yang mengarah pada tempat penyebab
infeksi. Jika infeksi terdapat di beberapa tempat atau sulit terdeteksi
maka diberikan antibiotik spekrum luas (broad spectrum). "Untuk
pemberian dosis antibiotik pada anak umumnya disesuaikan dengan
berat badan dengan rumus tertentu," ujarnya.
Pemberian antibiotika spektrum luas tanpa indikasi yang tepat dapat
mengganggu flora normal usus berupa bakteri gram positif, bakteri
gram negatif, kuman anaerob, serta jamur yang digunakan pada proses
pencernaan dan penyerapan makanan dalam tubuh. Bakteri yang ada di
dalam tubuh umumnya menguntungkan, misalnya bakteri pada usus
yang membantu proses pencernaan dan pembentukan vitamin B dan K.
Pada bayi yang kelebihan antibiotika, bisa mengalami kekurangan
vitamin K yang berguna mencegah pendarahan. Selain itu juga akan
menyebabkan anak menderita penyakit diare karena sistem pencernaan
terganggu dan iritasi di bagian usus akibat zat-zat kimia dari antibiotik.
"Diare disebabkan karena terbunuhnya kuman yang diperlukan untuk
pencernaan dan menjaga ketahanan usus, sehingga bakteri 'jahat'
menguasai tempat tersebut dan merusak proses
pencernaan," jelas Purnamawati.
Akibat lain dari pemberian antibiotika yang tidak tepat adalah timbulnya
kuman yang resisten. Setiap mahkluk ciptaan tuhan memiliki
kemampuan untuk bertahan (survive) begitupun dengan bakteri atau
kuman. Jika jasad renik ini diserang terus menerus maka akan
menciptakan suatu sistem untuk bertahan dengan cara bermutasi
(mengubah bentuk) sehingga sulit dibunuh antibiotika. "Jadi semakin
sering mengkonsumsi antibiotika, makin tinggi pula tingkat kesuburan
kuman-kuman yang menjadi resisten," ujarnya mengingatkan.
13
Menurut Purnamawati, Antibiotika sesuai tingkatannya dibagi menjadi
lini pertama, membunuh jenis kuman tertentu (paling ringan), lini kedua
dan lini ketiga, yaitu antibiotika tergolong berat. "Sebaiknya
penggunaan dimulai dengan pemberian antibiotika lini pertama, jika
tidak responsive baru diberikan antibiotika lini kedua," sarannya. Jika
kuman sudah resisten maka anak membutuhkan antibiotika yang
tergolong 'berat'. "Perlu diwaspadai, antibiotika lini ketiga selain lebih
mahal juga memiliki efek samping,misalnya alergi (gatal-gatal atau
ruam) dan diare," katanya.
Apa Itu Nosokomial?
Superbugs adalah kuman, virus atau bakteri yang memiliki tingkat
kekebalan paling tinggi terhadap antibiotika atau resisten. Anda bisa
menemukannya di rumah sakit, karena banyak menggunakan antibiotika
maka sedikit banyak dapat mengubah profil kuman 'biasa' menjadi
superbugs, yang dikenal sebagai penyebab penyakit nosokomial.
"Karena biasanya kuman-kuman di rumah sakit sudah mengenal banyak
jenis antibiotik, sehingga menjadi kebal, "ujar Yati.
Nosokomial adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri-bakteri
resisten di rumah sakit, dan umumnya diderita oleh pasien yang
menginap di RS. Awalnya penderita nosokomial, hanya terinfeksi kuman
'ringan' namun setelah diperiksa ternyata penderita mengalami infeksi
'berat' yang hanya dapat diatasi antibiotika dosis tinggi. Penularan
kuman di rumah sakit (infeksi nosokomial) terjadi pada sesama pasien
atau lewat petugas kesehatan. Namun jangan khawatir, umumnya
setiap RS melakukan sistem pengendalian infeksi secara ketat.
Perlu diingat antibiotik harus diminum habis sesuai aturan pakainya.
Karena jika kuman belum sempurna dibasmi maka akan resisten.
"Kuman akan berkesempatan membentuk enzim khusus untuk melawan
antibiotik atau mengubah sistem kerjanya agar tidak bisa dibunuh
dengan antibiotika tertentu,"ujarnya. Dr Yati berpesan, orang tua
jangan terlalu berlebihan memberi obat, termasuk antibiotika, pada
anak, karena akan menyebabkan keracunan atau terkena penyakit
Iatrogenic. "Umumnya sistem sekresi pada anak belum sempurna,
14
penumpukan obat atau antibiotika dapat dengan mudah mengganggu
sistem metabolismenya," terangnya.
Jangan gampang memberikan antibiotika pada anak
Dr Yati Harwati Istiarto, SpAK, MMPed memberikan langkah-langkah
yang tepat:
a.. Jika anak terkena demam atau flu, beri kompres pada anak untuk
menurunkan suhu tubuhnya, konsumsi makanan empat sehat lima
sempurna, minum obat antipanas yang biasa dikonsumsi dan perbanyak
minum air putih.
b.. Jika kondisi anak belum juga membaik selama tiga hari dan disetai
kejang-kejang, hubungi dokter secepatnya. "Ada kemungkinan anak
terkena infeksi di bagian tertentu, sehingga perlu penanganan lebih
lanjut dan pemberian antibiotik," ujarnya.
c.. Jika anak terluka, cukup berikan salep atau obat antiseptik.
d.. Jangan lupa membersihkan tangan sebelum makan agar bakteri
yang melekat pada tangan tidak terbawa masuk melalui makanan.
e.. Jika anak diharuskan mengkonsumsi antibiotika, biasanya dokter
memberikan antibiotika kelas ringan yaitu golongan Betalactam seperti
penicillin. "Umumnya diberikan jika infeksinya juga tergolong ringan,
namun pemberian antibiotik juga disesuaikan dengan jenis bakterinya,"
kata Yati.
f.. Pada anak usia dibawah sepuluh tahun, hindari mengkonsumsi
antibiotika jenis Tetracycllin karena dapat merusak gigi (gigi kuning) dan
mengganggu pertumbuhan tulang.
g.. Agar tak salah langkah memberikan antibiotika, saat ini informasi
mengenai kesehatan bisa Anda dapatkan melalui buku, seminar atau
internet yang terpercaya agar Anda lebih rasional dalam bertindak.
15
Selain itu, penggunaan antibiotika harus dibawah pengawasan dokter.
Apa Itu Antibiotika?
Antibiotika berasal dari kata anti dan bios dalam bahasa latin yang
artinya kehidupan, jadi antibiotika adalah zat yang dapat membunuh
atau melemahkan kehidupan jasad renik (jamur, kuman, bakteri, virus).
Menurut Dr Yati Harwati Istiantoro SpFK, Staf pengajar FKUI bagian
Farmakologi, Antibiotik memiliki banyak klasifikasi antara lain
berdasarkan bahan kimiawi yang dikandungnya seperti golongan
penicillin, atau bisa dilihat dari mekanisme kerjanya, apakah antibiotik
membunuh bakteri (cidal) atau menghambat perkembangan bakteri.
Sedangkan ditilik dari proses pembuatannya antibiotika dibagi menjadi 3
yaitu, dibuat secara alami, antibiotik berasal dari bagian dari kuman itu
sendiri atau jamur jenis tertentu. Secara sintetis, mengambil zat-zat
aktif dengan proses reaksi kimiawi. Sedangkan semi sintetis, mengambil
bahan secara alami (jamur atau bakteri) lalu melalui proses fermentasi
dan kimiawi.
Apa perbedaan antara obat biasa dengan antibiotik? Obat umumnya
bekerja aktif pada sel-sel manusia sedangkan antibiotika bekerja
membunuh bakteri dan sedapat mungkin tidak menyentuh sel-sel
manusia. "Antibiotik diserap kemudian diedarkan menuju tempat
penyebab infeksi, hanya kuman yang dibunuh. Sehingga antibiotika
tidak akan berguna jika tubuh tidak terinfeksi, justru malah membunuh
bakteri baik dalam tubuh," papar Yati.
Sumber: Majalah Inspiredkids
=============================
ANTIBIOTIK DAN KEKEBALAN TUBUH PADA ANAK
Sumber : Kompas Minggu, 10 April 2005
ULASAN mengenai perlunya mewaspadai penggunaan antibiotik secara
tidak rasional sudah sering dibahas. Akan tetapi, bagaimanapun,
16
"kampanye" memerangi penggunaan antibiotik secara irasional itu masih
kalah marak dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Anak-anak termasuk bayi adalah golongan usia yang secara tidak
langsung kerap menjadi obyek "ceruk pasar" dari berbagai produk
antibiotik yang diresepkan dokter. Hingga hari ini pun sebagian dokter
masih kerap menunjukkan sikapketidaksukaan jika menghadapi pasien
cerewet alias kritis. Masih banyak pula pasien-yang notabene konsumen
medis-segan banyak bertanya kepada dokter, dan memilih manggutmanggut
saja jika diberi obat apa pun oleh dokter.
"Sebenarnya kan lucu jika kita tidak tahu apa sebenarnya yang kita
bayar. Terlebih yang kita bayar itu untuk dikonsumsi oleh anak kita
yang merupakan amanat Tuhan. Ketidaktahuan ini sering kali dibiarkan
oleh kalangan medis,malah kerap dimanfaatkan," ujar dr Purnamawati S
Pujiarto, SpAK, MMPed, yang aktif mengedukasi para orangtua dalam
mengonsumsi produk dan jasa medis, termasuk melalui milis (mailing
list).
Seperti dipaparkan Purnamawati, antibiotik berasal dari kata anti dan
bios (hidup, kehidupan). Dengan demikian, antibiotik merupakan suatu
zat yang bisa membunuh atau melemahkan suatu makhluk hidup, yaitu
mikro-organisme (jasad renik) seperti bakteri, parasit, atau jamur.
Antibiotik tidak dapat membunuh virus sebab virus memang bukan
"barang" hidup. Ia tidak dapat berkembang biak secara mandiri dan
membutuhkan materi genetik dari sel pejamu, misalnya sel tubuh
manusia, untuk berkembang biak.
Sementara masih kerap terjadi, dokter dengan mudahnya meresepkan
antibiotik untuk bayi dan balita yang hanya sakit flu karena virus.
Memang gejala yang menyertai flu kadang membuat orangtua panik,
seperti demam, batuk, pilek. Antibiotik yang dianggap sebagai "obat
dewa". Pasien irasional seperti ini seperti menuntut dokter menjadi
tukang sihir. Padahal, antibiotik tidak mempercepat, apalagi
melumpuhkan, virus flu.
"Orangtua sebagai yang dititipi anak oleh Tuhan harusnya tak segan17
segan bertanya sama dokter. Apakah anaknya benar-benar butuh
antibiotik? Bukankah penyebabnya virus? Tanyakan itu kepada dokter,"
kata Purnamawati tegas.
Namun, kadangkala menghadapi orangtua yang bersikap kritis, sebagian
dokter beralasan antibiotik harus diberikan mengingat stamina tubuh
anak sedang turun karena flu. Jika tidak diberi antibiotik, hal itu akan
memberi peluangvirus dan kuman lain menyerang.
Mengenai hal itu, Purnamawati menanggapi, "Sejak lahir kita sudah
dibekali dengan sistem imunitas yang canggih. Ketika diserang penyakit
infeksi, sistem imunitas tubuh terpicu untuk lebih giat lagi. Infeksi
karena virushanya bisa diatasi dengan meningkatkan sistem imunitas
tubuh dengan makan baik dan istirahat cukup, serta diberi obat penurun
panas jika suhunya di atas 38,5 derajat Celsius. Jadi, bukan diberi
antibiotik. Kecuali kalau kita punya gangguan sistem imun seperti
terserang HIV. Flu akan sembuh dengan sendirinya, antibiotik hanya
memberi efek plasebo (bohongan)."
Hal senada juga secara tegas dikatakan farmakolog Prof dr Iwan
Darmansjah, SpFk. "Antibiotik yang diberi tidak seharusnya kepada anak
malah merusak sistem kekebalan tubuhnya. Yang terjadi anak malah
turun imunitasnya, lalu sakit lagi. Lalu jika dikasih antibiotik lagi,
imunitas turun lagi dan sakit lagi. Terus begitu, dan kunjungan ke
dokter makin sering karena anak tambah mudah sakit," ujar Iwan.
PURNAMAWATI menggarisbawahi, antibiotik baru dibutuhkan anak
ketika terserang infeksi yang disebabkan bakteri. Contoh penyakit akibat
infeksi bakteri adalah sebagian infeksi telinga, infeksi sinus berat,
radang tenggorokan akibat infeksi kuman streptokokus, infeksi saluran
kemih, tifus, tuberkulosis, dan diare akibat amoeba hystolytica.
Namun jika antibiotik digunakan untuk infeksi yang nonbakteri, hal itu
malah menyebabkan berkembang biaknya bakteri yang resisten.
"Perlu diingat juga, untuk radang tenggorokan pada bayi, penelitian
membuktikan 80-90 persen bukan karena infeksi bakteri streptokokus,
jadi tidak perlu antibiotik. Radang karena infeksi streptokokus hampir
18
tidak pernah terjadi pada usia di bawah dua tahun, bahkan jarang
hingga di bawah empat tahun," kata Purnamawati.
Beberapa keadaan yang perlu diamati jika anak mengonsumsi antibiotik
adalah gangguan saluran cerna, seperti diare, mual, muntah,
mulas/kolik, ruam kulit, hingga pembengkakan bibir, kelopak mata,
hingga gangguan napas. "Berbagaipenelitian juga menunjukkan,
pemberian antibiotik pada usia dini akan mencetuskan terjadinya alergi
di masa yang akan datang," kata Purnamawati tandas.
Kemungkinan lainnya, gangguan akibat efek samping beberapa jenis
antibiotik adalah demam, gangguan darah di mana salah satu antibiotik
seperti kloramfenikol dapat menekan sumsum tulang sehingga produksi
sel-sel darah menurun. Lalu, kemungkinan kelainan hati, misalnya
antibiotik eritromisin, flucloxacillin, nitrofurantoin, trimetoprim,
sulfonamid. Golongan amoxycillin clavulinic acid dan kelompok makrolod
dapat menimbulkan allergic hepatitis. Sementara antibiotik golongan
aminoglycoside, imipenem/meropenem, ciprofloxacin juga dapat
menyebabkan gangguan ginjal.
Jika anak memang memerlukan antibiotik karena terkena infeksi bakteri,
pastikan dokter meresepkan antibiotik yang hanya bekerja pada bakteri
yang dituju, yaitu antibiotik spektrum sempit (narrow spectrum
antibiotic). Untuk infeksi bakteri yang ringan, pilihlah yang bekerja
terhadap bakteri gram positif, sementara infeksi bakteri yang lebih berat
(tifus, pneumonia, apendisitis) pilihlah antibiotik yang juga membunuh
bakteri gram negatif. Hindari pemakaian salep antibiotik (kecuali infeksi
mata), serta penggunaan lebih dari satu antibiotik kecuali TBC atau
infeksi berat di rumah sakit.
Jika anak terpaksa menjalani suatu operasi, untuk mencegah infeksi
sebenarnya antibiotik tidak perlu diberikan dalam jangka waktu lama.
"Bahkan pada operasi besar seperti jantung, antibiotik cukup diberikan
untuk dua hari saja," ujar Iwan. Purnamawati menganjurkan, para
orangtua hendaknya selalu memfotokopi dan mengarsip segala resep
obat dari dokter, dan tak ada salahnya mengonsultasikan kepada ahli
farmasi sebelum ditebus.
19
Sejak beberapa tahun terakhir, sudah tidak ditemukan lagi antibiotik
baru dan lebih kuat. Sementara kuman terus menjadi semakin canggih
dan resisten akibat penggunaan antibiotik yang irasional. Inilah yang
akan menjadi masalah besar kesehatan masyarakat. Antibiotik dalam
penggunaan yang tepat adalah penyelamat, tetapi jika digunakan tidak
tepat dan brutal, ia akan menjadi bumerang.
"Antibiotik seperti pisau bermata dua. Untuk itu, media massa berperan
besar menginformasikan hal ini dan tidak perlu khawatir jika industri
farmasi ngambek tak mau beriklan," tutur Iwan. (SF)
http://www.tabloid-nakita.com/
20
Memacu IQ Selagi Ada Waktu ...
BY DR. AUDREY LUIZE
KCM - Jumat, 16 Desember 2005, 12:53 WIB
Anak cerdas tentu dambaan setiap orang, sebab kecerdasan
merupakan modal tak ternilai bagi si anak untuk mengarungi kehidupan
di hadapannya. Beruntung kecerdasan yang baik ternyata bukan harga
mati, melainkan dapat diupayakan.
Dr. Bernard Devlin dari Fakultas Kedokteran Universitas
Pittsburg, AS, memperkirakan faktor genetik cuma memiliki peranan
sebesar 48% dalam membentuk IQ anak. Sisanya adalah faktor
lingkungan, termasuk ketika si anak masih dalam kandungan.
Untuk menjelaskan peran genetika dalam pembentukan IQ
anak, seorang pakar lain di bidang genetika dan psikologi dari
Universitas Minnesota, juga di AS, bernama Matt McGue,
mencontohkan, pada keluarga kerajaan yang memiliki gen elit,
keturunannya belum tentu akan memiliki gen elit.
"Keluarga bangsawan yang memiliki IQ tinggi umumnya hanya
sampai generasi kedua atau ketiga. Generasi berikutnya belum diketahui
secara pasti, karena mungkin saja hilang, meski dapat muncul kembali
pada generasi kedelapan tau berikutnya," ungkap McGue. "Orang tua
yang memiliki IQ tinggi pun bukan jaminan dapat menghasilkan anak
ber-IQ tinggi pula." Ini menunjukkan genetika bukan satu-satunya
faktor penentu tingkat kecerdasan anak.
Faktor lingkungan, dalam banyak hal, justru memberi andil
besar dalam kecerdasan seorang anak. Yang dimaksud tak lain adalah
upaya memberi "iklim" tumbuh kembang sebaik mungkin sejak si anak
masih dalam kandungan agar kecerdasannya dapat berkembang
optimal. Dengan gizi dan perawatan yang baik misalnya, si Polan bisa
cerdas. Atau dengan menjaga kesehatan secara baik dan menghindari
racun tubuh selagi ibunya mengandung dia, si Putri dapat memiliki
intelegensia baik. Begitu pula dengan memberikan kondisi psikologis
yang mendukung, angka IQ si Tole lebih tinggi dari teman sebayanya.
3
21
Gizi, perawatan, dan lingkungan psikologis itulah faktor lingkungan
penentu kecerdasan anak.
Kisah Helen dan Gladys, sepasang bayi kembar, bisa menjadi
salah satu buktinya. Pada usia 18 bulan mereka dirawat secara terpisah.
Helen hidup dan dibesarkan dalam satu keluarga bahagia dengan
lingkungan yang hidup dan dinamis. Sedangkan Gladys dibesarkan di
daerah gersang dalam lingkungan "miskin" rangsangan intelektual.
Ternyata saat dilakukan pengukuran, Helen memiliki angka IQ 116 dan
berhasil meraih gelar sarjana dalam bidang Bahasa Inggris. Sebaliknya
Gladys terpaksa putus sekolah lantaran sakit-sakitan dan IQ-nya 7
angka di bawah saudara kembarnya.
Gizi dan perilaku ibu
Dr. Devlin menemukan bukti bahwa keadaan dalam kandungan
juga sangat berpengaruh pada pembentukan kecerdasan. "Ada otak
substansial yang tumbuh dalam kandungan," jelasnya. "IQ sangat
tergantung pada bobot lahir bayi. Anak kembar, rata-rata memiliki IQ 4
– 7 angka di bawah anak lahir tunggal karena umumnya bayi kembar
memiliki bobot badan lebih kecil," tambahnya.
Lebih dari 20 tahun terakhir berbagai penelitian juga
mengungkapkan korelasi positif antara gizi, terutama pada masa
pertumbuhan pesat, dengan perkembangan fungsi otak. Ini berlaku
sejak anak masih berbentuk janin dalam rahim ibu. Pada janin terjadi
pertumbuhan otak secara proliferatif (jumlah sel bertambah), artinya
terjadi pembelahan sel yang sangat pesat. Kalau pada masa itu asupan
gizi pada ibunya kurang, asupan gizi pada janin juga kurang. Akibatnya
jumlah sel otak menurun, terutama cerebrum dan cerebellum, diikuti
dengan penurunan jumlah protein, glikosida, lipid, dan enzim. Fungsi
neurotransmiternya pun menjadi tidak normal.
Dengan bertambahnya usia janin atau bayi, bertambah pula
bobot otak. Ukuran lingkar kepala juga bertambah. Karena itu, untuk
mengetahui perkembangan otak janin dan bayi berusia kurang dari
setahun dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan mengukur
lingkar kepala janin.
22
Begitu lahir pun, faktor gizi masih tetap berpengaruh terhadap
otak bayi. Jika kekurangan gizi terjadi sebelum usia 8 bulan, tidak cuma
jumlah sel yang berkurang, ukuran sel juga mengecil. Saat itu
sebenarnya terjadi pertumbuhan hipertropik, yakni pertambahan besar
ukuran sel. Penelitian menunjukkan, bayi yang menderita kekurangan
kalori protein (KKP) berat memiliki bobot otak 15 – 20% lebih ringan
dibandingkan dengan bayi normal. Defisitnya bahkan bisa mencapai
40% bila KKP berlangsung sejak berwujud janin. Karena itu, anak-anak
penderita KKP umumnya memiliki nilai IQ rendah. Kemampuan
abstraktif, verbal, dan mengingat mereka lebih rendah daripada anak
yang mendapatkan gizi baik.
Asupan zat besi (Fe) juga diduga erat kaitannya dengan
kemampuan intelektual. Untuk membuktikan-nya, Politt melakukan
penelitian terhadap 46 anak berusia 3 – 5 tahun. Hasilnya menunjukkan,
anak dengan defisiensi zat besi ternyata memiliki kemampuan
mengingat dan memusatkan perhatian lebih rendah. Penelitian Sulzer
dkk. Juga menunjukkan anak menderita anemia (kurang darah akibat
defisiensi zat besi) mempunyai nilai lebih rendah dalam uji IQ dan
kemampuan belajar.
Maka atas dasar hasil penelitian tadi, kita bisa mengatur
makanan anak sejak janin. Ketika anak masih dalam kandungan, si ibu
mesti makan untuk kebutuhan berdua dengan gizi yang baik.
Perilakunya juga mesti dijaga agar tidak memberi pengaruh buruk
terhadap janin. Pasalnya, perilaku "buruk" ibu hamil, merokok misalnya,
ternyata juga menjadikan IQ anak rendah.
Penelitian David L. Olds et. al. (1994) dari Departement of
Pediatrics, University of Colorado di Denver, AS, menunjukkan bayi- bayi
yang lahir dari ibu perokok memiliki faktor potensial ber-IQ rendah,
seperti bobot lahir rendah, lingkar kepala lebih kecil, lahir prematur, dan
perawatan saat di ICU lebih lama dibandingkan dengan bayi dari ibu
tidak merokok selama hamil. Anak dari ibu perokok selama hamil pada
usia 12 – 24 bulan memiliki nilai IQ 2,59 angka lebih rendah, pada 36 –
48 bulan memiliki nilai IQ 4,35 angka lebih rendah ketimbang IQ anak
dari ibu tidak merokok saat hamil.
23
Menurut David, asap rokok diduga akan mengurangi pasokan
oksigen yang sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan sistem
syaraf janin. Nikotin rokok akan membuat saluran utero-plasental
menyempit. Akibatnya, sel-sel otak bayi akan menderita hypoxia atau
kekurangan oksigen. Asap rokok juga akan memicu terjadinya proses
carboxy hemoglobin, yaitu sel-sel darah yang semestinya mengikat
oksigen malah mengikat CO dari asap rokok. Selain itu, asap rokok juga
mengandung sekitar 2.000 – 4.000 senyawa kimia beracun yang secara
langsung mengganggu dan merusak berbagai proses tumbuh kembang
sel- sel dan sistem syaraf.
Merokok selama hamil juga berpengaruh pada kekurangan zat
gizi yang diperlukan dalam proses tumbuh kembang sel otak. Misalnya,
kebutuhan zat besi akan meningkat karena harus memenuhi keperluan
pembentukan sel-sel darah yang banyak mengalami kerusakan. Hal ini
akan mengurangi kemampuan dan persediaan zat gizi lainnya, seperti
vit. B- 12 dan C, asam folat, seng (Zn), dan asam amino. Zat-zat gizi
tsb. dilaporkan sangat diperlukan dalam proses tumbuh kembang sel-sel
otak janin. Jika terjadi kekurangan zat-zat gizi esensial, proses tumbuh
kembang otak tidak optimal, sehingga nilai IQ pun menjadi lebih
rendah.
Setelah lahir, asupan gizi bagi bayi juga harus dijaga tetap baik.
Idealnya, anak mendapatkan ASI secara eksklusif sampai usia 4 – 6
bulan. Jenis makanan, selain ASI, untuk bayi dan anak balita sebaiknya
dibuat dari bahan makanan pokok (nasi, roti, kentang, dll.), lauk pauk,
bebuahan, air minum, dan susu sebagai sumber protein dan energi.
Jangan lupa, bahan makanan harus diolah sesuai tahap perkembangan
dari lumat, lembek, selanjutnya padat. Secara keseluruhan asupan
makanan sehari harus mengandung 10 – 15% kalori dari protein, 20 –
35 % dari lemak, dan 40 – 60% dari karbohidrat.
Menu seimbang diberikan sesuai kebutuhan dan tidak
berlebihan. Sejak awal balita, jika memungkinkan, anak diberi susu
sebanyak 500 ml. Namun, jika ASI cukup, susu pengganti tidak perlu
diberikan hingga usia dua tahun.
Perhatian juga mesti diberikan terhadap jadwal pemberian
makanan. Makan besar tiga kali (sarapan, makan siang, dan malam),
24
makan selingan (makan kecil) dua kali yang diberikan di antara dua
waktu makan besar, air minum diberikan setelah makan dan ketika anak
merasa haus, serta susu diberikan dua kali, yakni pagi dan menjelang
tidur malam.
Untuk mengetahui kecukupan gizi pada anak ada dua cara yang
bisa digunakan. Pertama cara subjektif, yakni mengamati respon anak
terhadap pemberian makanan. Makanan dinilai cukup jika anak tampak
puas, tidur nyenyak, aktifitas baik, lincah, dan gembira. Anak cukup gizi
biasanya tidak pucat, tidak lembek, dan tidak ada tanda-tanda
gangguan kesehatan.
Cara kedua adalah dengan pemantauan pertumbuhan secara
berkala. Cara ini dilakukan dengan mengukur bobot dan tinggi anak,
dilengkapi dengan mengukur lingkar kepala pada anak sampai usia 3
tahun. Hasil pengukuran dibandingkan dengan data baku untuk anak
sebaya. Jika ditemukan tanda-tanda kurang sehat, seperti pucat atau
rambut tipis dan kemerahan, anak perlu diperiksa secara medis. Ada
baiknya juga dilakukan pemeriksaan psikologis, terutama bila ada
kemunduran prestasi belajar.
Tempat tinggal dan cerita
Selain faktor gizi dan perawatan, apa yang dilihat, didengar, dan
dipelajari anak, sejak dalam kandungan sampai usia lima tahun, sangat
menentukan intelegensia dasar untuk masa dewasanya kelak. Setelah
usianya melewati lima tahun, secara potensial IQ-nya telah tetap.
Dengan begitu, masa itulah merupakan "kesempatan emas" bagi kita
untuk memacu tingkat kecerdasan anak.
Menurut Jean Piaget, psikolog dari Swis, semakin banyak hal
baru yang dilihat dan didengar, si anak akan semakin ingin melihat dan
mendengar segala sesuatu yang ada dan terjadi di lingkungannya.
Karenanya disarankan agar orang tua memperkaya lingkungan tempat
tinggal (kamar tidur atau kamar bermain) bayi dengan warna dan bunyibunyian
yang merangsang. Umpamanya, gambar-gambar binatang atau
bunga, musik, kicauan burung, dsb. Semuanya mesti tidak menimbulkan
ketakutan dan kegaduhan pada anak.
25
Para pakar juga yakin lingkungan verbal bagi anak juga tak
kalah pentingnya. Bahasa yang didengarkan anak bisa meningkatkan
atau menghambat kemampuan dasar berpikirnya. Penelitian hal ini
dilakukan psikolog Rusia. Ia membayar para ibu keluarga miskin untuk
membacakan cerita dengan suara keras untuk bayi mereka masingmasing
selama 15 – 20 menit setiap hari. Menjelang berusia 1,5 tahun,
bayi menjalani pengukuran. Hasilnya, bayi-bayi itu memiliki kemampuan
berbahasa yang lebih baik ketimbang bayi-bayi seusianya di daerah
yang sama.
Penelitian lain dilakukan di sebuah sekolah perawat di New
York, AS, terhadap dua kelompok anak usia tiga tahun. Masing-masing
anak diperlakukan secara berbeda. Kelompok pertama diberi pelajaran
berbahasa selama 15 menit setiap hari. Kelompok kedua diberi
perhatian khusus juga selama 15 menit tanpa pelajaran bahasa. Setelah
4 bulan ternyata kelompok pertama mendapatkan kenaikan intelegensia
rata-rata sebesar 14 angka. Sedangkan kelompok kedua kenaikan rataratanya
cuma 2 angka. Nah, untuk mendapatkan anak cerdas ternyata
gampang. Cuma dengan memberi makanan sehat, perawatan baik, dan
lingkungan psikologis yang mendukung sejak dalam kandung hingga
usia lima tahun, besar kemungkinan harapan kita akan tercapai.
26
METHYLMALONIC ACIDEMIA SEBABKAN BAYI
GAGAL TUMBUH
Gangguan metabolisme umumnya ditunjukkan dengan berat badan
yang tak kunjung meningkat. Pada gangguan metabolisme yang disebut
Methylmalonic Acidemia (MMA), ASI dan susu formula biasa justru tak
boleh dikonsumsi bayi.
Berat badan bayi memang tidak berbanding lurus dengan kesehatannya.
Namun jika si kecil tak kunjung mengalami kenaikan berat badan, orang
tua harus segera waspada. Terlebih jika disertai gejala lain seperti
susunya sering dimuntahkan, badan terkulai lemah, dan tonggak
perkembangannya tidak berhasil dicapai. Bisa jadi si kecil gagal tumbuh
akibat metabolisme tubuhnya terganggu.
Untuk menentukan apa yang menjadi faktor penyebab terganggunya
pertumbuhan anak, tentu membutuhkan observasi lebih dalam. Selain
untuk akurasi diagnosa, kemungkinan penyebabnya pun sangat banyak.
Salah satunya mungkin methylmalonic acidemia (MMA).
"Gangguan pertumbuhan merupakan salah satu gejala MMA," kata Dr.
Naomi Esthernita, Sp.A. Apa yang dimaksud dengan MMA? "MMA adalah
suatu kelainan metabolisme bawaan (inborn errors of metabolism).
Yakni hambatan metabolisme protein terutama asam amino esensial
valine dan isoleucine untuk menjadi produk-produk baru yang
diperlukan tubuh," lanjut dokter spesialis anak dari RS Siloam
Gleneagles, Lippo Cikarang.
Dengan hambatan tersebut, berarti tubuh bayi tidak bisa menerima
asupan ASI maupun susu formula biasa. Bisa dibayangkan, betapa berat
hidup si bayi jika harus menerima asupan yang justru berakibat buruk
bagi metabolisme tubuhnya. Hal ini terjadi karena enzim yang
mengubah asam metil malonat yaitu metylmalonyl CoA mutase terlalu
sedikit bahkan tidak diproduksi. Kemungkinan lain, faktor pendukung
yang diperlukan agar enzim dapat bekerja, yaitu vitamin B12, tidak
memadai.
4
27
WASPADAI GEJALANYA
Tidak semua gangguan yang terjadi dalam tubuh terlihat dengan
mudah. Adakalanya fakta itu jauh tersembunyi di dalam tubuh, hingga
untuk menelisiknya pun membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang
cermat serta peralatan canggih, seperti yang terjadi pada MMA.
"Gangguan ini sangat sulit terdeteksi. Apalagi untuk mendapatkan hasil
laboratorium yang akurat mengenai adanya gangguan ini belum bisa
dilakukan di Indonesia," ungkap dr. Dwi Putro Widodo, Sp.A., dari RS
Siloam Gleneagles, Lippo Karawaci yang ditemui pada kesempatan
terpisah.
Jadi paling tidak, waspadai indikator adanya gangguan pada anak,
antara lain:
* Malas makan dan minum
* Makanan atau minuman yang masuk sering dimuntahkan
* Otot lemah
* Pertumbuhan dan perkembangan terganggu
* Infeksi jamur berulang
* Muka dismorfik
* Kadang-kadang terdapat pembesaran hati.
Namun memang, indikator tadi bukan merupakan gejala yang spesifik.
Artinya, tidak hanya gangguan MMA saja yang ditandai dengan gejala
sejenis. "Kemungkinan gangguan metabolisme tubuh dengan gejala
serupa sangatlah banyak. Sementara, pemeriksaan laboratorium di
Indonesia belum cukup memadai. Oleh dokter nantinya sampel darah
akan dikirim ke laboratorium yang mempunyai fasilitas lebih lengkap
seperti di Australia untuk menegakkan diagnosa," lanjut Dwi.
Senada dengan Dwi, Naomi pun memberikan pendapatnya, "Jadi untuk
mengetahui secara dini, sebaiknya dilakukan skrining pada bayi baru
lahir (newborn screening). Caranya, gunakan noktah darah kering di
kertas saring untuk dikirimkan ke laboratorium yang berkompetensi
untuk itu." Namun tentu saja biaya pemeriksaan ini tidaklah murah.
Mengingat kondisi masyarakat Indonesia, bisa dimaklumi jika tidak
banyak kalangan yang mampu melakukannya.
28
DITURUNKAN ORANG TUA
Rumitnya menelisik gangguan ini menyebabkan MMA sering lolos dari
pengamatan orang tua. Lain hal bila gejala yang menyertainya memang
sudah sangat jelas. "Waktu lahir, bayi dengan MMA biasanya normal
sehingga sulit membedakannya dengan bayi tanpa MMA," tutur Naomi.
Meski gangguan ini sudah bisa ditemukan sejak bayi baru lahir, tapi
umumnya gejalanya baru timbul setelah si bayi mengonsumsi protein
dari ASI atau PASI. "Yang merepotkan, gejala sudah timbul sementara
hasil pemeriksaan belum ada mengingat proses pemeriksaan di
laboratorium sedemikian rumit dan belum bisa dilakukan di sini. Bila
demikian, sebaiknya lakukan pembatasan asupan protein (antara lain
dari ASI dan PASI) untuk mencegah berlanjutnya gejala," lanjut Naomi.
MMA diturunkan secara autosomal resesif. Artinya, kedua orang tua
membawa gen abnormal, tapi tidak selalu menimbulkan gejala karena
tertutup oleh kerja gen yang normal. Baru jika kedua gen abnormal
tersebut bertemu, maka si bayi yang dilahirkan akan menderita MMA.
"Orang tua yang terdeteksi mempunyai kelainan ini, sebaiknya segera
waspada begitu mempunyai bayi," saran Dwi.
Sedangkan faktor pola makan, gaya hidup, polusi dan sebagainya,
menurut Dwi tidak ada kaitannya dengan kasus ini. "Pola makan orang
tua yang tidak benar saat hamil tidak akan memunculkan kelainan ini
pada bayinya. Jadi gangguan ini sepenuhnya adalah faktor keturunan,"
papar Dwi.
Secara umum gangguan ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu
gangguan yang terjadi karena defisien (kekurangan) enzim atau karena
defisien co-factor. Oleh sebab itu penatalaksanaannya pun dibedakan
menjadi dua, yakni:
* Defiasi enzim
Jika karena defisien enzim, maka dilakukan pembatasan asupan asam
amino esensial valine dan isoleucine dengan memberikan susu formula
khusus pada bayi. Sebelum susu formula khusus didapat, cairan
29
makanan pengganti sementara akan diberikan di bawah pengawasan
dokter.
* Defiasi co-factor
- Jika defisien co-factor yang terjadi, cukup diberikan vitamin B12.
- Kondisi stres yang dapat menimbulkan katabolisme protein tubuh
harus dihindari.
Selain itu, lanjut Dwi, bukan tidak mungkin bayi dengan MMA ini juga
mempunyai gangguan fungsi organ tubuh lainnya. "Dokter perlu
mewaspadai. Misalnya gangguan saraf otak, gangguan ginjal, dan
sebagainya sehingga penanganannya bisa menyeluruh."
KASUSNYA JARANG
Seperti sudah disebut di atas, gangguan ini teramat sulit dideteksi.
Namun, bukan berarti kalau dibiarkan saja tidak akan membawa efek
buruk seperti, "Yang jelas terlihat adalah gangguan tumbuh kembang
anak. Biasanya bayi terlihat kurus karena sulit makan dan makanan
yang masuk pun sering dimuntahkan. Bahkan dalam keadaan stres
dapat menyebabkan koma sampai kematian," kata Dwi.
Meski kasusnya tergolong jarang, sebaiknya orang tua tetap waspada.
Untuk itu Naomi menyarankan beberapa hal berikut:
* Kalau memang memungkinkan, sebaiknya lakukan newborn screening
pada setiap bayi baru lahir untuk mendeteksi adanya kelainan
metabolisme bawaan secara dini, termasuk kelainan MMA ini.
* Bila mempunyai bayi dengan gangguan pertumbuhan atau
perkembangan, sebaiknya konsultasikan pada dokter anak.
* Bila ada anggota keluarga yang mempunyai kelainan seperti itu,
sementara pasangan suami istri ingin punya anak lagi, sebaiknya
lakukan konsultasi genetik untuk mendeteksi kelainan ini melalui
prenatal diagnosis.
Marfuah Panji Astuti.
Ilustrasi. Pugoeh (Nakita)
30
“Cup…Cup… Sayang!” Jangan menangis lagi ya…
“Apa yang terjadi…?? Mengapa anakku menangis seperti ini… Adakah
sesuatu yang salah dengannya…?? Andai saja ia sudah bisa mengatakan
keluhannya…” Wajar… apabila anda memiliki pemikiran semacam itu,
memang sulit menebak kemauan si kecil yang hanya disampaikan
melalui tangisannya.
Sementara itu, sebagai seorang ibu yang bisa anda lakukan hanyalah
menebak-nebak keinginan buah hati tersayang.
Salah-salah… bukan tangisannya yang berhenti, tetapi malah semakin
menjadi. Kalau sudah begitu, semua orang jadi panik dan sibuk
membuat prediksi.
Oleh karena itu, cobalah kenali beberapa sebab yang biasanya membuat
si kecil menangis:
Merasa Lapar
Biasanya, saat merasa lapar bayi cenderung nampak gelisah, banyak
gerak, dan menimbulkan keributan tersendiri. Sehingga… setiap kali si
kecil menangis, pastikan terlebih dahulu apakah ia merasa lapar atau
tidak.
Bila ternyata benar bahwa si kecil merasa lapar dan terlanjur menangis,
Jangan khawatir!! berikanlah ia susu. Memang… tangisannya tidak akan
serta merta mereda. Tetapi… saat ia merasa kenyang, maka ia akan
segera berhenti menangis.
Popoknya Perlu Diganti
Beberapa bayi akan segera memberikan reaksi saat popok mereka
sudah layak ganti. Tetapi… beberapa lainnya, malah merasa hangat dan
nyaman saat popok mereka basah. Jadi…jangan heran, bila ternyata
suatu saat nanti anda menemukan anak anda tidak memberikan reaksi
padahal popoknya sudah layak ganti. Yang perlu anda lakukan hanyalah
5
31
memeriksanya setiap periode waktu tertentu dan menggantinya bila
perlu, untuk mencegah terjadinya ruam popok.
Kepanasan/Kedinginan
Terutama untuk para bayi yang baru lahir, mereka cenderung nyaman
apabila mereka merasa hangat dan terlindungi. Jadi… mereka akan
menangis untuk menunjukan ketidaknyamanan mereka, saat mereka
merasa kedinginan. Seperti misalnya, saat anda mengganti popok,
pakaian, atau bahkan memandikan mereka.
Minta Digendong dan Dipeluk
Pada beberapa bulan pertama setelah kelahiran, bayi lebih senang bila
ditimang-timang. Karena saat-saat seperti itu bisa mereka gunakan
untuk mengenali wajah, suara, dan “bau” kerabat dan orang tuanya,
terutama sang ibu.
Terlalu Lelah
Bayi yang baru lahir masih mengalami kesulitan untuk menyaring
berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Seperti misalnya
perubahan tingkat pencahayaan, kebisingan, dan banyaknya orang yang
bergantian menggendong. Melalui tangisannya, seakan si kecil berusaha
menyampaikan rasa lelahnya. Untuk mengatasinya, bawalah ia ke
tempat yang lebih sepi dan tenang. Setelah si kecil berhasil
ditenangkan, cobalah untuk menidurkannya.
Merasa Tidak Nyaman
Apabila anda merasa yakin bahwa si kecil sudah disusui, diganti pakaian
atau popoknya, dan sudah diletakkan pada tempat yang nyaman, tetapi
bayi masih tetap menangis. Coba periksa temperatur badannya, untuk
mengetahui apakah ia sedang mengalami masalah kesehatan dan
memerlukan penanganan secara medis. Jadi… nantinya anda bisa
memahami sinyal yang diberikan oleh si kecil melalui tangisannya.
32
Kemungkinan lainnya
Kadangkala… anda sulit menemukan penyebab menangisnya si kecil.
Bahkan setiap bayi yang baru lahir membutuhkan waktu yang berbeda
untuk bisa ditenangkan kembali. Jangan panik apabila ternyata
beberapa kemungkinan yang telah disebutkan diatas tidak terjadi dan
bayi masih tetap menangis. Cobalah beberapa tips berikut ini untuk
mengatasinya:
• Selimuti dan peluklah ia
• Perdengarkan irama lagu lembut penghantar tidur
• Lakukanlah gerakan mengayun ringan, saat anda membuainya
• Belai lembut perutnya
• Biarkan ia menghisap sesuatu
• Tenangkan diri, jangan panik dan mintalah saran dari kerabat yang
lebih berpengalaman
33
Pemberian ASI
Artikel ini merupakan salah satu hasil kerjasama situs www.bayi.us
dengan Dr. P. Harun, seorang dokter di daerah Pondok Gede. Beliau
telah bekerja sebagai dokter keluarga selama puluhan tahun. Dikaitkan
dengan pengalamannya seputar pertanyaan yang sering diajukan oleh
para ibu hamil yang menjadi pasiennya, maka beliau mampu
menyusunnya menjadi sebuah artikel.
Dan setiap artikel yang telah beliau susun akan dikirim setiap
minggunya kepada para anggota situs www.bayi.us.
Kami berharap keberadaan artikel ini dapat bermanfaat sebagai
salah satu panduan kesehatan keluarga anda, terutama bagi para ibu
dan calon ibu. Artikel yang dibahas berikut ini yaitu tentang “hal yang
perlu diperhatikan seputar pemberian ASI.” Selamat membaca!!
Pertanyaan Ibu Seputar Pemberian ASI
Beberapa ibu segan menyusui anaknya sendiri, karena khawatir
bentuk tubuhnya akan rusak. Ibu yang sedang menyusui memerlukan
cukup makanan agar dapat memproduksi ASI bagi bayinya. Ibu perlu
mengatur dietnya sedemikian rupa, sehingga selain tidak merusak
tubuh, juga memberikan cukup zat-zat bergizi bagi bayi.
Selama proses kehamilan dan hari-hari setelah melahirkan,
payudara akan membesar pada ibu yang menyusui anaknya maupun
yang tidak. Pembesaran payudara ini menyebabkan bentuk payudara
menggantung kelak meskipun ibu tidak menyusui. Setelah bayi berumur
satu minggu dan ASI sudah tersalurkan, maka payudara tidak menonjol
lagi. Beberapa ibu yang tidak menyusui anaknya mungkin memiliki
payudara yang menggantung, sedangkan ibu-ibu yang lain yang
menyusui beberapa orang anak masih memiliki payudara yang indah.
6
34
2 (dua) hal yang harus selalu anda perhatikan, yaitu:
• Pertama
Pakailah BH yang sesuai dengan ukurannya dan nyaman dipakai.
Jika perlu gantilah BH dengan ukuran yang lebih besar, maksudnya
untuk mencegah pengendoran kulit dan jaringan di bawahnya ketika
payudara makin besar dan makin berat. Pilihlah BH yang mudah
menyerap air, terutama jika ASI tumpah saat payudara penuh. Dan
pada saat menyusui, gunakanlah BH bukaan depan.
• Kedua
Jagalah berat badan anda! Kegemukan mengakibatkan payudara
cepat menggantung meskipun anda tidak menyusui anak. Banyak
wanita yang bercita-cita untuk menyusui anak merasa khawatir apakah
ukuran payudara mereka cukup besar untuk menyediakan cukup susu
bagi bayi-bayi mereka. Seorang wanita yang tidak sedang hamil dan
tidak sedang menyusui memiliki payudara yang sebagian besar terdiri
dari jaringan lemak dan sebagian kecil terdiri dari jaringan kelenjar.
Makin besar payudara, makin kaya akan jaringan lemak. Payudara yang
kecil, memiliki jaringan lemak yang lebih sedikit pula.
Selama kehamilan, dibawah pengaruh hormon-hormon tertentu
yang diproduksi tubuh, pertumbuhan kelenjar payudara sangat
dirangsang. Pembuluh-pembuluh darah pun ikut membesar, malah
pembuluh darah balik yang ada di bawah permukaan kulit tampak
melebar dan menimbulkan warna kebiruan. ASI yang diproduksi dan
ditimbun cukup ikut memperbesar payudara.
Jadi jelaslah bahwa bukan ukuran payudara sendiri yang
mempengaruhi cukup tidaknya produksi ASI. Sepanjang bayi anda
disusui dan menyusu dengan benar, jumlah produksi susu tergantung
dari seberapa banyak bayi anda meminumnya. Jika ukuran payudara
anda kecil, bisa disiasati dengan cara lebih sering menyusui bayi anda.
Semakin sering menyusui, maka semakin banyak pula ASI yang
dihasilkan.
35
Infant Massage
Tiffany Field, Ph.D.
Touch Research Institute
University of Miami School of Medicine
Edited from the Zero to Three Journal, October/November 1993
The Calcutta mother lays her infant on his stomach on the
mother’s outstretched legs, and the body parts are individually
stretched. Warm water and soap are applied to the lower extremities for
massage, followed by the arms, back, abdomen, neck and face. The
massage looks extremely rigorous (almost rough), so it is not surprising
that the infant (following swaddling) then sleeps for prolonged periods.
The Indian infant massage is a daily routine that begins in the first days
of life. Some have related the precocious motor development of these
infants to their daily massage. Infant massage therapists are not
surprised, as they maintain that the massage provides both stimulation
and relaxation. It stimulates respiration, circulation, digestion and
elimination. They claim that infants who are massaged sleep more
soundly and that the massage relieves gas and colic and helps the
healing process during illness by easing congestion and pain.
Infant massage is a common child care practice in many parts of
the world, most especially Africa and Asia. For example, infants are
massaged for several months of their life in Nigeria, Uganda, India, Bali,
Fiji, New Guinea, New Zealand (among the Maori), Venezuela and the
Soviet Union (Auckett, 1981). In most of these countries the infant is
given a massage with oil following the daily bath and prior to sleep
time.
Infant massage in the Western world
In Eurocentric cultures, infant massage is only recently being
discovered and researched. In the United States, for example, massage
therapy schools are beginning to teach infant massage. Infant massage
therapists have founded a national organization of approximately 4,000
7
36
therapists, and those therapists in turn are setting up institutes to teach
parents infant massage. The techniques they use are based primarily on
the teachings of two massage therapists who trained in India (Amelia
Auckett who published a book on infant massage in 1981 and Vimala
Schneider McClure who published a similar book on infant massage in
1989).
Although these infant massage training groups are located now in
most parts of the United States, very little research has been conducted
on the use of infant massage with healthy infants. Working with healthy
infants, infant massage training groups report that massage:
• Facilitates the parent-infant bonding process in the development of
warm, positive relationships;
• Reduces stress responses to painful procedures such as
inoculations;
• Reduces pain associated with teething and constipation;
• Reduces colic;
• Helps induce sleep; and
• Makes parents "feel good" while they are massaging their infants.
They report that infants who are blind and/or deaf become more
aware of their bodies, and that infants born prematurely and infants
with cerebral palsy also benefit by more organized motor activity.
Massage therapy with preterm infants
Most of the data on the positive effects of infant massage
comes from studies on preterm infants. Most of these investigators
reported greater weight gain and better performance on developmental
tasks for the preterm infants receiving massage therapy.
Interestingly, those who did not report significant weight gain
among massaged infants used a light stroking procedure, which we
have since found is aversive to babies, probably because it is
experienced as a tickle stimulus.
37
One of the studies used in this meta-analysis was conducted in
our lab starting in 1984. The massage sessions were comprised of 3
five-minute phases. During the first and third phases, tactile stimulation
was given. The newborn was placed in a prone position and given
moderate pressure stroking of the head and face region, neck and
shoulders, back, legs and arms for five one-minute segments. The
Swedish-like massage was given because, as already noted, infants
preferred some degree of pressure, probably because the light stroking
was experienced as a tickle stimulus.
The results of this study (published in Pediatrics in 1986) suggested
that:
• The massaged infants gained 47 percent more weight, even though
the groups did not differ in calorie intake;
• The massaged infants were awake and active a greater percentage
of the observation time (much to our surprise, since we had
expected that the massage would stimulate a soporific state and
greater sleep time, leading to weight gain via lesser energy
expenditure and calories);
• The massaged infants showed better performance on the Brazelton
Scale on habituation, orientation, motor activity and regulation of
state behavior;
• The massaged infants were hospitalized, on average, six fewer days
than the control infants, yielding a savings in hospital costs of
approximately $3,000 per infant.
Depressed mothers massaging their infants
Because we need a cost effective way to deliver massage
therapy to infants, and because parents as massage therapists may
benefit themselves from giving massage, and because the massage
experience may improve the parent-infant relationship, in our studies
we are increasingly teaching parents to administer massage therapy. In
a study currently underway, we are teaching mothers who are
depressed to massage their infants. We want to examine the effects of
38
the massage therapy on the infants’ disorganized interaction behavior
and their disturbed sleep patterns.
Adolescent mothers who have high Beck Depression Inventory
scores are recruited for the study shortly after their infants are born.
For this study we have asked the depressed mothers to perform a 15-
minute massage daily for a two-week period. Preliminary results
suggest the following:
?? Infants’ drowsiness and quiet sleep increased immediately
following the massage, and activity decreased, as might be
expected;
?? The infants’ latency to sleep was shorter following the massage
therapy study (by the end of the two-week period the latency to
sleep decreased from 22 to 9 minutes);
?? The infants showed increased vocalizations, decreased
restlessness and improved affect during mother-infant play
interactions, and the mother’s play behavior became more ageappropriate;
?? The infants’ fussiness decreased after the two-week period; and
?? The infants’ depressed mothers perceived their “depressed”
infants as being easier to soothe.
These data on decreased fussiness and more organized sleep
suggested that we should conduct studies having parents massage their
colicky infants and their infants with sleep disturbances. Thus, we are
using the same model for those groups.
Grandparent volunteers as massage therapists
“Grandparent” volunteers offer another cost-effective way of
delivering massage therapy to infants. (Our volunteers are not biological
grandparents of the children, but simply retired people who would
rather be called “grandparent volunteers” than “elderly volunteers” or
“senior citizens.”) They belong to an organization of volunteers and
have had many years of experience with young children. In an ongoing
study, grandparent volunteers are being trained to massage children
39
who have been neglected and/or abused, physically and sexually, and
are now living in a shelter.
The study is designed to measure the effects of massage
therapy on both the children and the volunteer grandparents of their
giving the massage. (The elderly, like young children, experience failure
to thrive, probably secondary to touch deprivation.) Our objective is to
reduce both the grandparents’ touch deprivation and the infants’ touch
deprivation, as well to reduce any touch aversions the infants might
retain from having been sexually or physically abused.
The infants in this study ranged in age from three to 18
months. Since the grandparent volunteers were their primary caregivers
in the shelter for the morning hours, the massage therapy sessions
were a structured program integrated into the infants’ daily caregiving
routine. The preliminary results suggest the following results for the
infants:
?? Drowsiness and quiet sleep increased and activity decreased
following the massage;
?? After one month of massage therapy, alertness and tracking
behaviors increased; and
?? Behavioral observations suggested increased activity, sociability
and soothability.
?? For the volunteer grandparent massage therapists, a
preliminary analysis of the data suggested that:
?? The grandparent volunteers reported less anxiety and fewer
symptoms of depression and an improved mood after receiving
the massage;
?? Their stress levels decreased;
?? Their lifestyle improved, with more social contacts, fewer trips
to the doctor’s office and fewer cups of coffee; and
?? They reported improved self-esteem.
These effects appeared to be greater for the grandparents
following a month of providing the infants with massage than they were
following a month of receiving their own massages. These data suggest
the power of massage therapy not only for the infants but for the adults
40
who are massaging the infants, making it possible to cost effectively
provide infants with massage therapy.
We have since discovered many other groups of infants who
might benefit from massage therapy, such as those with cancer and
spina bifida, as well as adults with different medical conditions that
could improve from providing the therapy. The benefits of massage with
normal infants, however, should not be overlooked, as often happens
when so many infants have clinical problems needing treatment.
Images of infants in Romanian orphanages remind us that children need
physical contact for normal growth and development. Our culture’s
increasing restrictions on touching children (because of concerns about
potential child abuse) may have severe consequences. In cultures and
parts of the world without touch taboos, infants thrive (as do their
parents) on this pleasurable physical contact.
For more information contact Tiffany Field, Ph.D., Director, Touch Research Institute,
University of Miami School of Medicine, P.O. Box 016820, Miami, Florida 33101.
(Zero To Three is the bi-monthly professional publication of ZERO TO THREE: National
Center for Infants, Toddlers and Families. Each issue addresses a single topic of child
development. To order back issues, visit our bookstore.)
http://www.zerotothree.org/massage.html
41
Cermat Merawat Pusar
Tak perlu takut merawat tali pusar bayi baru lahir. Ikuti saja
kiatnya berikut ini.
Apa, sih, istimewanya organ ini sehingga jadi momok ibu baru?
Di masa janin, pusar si kecil berupa tali dan fungsinya sebagai saluran
suplai bahan makanan dari plasenta, sekaligus menyalurkan sisa
metabolisme dan eksresi janin.
Setelah lahir, pemotongan tali pusar bayi yang dilakukan oleh
dokter biasanya menyisakan ‘bagian' sepanjang beberapa sentimeter,
yang nantinya akan lepas dengan sendirinya. Biasanya, tali pusar lepas
sekitar 10-21 hari setelah bayi lahir.
Selama tali pusar belum lepas, perlu dilakukan perawatan
secara cermat agar tidak terjadi infeksi.
?? Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan
selalu dalam keadaan kering.
?? Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
?? Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada
bagian pusar yang terus dibalut sehingga mendapat udara
cukup.
?? Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
?? Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang
longgar.
?? Lakukan acara bersih-bersih ini 1–2 kali sehari.
Segera ke dokter!
Kunjungi dokter jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah
dan panas seperti terbakar. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur
atau hal lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya
akan diberikan sedikit betadine.
Andi Maerzyda A.D. Th.
Konsultasi ilmiah: dr. IGAN Partiwi, Sp.A, IDAI Jaya, RS Bunda, Jakarta.
8
42
Persiapkan Perlengkapan
Sebelum merawat pusar si kecil, siapkan dulu berbagai peralatan yang
diperlukan.
• Bola-bola kapas yang lembut dan steril.
• Kain kasa yang bersih dan kering.
• Air matang yang dingin.
• Handuk lembut.
• Popok bersih
43
How To Encourage Good Homework Habits
By Maile Carpenter
Homework is not only an opportunity for your child to learn but
also is a chance for you to get involved in your child's education.
Teaching your child good homework habits in 1st grade will prepare
your child for more challenging work assignments in later years.
Here are 13 tips on how to get started from parents, teachers, the
National Education Association, and the U.S. Department of Education:
1. Talk to the teacher at the beginning of the year. Ask about her
homework policy: How much time should your child spend per night?
First graders are rarely expected to work more than 20 or 30 minutes
a night. What's her grading system? How does she use homework — to
prepare for upcoming lessons, to reinforce work in class, to test
ability levels? Her answers will determine how much you should help
with the work.
2. Set up a regular time for homework. Some children work best right
after school, before they lose focus. Others are restless and need
to work off energy before they can concentrate. Some need to eat
dinner first. Find a time that works for your child and stick to it.
3. Keep track of assignments. Most first graders need help staying
organized. Most teachers send home an assignment list, but if your
child's teacher doesn't, make your own calendar and ask the teacher
to fill in assignments and due dates. Keep a homework folder and
make sure all papers are in the right place each night.
4. Give your child a work space for homework. A desk or table works
best. Provide a comfortable chair — one that's high enough for your
child to write comfortably — and ample lighting. If you have a
separate space for working, decorate the area with your child's
favorite artwork.
9
44
5. Provide all the supplies. Pencils, pens, rulers, paper, —
whatever your child needs for each assignment.
6. Turn off the TV. And the radio. And video games. Try not to talk
on the phone in the same room. Give your child enough quiet time to
finish the assignment. Your child may perform best if everyone in
the family reads or writes during homework time. Some children work
best with soft instrumental music playing in the background Remember
what homework was like: It's hard to work in the bedroom if everyone
else is having fun watching television in the den.
7. Go over the assignments together. Before your child begins
working, talk about the homework. Make sure your child understands
the directions. Ask questions: "Have you done this work before?" "Do
you have everything you need for the assignment?" "When is this due?"
8. Help when appropriate. Talk to the teacher first, and find out
how much you should help with homework. If she introduces new
material in homework assignments, she might want you to work closely
with your child (but give hints, not answers). But if she uses
homework to reinforce material already covered, she might want your
child to work alone. Either way let your child know you're
interested in the work, and ask to see the finished assignment.
9. Check completed homework to make sure the work is finished. If
you aren't home when your child finishes an assignment, ask to see
it when you get home (and check the homework folder regularly).
Depending on the teacher's request, you might not need to correct
work or discuss mistakes, but you should stay aware of your child's
progress and make sure all the assignments are completed on time.
10. Ask to see corrected homework. Get your child into the routine
of showing you homework at every stage, even after the teacher has
marked on it. You'll get a chance to praise the great work, and
you'll be aware of which subjects are difficult for your child.
45
11. Call the teacher as soon as you notice a homework problem. If
work is too difficult or too easy, or your child is having trouble
concentrating, let the teacher know, and discuss ways you can work
together to help. You need to talk to the teacher if your child
regularly refuses to do homework, if you can't provide the materials
necessary to complete an assignment, if you and your child don't
understand the instructions, or if the work seems to take too long.
12. Praise good work. Point out specific things you like about it
("Your writing is really neat" means a lot more than a simple "Good
job"). Frame it. Laminate it. Hang it up. This will show your child
that homework matters, and regular praise will boost your child's
ego.
13. Set a good example. Read and write in the evenings. If you're
reading the paper, putting together a shopping list, or writing a
letter, you'll demonstrate the importance of reading and writing.
http://parentcenter.babycenter.com/refcap/bigkid/glearning/67868.html
46
KEJANG DEMAM
(Oleh dr Nurul I Hariadi )
Apakah kejang demam itu ?
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau
anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat (1,2). Hal ini
dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak. Umumnya kejang demam ini
terjadi pada usia 6 bulan - 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk
pertama kalinya pada usia < 6 bulan atau > 3 tahun.
Tidak ada nilai ambang suhu untuk dapat terjadinya kejang demam
(2).Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan
kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki, atau justru disertai dengan
kekakuan tubuhnya. Kejang demam ini secara umum dapat dibagi
dalam dua jenis yaitu (1,2): Simple febrile seizures : kejang menyeluruh
yang berlangsung < 15 menit dan tidak berulang dalam 24 jam.
Complex febrile seizures / complex partial seizures : kejang fokal (hanya
melibatkan salah satu bagian tubuh), berlangsung > 15 menit, dan atau
berulang dalam waktu singkat (selama demam berlangsung).
Risiko berulangnya kejang demam
Simple febrile seizures tidak meningkatkan risiko kematian, kelumpuhan,
atau retardasi mental. Risiko epilepsi pada golongan ini adalah 1%,
hanya sedikit lebih besar daripada populasi umum. Risiko yang dimiliki
hanyalah berulangnya kejang demam tersebut pada 1/3 anak yang
mengalaminya. Beberapa hal yang merupakan faktor risiko berulangnya
kejang demam adalah (1,2): Usia < 15 bulan saat kejang demam
pertama, Riwayat kejang demam dalam keluarga Kejang demam terjadi
segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal.
Riwayat demam yang sering
Kejang pertama adalah complex febrile seizure. Risiko berulangnya
kejang demam adalah 10% tanpa faktor risiko, 25% dengan 1 faktor
10
47
risiko, 50% dengan 2 faktor risiko, dan dapat mencapai 100% dengan 3
faktor risiko.
Penanganan kejang demam
?? Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus
mengupayakan diri setenang mungkin dalam mengobservasi
anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut (2,3):
?? Anak harus dibaringkan di tempat yang datar dengan posisi
menyamping, bukan terlentang, untuk menghindari bahaya
tersedak.
?? Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak seperti
sendok atau penggaris, karena justru benda tersebut dapat
menyumbat jalan napas.
?? Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.
Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan
penanganan khusus. Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak
harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain
menganjurkan anak untuk dibawa ke fasilitas kesehatan jika kejang
masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang menyatakan
bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa
menyatakan batasan menit (4).
Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui
dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan
leher, muntah-muntah yang berat, atau anak terus tampak lemas.
Jika anak dibawa ke fasilitas kesehatan, penanganan yang akan
dilakukan selain poin-poin di atas adalah sebagai berikut (3,4):
?? Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat
?? Pemberian oksigen melalui face mask
?? Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui
anus) atau jika telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus
?? Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
48
Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk
meneliti kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya
menganjurkan pemeriksaan ini pada anak yang mengalami kejang
cukup lama atau keadaan pasca kejang(mengantuk, lemas) yang
berkelanjutan (1).
Berikut adalah tabel dosis diazepam yang diberikan :
Terapi awal dengan diazepam
Usia Dosis IV (infus)(0.2mg/kg) Dosis per rektal(0.5mg/kg)
< 1 tahun 1 - 2 mg 2.5 - 5 mg
1 - 5 tahun 3 mg 7.5 mg
5 - 10 tahun 5 mg 10 mg
> 10 years 5 - 10 mg 10 - 15 mg
Jika kejang masih berlanjut :
Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang
selang infus, 0,5 mg/kg per rectal. Pengawasan tanda-tanda depresi
pernapasan
Jika kejang masih berlanjut :
Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau
fenitoin 15-20 mg/kg per infus dalam 30 menit. Pemberian fenitoin
hendaknya disertai dengan monitor EKG(rekam jantung).
Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di
ruang perawatan intensif dengan thiopentone dan alat bantu
pernapasan.
Perlu tidaknya pemeriksaan lanjutan
Setelah penanganan akut kejang demam, sumber demam perlu diteliti.
Dalam sebuah penelitian, sumber demam pada kejang demam antara
lain infeksi virus (tersering), otitis media, tonsilitis, ISK, gastroenteritis,
49
infeksi paru2 (saluran napas bagian bawah), meningitis, dan pasca
imunisasi.
Beberapa pemeriksaan lanjutan hanya diperlukan jika didapatkan
karakteristik khusus pada anak.
Pungsi lumbar (1)
Pungsi lumbar adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang
ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan
meningitis. Pemeriksaan ini dilakukan setelah kejang demam pertama
pada bayi (usia < 12 bulan) karena gejala dan tanda meningitis pada
bayi mungkin sangat minimal atau tidak tampak. Pada kejang demam
pertama di usia antara 12-18 bulan, ada beberapa pendapat berbeda
mengenai prosedur ini. Berdasar penelitian yang telah diterbitkan, cairan
serebrospinal yang abnormal umumnya diperoleh pada anak dengan
kejang demam yang :
?? Memiliki tanda peradangan selaput otak (contoh : kaku leher)
?? Mengalami complex partial seizure\
?? Kunjungan ke dokter dalam 48 jam sebelumnya (sudah sakit dalam
48 jam sebelumnya)
?? Kejang saat tiba di IGD (instalasi gawat darurat)
?? Keadaan post-ictal (pasca kejang) yang berkelanjutan.Mengantuk
hingga sekitar 1 jam setelah kejang demam adalah normal.
?? Kejang pertama setelah usia 3 tahun
Pada anak dengan usia > 18 bulan, pungsi lumbar dilakukan jika
tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada riwayat yang
menimbulkan kecurigaan infeksi sistem saraf pusat. Pada anak dengan
kejang demam yang telah menerima terapi antibiotik sebelumnya,
gejala meningitis dapat tertutupi, karena itu pada kasus seperti itu
pungsi lumbar sangat dianjurkan untuk dilakukan.
50
EEG (electroencephalogram) (1)
EEG adalah pemeriksaan gelombang otak untuk meneliti
ketidaknormalan gelombang. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk
dilakukan pada kejangdemam yang baru terjadi sekali tanpa adanya
defisit (kelainan) neurologis. Tidak ada penelitian yang menunjukkan
bahwa EEG yang dilakukan saat kejang demam atau segera setelahnya
atau sebulan setelahnya dapat memprediksi akan timbulnya kejang
tanpa demam di masa yang akan datang. Walaupun dapat diperoleh
gambaran gelombang yang abnormal setelah kejang demam, gambaran
tersebut tidak bersifat prediktif terhadap risiko berulangnya kejang
demam atau risiko epilepsi.
Pemeriksaan laboratorium (1)
Pemeriksaan seperti pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit,kalsium,
fosfor, magnesium, atau gula darah tidak rutin dilakukan pada kejang
demam pertama. Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk
mencari sumber demam, bukan sekedar sebagai pemeriksaan rutin.
Neuroimaging (1)
Yang termasuk dalam pemeriksaan neuroimaging antara lain adalah CTscan
dan MRI kepala. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada kejang
demam yang baru terjadi untuk pertama kalinya.
Risiko dan keuntungan penanganan jangka panjang
Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya
kejang demam jarang sekali dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan
setelah pemeriksaan teliti oleh spesialis (2). Beberapa obat yang
digunakan dalam penanganan jangka panjang adalah sebagai berikut.
51
Antipiretik
Antipiretik tidak mencegah kejang demam (5,6).Penelitian menunjukkan
tidak ada perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam
antara pemberian asetaminofen setiap 4 jam dengan pemberian
asetaminofen secara sporadis. Demikian pula dengan ibuprofen.
Diazepam
Pemberian diazepam per oral atau per rektal secara intermiten (berkala)
saat onset demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko
tinggi berulangnya kejang demam yang berat (2,6). Namun, edukasi
orang tua merupakan syarat penting dalam pilihan ini. Efek samping
yang dilaporkan antara lain ataksia (gerakan tak beraturan),letargi
(lemas, sama sekali tidak aktif), dan rewel. Pemberian diazepam juga
tidak selalu efektif karena kejang dapat terjadi pada onset demam
sebelum diazepam sempat diberikan (5). Efek sedasi (menenangkan)
diazepam juga dikhawatirkan dapat menutupi gejala yang lebih
berbahaya, seperti infeksi sistem saraf pusat.
Profilaksis (obat pencegahan) berkelanjutan
Efektivitas profilaksis dengan fenobarbital hanya minimal, dan risiko efek
sampingnya (hiperaktivitas, hipersensitivitas) melampaui keuntungan
yang mungkin diperoleh (5). Profilaksis dengan carbamazepine atau
fenitoin tidak terbukti efektif untuk mencegah berulangnya kejang
demam. Asam valproat dapat mencegah berulangnya kejang demam,
namun efek samping berupa hepatotoksisitas (kerusakan hati, terutama
pada anak berusia < 3 tahun), trombositopenia (menurunnya jumlah
keping darah yang berfungsi dalam pembekuan darah), pankreatitis
(peradangan pankreas yang merupakan kelenjar penting dalam tubuh),
dan gangguan gastrointestinal membuat penggunaan asam valproat
sama sekali tidak dianjurkan sebagai profilaksis kejang demam.
Dari berbagai penelitian tersebut, satu-satunya yang dapat
dipertimbangkan sebagai profilaksis berulangnya kejang demam
hanyalah pemberian diazepam secara berkala pada saat onset demam,
dengan dibekali edukasi yang cukup pada orang tua. Dan tidak ada
terapi yang dapat meniadakan risiko epilepsi di masa yang akan datang
(6).
52
Imunisasi dan kejang demam
Walaupun imunisasi dapat menimbulkan demam, namun imunisasi
jarang diikuti kejang demam. Suatu penelitian yang dilakukan
memperlihatkan risiko kejang demam pada beberapa jenis imunisasi
sebagai berikut (2):
?? DTP : 6-9 per 100.000 imunisasi. Risiko ini tinggi pada hari
imunisasi, dan menurun setelahnya.
?? MMR : 25-34 per 100.000 imunisasi. Risiko meningkat pada hari 8-
14 setelah imunisasi.
Kejang demam pasca imunisasi tidak memiliki kecenderungan berulang
yang lebih besar daripada kejang demam pada umumnya. Dan kejang
demam pasca imunisasi kemungkinan besar tidak akan berulang pada
imunisasi berikutnya. Jadi kejang demam bukan merupakan kontra
indikasi imunisasi.
Sumber:
Provisional Committee on Quality Improvement, Subcommittee on Febrile Seizures.
Practice parameter: The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile
seizure. AAP Policy 1996;97:769-775
http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/abstract/pediatrics ;
97/5/769
Prodigy Guidance - Febrile convulsion. April 2005.
http://www.prodigy.nhs.uk/guidance.asp?gt=Febrile%20convulsion
Clinical Practice Guidelines - Febrile Convulsion. Royal Children. Hospital Melbourne.
http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm?doc_id=5132
Acute Management of Infants and Children with Seizures. December 2004.
www.health.nsw.gov.au/fcsd/rmc/cib/circulars/2004/cir2004-66.pdf
Committee on Quality Improvement and Subcommittee on Febrile Seizures. Practice
Parameter: Long-term Treatment of the Child With Simple Febrile Seizures. Pediatrics
1999;103:1307-1309
Baumann RJ. Technical Report: Treatment of the Child With Simple Febrile Seizures.
Pediatrics 1999; 103:e 86
http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;103/6/e86
53
Keluarga Berencana
Kontrasepsi Oral KB
Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah
penduduk di Indonesia. Bersamaan dengan itu, berkembang pula berbagai metode
kontrasepsi. Namun, tidak semua alat kontrasepsi tersebut bersifat efektif dan aman untuk
digunakan.
Alat kontrasepsi yang cukup efektif dan aman untuk digunakan adalah pil KB atau
kontrasepsi oral. Hal itu disebabkan kesuburan akan kembali dengan cepat serta memiliki
manfaat tambahan (non-kontraseptif). Agar hasilnya maksimal, penggunaan kontrasepsi
oral harus dilakukan secara konsisten atau diminum setiap hari.
Ada beberapa alasan mengapa dokter memilih pil KB antara lain dapat meringankan gejala
menjelang dan saat haid, membuat siklus haid menjadi teratur, serta dapat menurunkan
risiko terkena kanker.
Beberapa jenis risiko yang dapat dikurangi dengan penggunaan pil KB antara lain yaitu
kanker endometrium (50%), kanker ovarium (40%), dan kanker payudara (30%). Selain
itu, dapat juga mengurangi penyakit radang pinggul, mengurangi gejala anemia atau
kurang darah, risiko kehamilan di luar kandungan, serta infeksi kandung kemih. Pil KB
juga mengandung hormon estrogen yang bisa menyebabkan densitas tulang meningkat.
Hal tersebut akan mengurangi risiko terjadinya gangguan osteoporosis pasca-menopause.
Penggunaan kontrasepsi oral di Indonesia menduduki peringkat kedua setelah kontrasepsi
suntik. Menurut data pemerintah tahun 2003, kontrasepsi suntikan paling banyak
digunakan oleh wanita di Indonesia (35,2%); pil KB digunakan sebanyak 28,1%; IUD
18,8%; implant 12,4%; sterilisasi 5,5%; dan kontrasepsi lainnya 1,0%.
Pil KB itu sendiri bekerja dengan cara mencegah pematangan dan pelepasan sel telur,
mengentalkan lendir leher rahim sehingga menghalangi penetrasi sperma, serta membuat
dinding rahim tidak siap menerima dan menghidupi hasil pembuahan. Namun, sebagian
wanita berhenti untuk minum pil KB dengan alasan sebagai berikut, yaitu:
• Takut efek samping (25%)
• Harus minum pil KB setiap hari (15%)
• Tidak mengandung hormon alami (14%)
• Takut menjadi gemuk (13%)
• Adanya risiko terhadap kesehatan (12%)
• Takut terkena trombosis gangguan pembekuan darah (8%)
• Tidak terlindung dari AIDS (7%)
• Potensi menyebabkan kanker (3%)
11
54
Bagi perempuan yang menderita stroke, penyakit jantung, sedang hamil atau menyusui,
serta wanita perokok, sebaiknya tidak menggunakan kontrasepsi pil KB, karena bisa
memperberat penyakitnya. Sebaiknya mereka memilih kontrasepsi yang aman, seperti
sterilisasi atau IUD. Wanita yang sedang menyusui sebaiknya juga tidak menggunakan pil
KB karena bisa mengurangi produksi ASI.
Tahukah Anda Bahwa ASI Eksklusif Merupakan Investasi?
Pemberian ASI eksklusif pada bayi selama enam bulan merupakan suatu investasi. Namun
belum banyak pihak yang memahami manfaat ASI eksklusif. Padahal, dengan pemberian
ASI eksklusif akan dihasilkan generasi dengan intelegensi, emosi, dan spiritual yang lebih
baik dibandingkan dengan bayi yang hanya diberikan susu formula.
ASI eksklusif artinya ibu memberikan ASI saja kepada si bayi, tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, air gula, air madu, atau air biasa, juga tanpa tambahan makanan
lainnya seperti pisang, biskuit, bubur susu, atau nasi tim.
Seorang anak yang diberi ASI eksklusif diduga tidak akan melakukan tindakan-tindakan
yang bersifat negatif karena anak dengan ASI eksklusif akan menjadi sumber daya
manusia yang baik dan berkualitas. Secara garis besar, ada tiga hal penting yang dapat
diperoleh dengan pemberian ASI eksklusif, yaitu "asah, asih, dan asuh".
ASI eksklusif merupakan nutrisi yang memiliki kualitas dan kuantitas terbaik untuk masa
pertumbuhan otak bayi pada usia 0 sampai 6 bulan. Asah yang terkait dengan stimulasi
pendidikan mengartikan bahwa menyusui secara eksklusif merupakan stimulasi awal bagi
pertumbuhan bayi.
Ketika seorang ibu sedang menyusui, si ibu biasanya membelai, mengusap kepala bayi,
dan mengeluarkan kata-kata yang memenuhi kebutuhan awal untuk stimulasi otak dan
pendidikan anak. Asih terkait dengan pertumbuhan seorang anak untuk menjadi manusia
yang mencintai sesamanya serta perkembangan spiritual yang baik. Dengan menyusui
secara dini, maka bayi pun secara dini akan mampu bersosialisasi sehingga emosionalnya
akan lebih stabil.
Asuh terkait dengan kepandaian seseorang yang berhubungan dengan pertumbuhan otak.
Untuk tumbuh, diperlukan nutrisi dan ASI yang mengandung zat pertumbuhan otak
(seperti DHA, AA, taurin, dan laktosa), dimana zat itu tidak terdapat dalam susu sapi
biasa.
Menurut sebuah penelitian, jumlah uang yang dibelanjakan para orangtua di Indonesia
untuk kebutuhan susu formula bagi bayinya dalam setahun dapat menghabiskan sekitar
Rp 3,96 triliun, dengan perhitungan dalam setahun terdapat 4,5 juta bayi yang baru lahir
dan setiap bayi tersebut memerlukan 44 kaleng susu dengan harga Rp 20.000/ kaleng.
Artinya, bila para ibu di Indonesia memberikan ASI eksklusif pada bayinya, maka akan
menghemat uang negara sebanyak Rp 3,96 triliun.
55
Memilih Pil KB
Jakarta - Jangan anggap remeh memilih pil KB, salah-salah Anda nantinya bisa
terkena berbagai penyakit. Seperti diketahui, pil KB hingga kini diketahui merupakan
metode kontrasepsi paling banyak dipilih. Kebanyakan alasannya karena sangat realible,
sederhana, dan memiliki tingkat pemulihan yang teramat cepat.
Namun pada kenyataannya hingga 30 persen pemakai alat kontrasepsi jenis ini
mengeluhkan efek samping pemakaiannya. Efek samping yang menyertai pemakaian pil
ini antara lain adalah kelebihan berat badan, payudara yang menegang dan sakit, rasa
penuh di bagian perut bawah, hiperpigmentasi di bagian wajah, tumbuhnya banyak
jerawat, pendarahan, penurunan libido, hingga sakit kepala.
Lalu bagaimana seharusnya kita memilih jenis pil KB yang tepat?
Menurut Studi yang dilakukan W Oelkers, JM Foidart, N Dombrovich, A Walter
dan R Heithrcker, yang kemudian dipublikasikan di Journal of Clinical Endicrinology and
Metabolism menunjukkan bahwa kebanyakan keluhan tersebut sebenarnya datang dari pil
KB yang mengandung senyawa progesteron. Hal ini terjadi karena fungsi progesteron
yang mengentalkan lendir cerviks dan memiliki sifat retensi (menimbun) cairan.
Namun sebenarnya semua itu bisa hilang bila kita mengonsumsi jenis pil KB
yang mengandung senyawa bernama Ehynilestradiol dan Drospirone. Kedua senyawa ini
yang kemudian dianggap memberikan pengaruh baik, karena andil mereka dalam
mengontrol berat badan dan tekanan darah.
Kombinasi dari kedua senyawa tersebut dianggap memiliki profil metabolik yang
sangat baik. Sehingga memberikan efek positif dalam toleransi glukosa dan kadar lipid
dalam plasma. Oleh karena itu, memang sudah seharusnya kaum wanita mengerti jenis pil
KB untuk menghindari berbagai gangguan setelah mengonsumsinya.
(sulung prasetyo)
Kontrasepsi Suntik Berisko STD
Sebuah studi yang dilakukan oleh tim gabungan dari the National Institue of
Health, University of North Carolina dan John Hopkins University di Baltimore (AS)
menemukan bahaya resiko kontrasepsi suntik yang biasa dilakukan oleh para wanita yang
membuat mereka berisko terkena penyakit seksual menular (STD).
Kontrasepsi suntik jenis Depo-Provera menurut para peneliti memiliki tingkat
yang paling tinggi dan berisiko untuk menyebarkan STD. Menurut para peneliti, faktor ini
harus diperhitungkan.
Meski masih memerlukan penelitian lanjutan, menurut Charles Morrison yang
menjadi kepala penelitian ini menyatakan kemungkinan penyebaran SRD dari `Depo-
Provera` harus tetap diwaspadai. Wanita muda dianggap paling berisiko terkena STD dan
menggunakan kontrasepsi suntik jenis Depo-Provera akan menambah resiko tersebut.
Morrison mengatakan riset memang difokuskan dalam penggunaan Depo-
Provera atau yang sejenis karena kontrasepsi itu banyak digunakan di Afrika dimana
penyebaran STD seperti virus AIDS banyak terjadi. Morrison menjelaskan wanita yang
menggunakan Depo-Provera untuk menghindari kehamilan sebaiknya harus
menggunakanya secara hati-hati jika mereka melakukan hubungan dengan sejumlah
orang. Seperti halnya pil telan, Depo-Provera tidak memberikan perlindungan dari infeksi
penyakit kelamin seperti syphilis, gonorrhea atau virus AIDS.
56
"Untuk wanita yang aktif melakukan seks tidak dengan hanya satu partner,
maka membatasi jumlah partner merupakan sebuah hal yang sangat membantu untuk
mengurangi resiko tersebut,' ujar Morrison. Riset yang dikepalai oleh Morrison
melibatkan 800 wanita yang berusia 15 hingga 45 tahun di dua buah klinik di Baltimore
dan mereka kebanyakan merupakan wanita lajang. Para wanita itu diberi kontrasepsi
jenis pil dan suntik Depo-Provera atau kontrasepsi non hormonal lainya.
Setelah setahun 45 wanita kemudian diketahui terkena chlamydia ataupun
gonorrhea. Wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik jenis Depo-Provera memiliki
resiko tiga kali lebih tinggi untuk terkena STD. Sementara wanita yang menggunakan pil
telan berisiko rendah atas STD sebagaimana yang dipublikasikan melalui the journal
Sexually Transmitted Diseases. Resiko wanita yang menggunakan pil telah memiliki
perbandingan 3.9 untuk setiap 100 wanita berbanding 13.7 per 100 wanita yang
menggunakan Depo-Provera. Sementara pengguna kondom memiliki perbandingan 6 per
100 wanita.
sumber: JakartaNews---Selasa 24 Agustus 2004
Konseling Keluarga Berencana
Merupakan hal yang amat penting, karena dapat membantu klien keluar dari
berbagai pilihan dan alternative masalah kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
(KB). Konseling yang baik membuat klien puas (satisfied). Juga membantunya dalam
menggunakan metoda KB secara konsisten dan sukses.
Lalu, apa yang dibutuhkan dalam konseling yang baik? Terutama untuk klien
yang baru pertama kali mengunakan alat KB, ada 6 PRINSIP yang perlu diperhatikan.
Konseling yang baik tidak banyak menyita waktu, yang penting informasi yang diberikan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan klien.
• Kenali klien dengan baik?? dengan sikap ramah, respek, tumbuhkan rasa saling
percaya. Konselor dapat menunjukkan bahwa klien dapat berbicara terbuka
sekalipun hal yang sensitive. Jawablah pertanyaan yang diajukannya secara
lengkap dan terbuka. Jaga kerahasiaan dan jangan membicarakannya kepada
orang lain.
• Interaksi?? dengarkan, pelajari, dan respon klien. Karena tiap klien itu berbeda,
mengerti benar apa yang dibutuhkannya, penuh perhatian, dan mengerti
keadaannya. Oleh karena itu, dorong klien untuk bicara dan menjawab tiap
pertanyaan yang diajukan secara terbuka.
• Sesuaikan informasi?? pelajari informasi yang dibutuhkan klien, sesuaikan
dengan tahap kehidupan yang dilaluinya. Contoh, pasangan muda tentunya
ingin mengetahui lebih banyak tentang metoda sementara guna menunda
kehamilan; wanita usia tua dengan informasi kontap/sterilisasi
(MOW/vasektomi); lain hal dengan anak muda yang belum menikah, mereka
butuh pengetahuan tentang bagaimana mengindari IMS termasuk HIV/AIDS.
Oleh karenanya, onselor memberikan informasi yang akurat dengan bahasa
yang dimengerti klien.
57
• Hindari informasi berlebih?? klien tidak dapat menggunakan semua informasi
tentang tiap metoda KB. Informasi berlebih membuat klien sulit mengingat
informasi pentingnya. Kita sebut ini dengan istilah, “overload information”.
Jangan menyita banyak waktu dalam menyampaikan pesan/ informasi.
• Metoda konselor, diharapkan klien?? membantu klien menentukan pilihan, dan
mengahrgai pilihannya. Konseling yang baik di mulai dari apa yang dipikirkan
dan diajukan klien. kemudian mengamati apakah klien memahami metoda
tersebut. Termasuk untung dan ruginya, bagaimana cara menggunakannya,
Bantu klien memikirkan metoda lain juga dan bandingkanlah. Dengan cara ini
memberi keyakinan atas metoda pilihannya. Jika tida ada pertimbangan medis,
klien dapat menggunakan metodanya. Yang penting ialah klien menggunakan
dalam waktu lama (konsisten) dan efektif.
• Bantu klien untuk mengingat dan mengerti?? menunjukkan sampel/contoh alat
KB, dorong ia menggunakannya. perlihatkan dan jelaskan dengan plifchart,
poster, pamplet bergambar. Tiap saat amati klien, jika ia pulang, ingatkan untuk
membagi informasi kepada orang lain.
6 TOPIK
1. Efektifitas?? bagaimana kemampuan metoda KB mencegah kehamilan
tergantung kepada penggunanya (akseptor). Banyaknya angka kehamilan
karena kegagalan KB, tergantung dari konsistensi dan ketepatan
penggunaannya. Konselor membantu klien mempertimbangkan apa dan
bagaimana mereka menggunakannya, cocok dan tepatnya. Efektifitas
merupakan pertimbangan penting dalam memilih metoda KB. Tetapi, banyak
klien mempunyai pertimbangan lain.
2. Untung dan rugi?? ini penting, mengingat kerugian bagi kebanyakan orang,
justru keuntungan bagi yang lainnya. Contoh, seorang wanita cenderung
memilih injeksi, sebaliknya yang lain justru menghindarinya dengan alasan takut
diinjeksi.
3. Efek samping dan komplikasi?? beritahu klien mengenai efek samping dari
metoda KB tersebut. Kebanyakan metoda mempunyai efek samping yang
hampir sama. Ingat, “efek samping dan komplikasi dapat dikatakan sebagai
suatu kerugian”. Jadi bagaimana cara kita meminimalisasinya.
4. Bagaimana cara penggunaannya?? guna menghindari kegagalan. Apalagi metoa
pil yang notabene perlu diingat dengan baik, bagaimana pula membicarakan
kondom dengan partner seksualnya.
5. Mencegah IMS?? termasuk HIV/AIDS telah merebak di berbagai Negara.
Konselor harus membantu klien memahami dan mampu mengukur tingkat
resiko untuk terkena IMS. Jelaskan tentang metoda A,B, C, dan D untuk
mencegah IMS dan HIV/AIDS.
6. Kapan kemabali?? banyak metoda yang mengharuskan klien kembali ke klinik.
Seperti IUD, MOW/MOP yang mengharuskannya secara rutin kembali ke tempat
konseling. Konselor selalu memberikan anjuran kepada klien untuk kembali
kapanpun dan untuk pertimbangan apapun.
58
6 LANGKAH KONSELING
Dalam bahasa Inggris kita mengenal istilah GATHER, yakni:
G reet client sambut klien secara terbuka dan ramah, tanamkan keyakinan penuh,
katakana juga bahwa tempat tersebut sangat pribadi. Sehingga hal yang
didiskusikan akan menjadi rahasia.
A sk client about themselves tanyakan klien tentang permasalahannya,
pengalamannya dengan alat KB dan kesehatan reproduksinya. Tanyakan pula
apakah telah ada metoda yang dipikirkan. Kita menyikapi dan mencoba
menempatkan kita pada posisi klien. Dengan begitu akan memudahkan kita
memahami apa sebenarnya permasalahan klien. Dengan perkataan lain, klien
sebagai subjek sekaligus objek.
T ell client about choices tanyakan tentang pilihannya, fokuskan perhatian
kepada metoda yang dipilih klien. Tetapi ajukan pula metoda lain.
H elp client make an informed choices Bantu membuat pilihan yang tepat,
dorong ia mengemukakan pendapatnya dan ajukan beberapa pertanyaan! Apakah
metoda KB tersebut memenuhi criteria medik. Juga apakah partner seksualnya
mendukung keputusannya. Jika mungkin bicarakan dengan keduanya. Tanyakan
metoda apa yang klien putuskan untuk digunakan.
E xplain fully how to use the choosen method jelaskan cara menggunakan
metoda pilihannya, dorong ia berbicara secara terbuka, jawab pula secara terbuka
dan lengkap. Berilah kondom kepada klien yang beresiko IMS. Selain menggunakan
kondom, apakah juga menggunakan metoda KB lainnya.
R eturn visits should be welcomed kunjungan kembali, bicarakan dan sepakati
kapan klien kembali untuk follow-up. Dan selalu mempersilakan klien kembali kapan
saja.
Siswandi, terjemahan bebas, dari Robert A. Hatcher, M.D, M.P.H, et.al. 1997. The
Essentials of Contraceptive Technology, A handbook for Clinical Staff. The John Hopkins
School of Public Health.
Kontrasepsi Suntik Pria Relatif Tanpa Efek Samping
Alat kontrasepsi bagi pria yang disuntikkan ke bagian tubuh hampir menjadi
kenyataan dan relatif tidak menimbulkan efek samping, sementara dua perusahaan obatobatan
Eropa siap memproduksinya. Para ilmuwan Australia yang tergabung dalam
Institut Riset ANZAC di Sydney, menyatakan alat kontrasepsi itu 100 persen efektif, karena
telah dicobakan kepada 55 pria setiap tahunnya. Hasilnya, tidak ada seorang istri pun dari
mereka hamil.
Penelitian selama lima tahun itu dilakukan dengan menyuntikan hormon dan
memasang implant sebagai kontrol kehamilan. Untuk itu, pria yang ingin ikut program
59
keluarga berencana tidak perlu mengkonsumsi pil pencegah kehamilan setiap harinya.
Kontrasepsi bekerja dengan cara menghambat produksi sperma lewat penyuntikanpenyuntikan
progestin setiap tiga bulan. Hormon itu juga akan mengurangi dorongan seks
pria. Testoteron menjadi implant di bawah kulit pria, dengan begitu libido dapat
dikendalikan. Sesudah periode 12 bulan, para peserta pria akan menghentikan
pengobatan untuk memulihkan kesuburan.
Metode ini membuktikan hampir berhasil, setidak-tidaknya bagi seorang anggota
kepolisian Sydney, Chris Hains. Istrinya hamil tujuh bulan setelah Hains berhenti
mendapat suntikan, dan kini mereka memiliki seorang anak laki-laki berusia empat bulan.
Hains mengatakan, "Istriku Nicole memiliki masalah dengan kontrasepsi yang dipakainya
sehingga dokter menyarankan kepadanya agar menghentikan dulu pemakaian pil
kontrasepsi itu."
Profesor David Handelsman yang memimpin penelitian menyatakan, temuan
kontrasepsi bagi pria itu sungguh bermakna, utamanya menunjukkan bukti bahwa pria
ikut bertanggung jawab dalam program keluarga berencana. Juru bicara dari Asosiasi
Keluarga Berencana, Melissa Dear kepada CNN mengatakan hasil penelitian itu akan
membuka jalan bagi penemuan lanjutan yakni kontrasepsi pria berbentuk tablet hormon.
Dokter spesialis kesehatan reproduksi dari Unit Kesehatan Reproduksi di Edinburgh,
Richard Anderson kepada BBC menyatakan langkah selanjutnya terpulang pada
perusahaan obat-obatan untuk mulai melakukan produksi. Hal itu tidak akan berlangsung
lama, paling dalam hitungan beberapa tahun saja. Sementara dua perusahaan obatobatan
Eropa menyatakan bahwa mereka berharap dapat memproduksi dan
memperdagangkan pil kontrasepsi pria. Mereka mengintroduksi sebuah klinik yang
melibatkan 350 pria di Eropa.
Dua perusahaan itu masing-masing Germany Schering AG (SCHG.DE) dan Akzo
Nobel (AKZO.AS) yang telah menandatangani kerja sama untuk mengembangkan
kontrasepsi pria pada akhir November, demikian Reuters menulis. "Kami merasa
optimistis bahwa dapat memasarkan produk tersebut kurang lebih dalam lima tahun," kata
juru bicara Schering, Astrid Forster di Berlin. Kedua perusahaan itu telah melakukan
percobaan dengan injeksi testoteron yang dimasukkan ke bagian dalam kulit pria setiap
tiga atau empat bulan.
Serangkaian studi seputar kontrasepsi pria telah dilakukan antara lain di Inggris,
Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, Denmark, dan Finlandia. Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), kontrasepsi pria yang dilakukan dengan diinjeksi nyatanya dinilai
99 persen efektif. Ini merupakan langkah revolusioner di bidang pembatasan kelahiran.
Sebelumnya kontrasepsi pria dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif seperti
terganggunya frekwensi hubungan seks dan menimbulkan kelainan kulit. (Anspek/O-1)
Sumber: Media Indonesia Online, 19 April 2004
Pria dihimbau agar ikut KB
Kesadaran kaum laki-laki di Bengkulu mengikuti program KB masih sangat
rendah, baru sebesar 0,84 peserta (1.882 akseptor) dari total peserta KB aktif sampai Mei
2002 sebanyak 225.297 akseptor, padahal dalam Propenas dinyatakan pada 2004, peserta
KB pria jumlahnya sudah 8%.
Kakanwil BKKBN Propinsi Bengkulu, Drs. Poerwijanto Djaenuri, Jumat (26/7),
mengatakan, peran pria dalam kesadaran bereproduksi harus semakin besar. Dalam
60
kondisi tertentu pria sudah seharusnya menggantikan istrinya dalam ber-KB seperti istri
yang mendapat pendarahan ketika ikut KB suntik, sakit jantung, hepatitis atau tidak
memungkinkan secara medis mendapatkan hormonal.
Peserta KB pria di Bengkulu yang menggunakan dua macam alat kontrasepsi
yaitu kondom 0,48% dan sterilisasi 0,36%.
Masih rendahnya kesadaran pria ber-KB itu terkait dengan kurangnya
pemahaman kaum pria tentang kontrasepsi pria, rendahnya minat suami dalam
mengakses informasi tentang KB dan kesehatan reproduksi, peran tokoh agama yang
masih kurang, sarana pelayanan KB bagi pria yang masih perlu ditingkatkan dan
terbatasnya pilihan alat kontrasepsi yang tersedia.
Di masyarakat juga masih ada pandangan negatif yang muncul terhadap pria
ber-KB berupa penyamaan KB pria dengan pengebirian, disalahgunakan oleh pria untuk
penyimpangan seksual, mempengaruhi kenikmatan berhubungan dan anggapan sulit
untuk ereksi.
Dimasa datang, prioritas program KB di Bengkulu diarahkan untuk
meningkatkan partisipasi pria dalam pelaksanaan program KB melalui kerjasama dengan
instansi terkait, LSM serta organisasi profesi. "Perlu dilakukan upaya pengembangan
program peningkatan partisipasi pria melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan prilaku
pria dalam pelayanan KB, karena partisipasi pria dalam ber-KB merupakan ujud keadilan
dan pengarustamaan jender," ujarnya. [Ant]
sumber: satumed
Vasektomi, Bikin Seks Suami Tambah Hot?
Oleh: Dr. Handrawan Nadesul, Dokter Umum
Vasektomi atau mengikat saluran sperma pria bukan barang baru. Kita
mengenal kebiri sengaja dilakukan pada tukang pukul kerajaan zaman dulu supaya tidak
ada main dengan dayang-dayang. Apa makna kebiri di zaman seks sudah lebih sebagai
hiburan ketimbang buat bikin anak? Mari kita iseng buka-bukaan di sini.
Tuan Mur. mundur maju sebelum memutuskan pilihan vasektomi. Di kepalanya
melintas begitu banyak ketakutan, khususnya ihwal potensi seks, dan ke mana sperma
yang masih diproduksi àkan terbuang setelah divasektomi, “Apa memang bisa bikin seks
saya malah jadi loyo. Dokter?"
Itu sebetulnya pertanyaan mendasar Tuan Mur. sebelum minta izin istri untuk
vasektomi. Ada banyak lagi mitos yang beredar di seputar vasektomi bikin banyak suami
jatuh gamang. Sebagian bikin lelaki mundur. Yang lain berani maju terus tanpa merasa
perlu mendapat izin istri karena lebih banyak istri berkeberatan suami divasektomi, "Jadi
lebih bebas, gitu lho, Dok!”
Sterilisasi buat Pria
Ya, vasektomi sebetulnya bukanlah metode kontrasepsi pilihan, mnelainkan cara
lain bikin lelaki menjadi tidak bisa menghamili secara permanen. Eloknya keputusan untuk
vasektomi tidak boleh begitu saja diambil sesederhana suami memilih kondom.
Bukan pertimbangan apa efeknya terhadap penampilan dan kinerja seks yang
mungkin ditimbulkannya yang perlu lebih banyak dipikirkan, melainkan apa keputusan itu
61
sudah final bagi pasangan suami-istri. Keputusan vasektomi sepihak oleh suami saja,
sering bermasalah dalam keluarga di belakang hari.
Masalah mungkin dalam hal suami menjadi lebih enteng untuk selingkuh,
lantaran merasa yakin tidak bakal menghamili lagi. Dokter di Indonesia sesungguhnya
sudah sejak tahun 80-an memanfaatkan vasektomi sebagai kontrasepsi bedah untuk pria.
Nyatanya sampai sekarang, masih belum begitu bersambut. Mungkin lebih karena alasan
ego suami, rasa takut dibedah yang umumnya lebih besar dari sekadar ketakutan pihak
istri belaka.
Bagaimana Cara Vasektomi
Prinsipnya bagaimana menjadikan pipa saluran spermatozoa atau sel benih vasa
deferens pria agar betul-betul dibuat buntu. Kita tahu saluran sel benih yang sebesar kabel
telepon berada di dalam kantong buah zakar (scrotum), Pipa ini menjadi penghubung
yang mengalirkan sel benih yang diproduksi oleh buah zakar menuju kelenjar prostat yang
berada di atasnya, di luar kantong zakar.
Di dalam prostat, sel benih lalu direndam oleh media berupa getah yang
diproduksi oleh prostat. Selain itu disiram pula oleh cairan seminal, sehingga volumenya
menjadi lebih banyak. Campuran ketiganya itu menjadi apa yang kita kenal sebagai air
mani atau sperma.
Jadi, sebagian besar air mani yang keluar itu sesungguhnya lebih banyak berisi
getah prostat dan cairan seminal (sekitar 95 persen), dan hanya sebagian kecil saja berisi
sel benih (sekitar 5 persen). Taruhlah sekali ejakulasi rata-rata mengeluarkan 5 cc air
mani, volume sel benihnya mungkin hanya sekitar 0,15cc saja.
Jadi, setelah seorang pria divasektomi, volume air mani yang sekitar 0,15 cc itu
saja yang tertahan tidak ikut keluar bersama ejakulasi karena pipa yang mengalirkannva
sudah dibikin buntu. Kendati yang sedikit ini besar maknanya dalam hal kesuburan,
hampir tak ada artinya dalam urusan ejakulasi dan pernik seks lainnya.
Teknik konvensional vasektomi yang lazim dilakukan dengan cara memotong
pipa saluran sel benih, kemudian mengikat kedua ujung potongannya. Karena pipa alit ini
ada pada kedua belah sisi buah zakar, pemotongan dilakukan pada kedua belah sisi.
Caranya, dengan membius lokal dengan suntikan pada kulit sebelah pinggir
kantong buah zakar setelah meraba lokasi pipa sel benihnya. Pada bagian ini lalu dibelek
beberapa sentimeter untuk menemukan sang pipa. Pipa lalu ditarik keluar dan dipotong.
kemudian masing-masing ujung pipanya diikat, lalu dimasukkan kembali ke dalam kantong
zakar. Bekas luka belekan dijahit, dan selesai sudah. Prosesnya kira-kira 20 menit untuk
kedua sisi buah zakar.
Teknik yang lebih baru dilakukan dengan cara pembakaran (cauterisasi) pada
pipa sel benih. Tidak perlu membelek terlebih dulu (no scalpel vasectomy), melainkan
dengan jarum khusus langsung menembus kulit kantong buah zakar pada lokasi pipa sel
benih berada, dan setelah pipanya ketemu, dilakukan cauterisasi. Hasilnya sama-sama
bikin buntu pipa penyalur sel benih.
Sekarang dikenal pula teknik dengan menggunakan klip (Vasclip). Dengan klip
khusus sebesar butir beras, pipa sel benih dijepit. Ini sudah dipakai di AS sejak tahun
2002, dan disahkan oleh FDA, tetapi hanya berlaku di kalangan AS saja.
62
Perlu Analisis Semen
Satu-dua hari pasca vasektomi sudah dapat beraktivitas biasa. Di negara-negara
Barat vasektomi biasanya dilakukan hari Kamis atau Jumat agar langsung bisa beristirahat
pada Sabtu dan Minggunya. Tentu perlu celana dalam dengan penyangga, dan tidak
melakukan aktivitas berlari, melompat, atau yang high impact dulu. Tidak juga melakukan
aktivitas seksual kalau tidak mau menghamili.
Beberapa hari sehabis vasektomi jangan merasa diri aman sudah steril dulu.
Jangan sampai baru hari ini divasektomi, misalnya. besoknya langsung menubruk entah
siapa. Karena perlu dipastikan dengan memeriksa air mani berulang apakah memang air
mani sudah bersih dari sel benih. Mungkin perlu sampai 20-30 kali ejakulasi sebelum air
mani betul sudah bersih tidak berisi sel benih lagi.
Selama air mani yang diperiksa masih mengandung sel benih yang hidup,
selama itu pula seorang pria pasca vasektomi belum dinyatakan (declare) steril atau tidak
subur. Untuk itu mungkin waktunya bisa sampai 2-3 minggu pasca vasektorni. Hal ini
tergantung berapa banyak sel benih yang menyisa di bagian atas pipa sel benih sebelum
vasektomi. Umumnya rata-rata pemeriksaan air mani setelah 8 minggu vasektomi
hasilnya baru benar-benar sudah bersih. Artinya, air mani sudah tidak berisi sel benih
hidup lagi. Pada status steril begini seorang lelaki sudah tidak mungkin menghamili lagi.
Keluhan Pasca Vasektomi
Keluhan paling sering berupa pembengkakan kantong buah zakar, selain rasa
nyeri berkepanjangan di sekitar situ (post vasectomy pain syndrome). Pada nyeri yang
berkepanjangan biasanya lantaran kondisi buah zakar memang sudah bermasalah
sebelum vasektomi dilakukan. Mungkin sudah ada infeksi menahun di sana, kalau bukan
ada tumor atau kanker buah zakar.
Untuk mencegah yang tidak mengenakkan itu, sebaiknya kantong buah zakar
diberikan kompres es dalam 24 jam pasca vasektomi, selain tetap memakai celana
berpenyangga, dan pastikan tidak terinfeksi. Pembengkakan, muncul gejala merah
meradang pada kantong buah zakar, berarti kemungkinan sudah terjadi infeksi di sana.
Seperti Tuan Mur. di atas, bukan sedikit suami pasca vasektomi yang bertanya,
apa betul vasektomi bisa bikin pria hilang kelelakiannya? Bagaimana dengan kehidupan
seks, apa bisa lebih berisiko kena kanker prostat? Tak ada yang berubah dengan urusan
seks pada rata-rata pria yang sudah divasektomi. Ejakulat yang keluar hanya berkurang
sedikit dan itu tak ada artinya dalam hal kenikmatan berejakulasi. Tak ada yang berubah
juga dalam sifat ejakulat, sama kekentalan, warna, begitu juga aromanya, karena yang
hilang hanya sel benihnya saja.
Lalu, bukankah sel benih lelaki yang sudah divasektomi masih terus diproduksi?
Ke mana larinya sel benih yang belum stop diproduks! itu? Apa itu bisa membahayakan
tubuh atau seks lelaki? Ya betul, sel benih atau spermatozoa lelaki yang sudah
divasektomi masih terus diproduksi oleh buah zakar. Namun, karena tertahan tidak bisa
dialirkan memasuki prostat dan bisa ikut keluar bersama ejakulat, tumpukan sel benih
akan diserap kembali oleh tubuh.
Sebagaimana lazim lelaki yang tidak menikah, tak bergiat seks, tidak atau jarang
berejakulasi, berarti sel benihnya pun akan diserap kembali oleh tubuh. Sekitar 40-50
63
persen sel benih yang masih diproduksi memang diserap kembali oleh tubuh, dan itu
bukan masalah pada kesehatan seks lelaki. Tidak juga buruk pengaruhnya pada tubuh.
Apakah suami yang sudah divasektomi seks-nya masih tetap ganas? Ya,
keganasan seks lelaki pasca vasektomi tidak berubah. Ia tetap maskulin sebagaimana
sediakala. Bisa jadi sedikit lebih, karena sehabis vasektomi penurunan testosteron lebih
lamban dibanding pria yang tidak divasektomi.
Artinya, hormon kelelakiannya masih lebih galak dibanding yang tidak
divasektomi. Masih tetap lebih tingginya testosteron dalam darah pasca vasektomi
dibanding yang tidak divasektomi, itu pula yang mencemaskan apakah yang sudah
divasektomi tidak lebih berisiko kena kanker prostat, yang memang tunduk di bawah
kekuasaan sang hormon tersebut. Kajian yang pernah dilakukan ihwal itu, belum
menyatakan kebenarannya
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal. KB artinya
mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda
ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa
ber-KB.Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa
metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa
Anda pilih sendiri.
Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang pun bisa
menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat yang Anda
pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit yang sudah anda
derita, pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman.
Meskipun tidak ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam
kesehatan atau bahkan keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan
persalinan, selayaknya Anda mengikuti program KB atas kesadaran sendiri. Bacalah
penjelasan di bawah ini.
Manfaat-manfaat KB
Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang
melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman.
KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan umpamanya, KB
dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat :
Kehamilan terlalu dini
Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat terancam
oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa? karena tubuhnya belum sepenihnya tumbuh;
belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang
oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
64
Kehamilan terlalu “telat”
Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam
banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau
sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.
Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau
ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat
memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian,
menghadang.
Terlalu sering hamil dan melahirkan
Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat
pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin
lagi.
Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda-metoda KB
yang kami paparkan dalam halaman-halaman berikutnya. Malahan metoda-metoda itu
lebih aman ketimbang hamil dan bersalin.
Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB
Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya di tengah-tengah
masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian tanah yang adil,
sumberdaya kurang, dan keuntungan social tipis. anak-anak membantu pekerjaan
orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. di banyak tempat, jumlah anak
yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya orangtua yang berkecukupan saja yang
mampu mengurangi jumlah anak).
Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa banyaknya anak justru makin
memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. banyak orangtua
yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak; tidak mampu memberi mereka
penghidupan yang layak; tak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi,
dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi
mereka.
Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan
yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup
setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.
Yang jelas, tak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda akan
lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda memegang
kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan kapan
akan hamil.
65
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-
KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil
manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda
sendiri.
Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda
yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari
untung-rugi tiap metoda lebih dahulu.
Ada 5 corak metoda KB:
Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari pertemuan
dengan sel telur (merintangi pembuahan).
Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit
pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya
kehamilan yang tak dikehendaki.
Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD),
gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
Metoda alamiah, yang membantu Anda mengetahui kapan masa subur Anda, sehingga
Anda dapat menghindari hubungan seks pada masa itu.
Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan Anda tidak bisa
lagi memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.
Seberapa Ampukah Masing-Masing metoda?
Di bawah ini kami berikan informasi mengenai daya guna atau kemanjuran tiap metoda
KB, kegunaannya dalam mencegah kehamilan dan penyakit menular, dan apakah aman
bila digunakan selagi Anda menyusui.
Tiap 100 perempuan yang
memakai metoda ini selama
1 tahun
… yang
tetap hamil sejumlah
Tingkat
perlindungan terhadap
penyakit yang menular
lewat hubungan seks
Kondom untuk laki-laki 12 bagus
kondom untuk perempuan 20 bagus
Diafragma 18 hanya menangkal beberapa
jenis penyakit saja
66
Spermisida 20 hanya menangkal beberapa
jenis penyakit saja
Pil terpadu 3 Tidak melindungi
Pil Progestin saja 5 Tidak melindungi
Susuk Kurang dari 1 Tidak melindungi
Suntik Kurang dari 1 Tidak melindungi
Spiral 1 Tidak melindungi
Memberi ASI sampai bayi
berusia 6 bulan 2 Tidak melindungi
KB alamiah 20 Tidak melindungi
Sterilisasi lelaki dan Perempuan kurang dari 1 Tidak melindungi
Tidak ber-KB 85 Tidak melindungi
Semua metoda di atas bisa Anda gunakan dengan aman selama menyusui, kecuali pil
terpadu dan suntikan yang mengandung hormone estrogen.
sumber: Where Women Have No Doctor: A Health Guide for Women, 1997. The
Hesperian Foundation, Berkeley, California
Sterilisasi
Yang dimaksud ‘sterilisasi’ adalah operasi pada tubuh perempuan atau laki-laki
agar ‘steril’ atau tak mampua lagi ‘membuat’ anak. Kemungkinan terjadi kehamilan
sesudah steriliasi hamper nol. Karena itu, pikirkan matang-matang sebelum memilih
metoda ini. Anda harus yakin betul bahwa Anda sudah tak ingin punya anak lagi di masa
mendatang.
Meski harus menjalani operasi, ini bukan operasi besar seperti yang lain-lain.
Operasi ini tergolong ringan, cepat, dan tak menimbulkan efek samping apa pun. Bila
Anda berminat, hubungi rumah sakit yang lengkap.
Vasektomi: sterilisasi untuk laki-laki
Vasektomi adalah operasi sederhana untuk memotong saluran pembawa sperma
dari kantongnya (zakar) ke penis. Yang dipotong BUKAN buah zakar dan BUKAN
batang penis. Operasi ini cukup gampang dilakukan sehinggapekerja kesehatan terlatih
di mana saja bisa melakukannya (tak harus dokter bedah). Dan hanya memakan waktu
beberapa menit saja.
Vasektomi tidak menyebabkan lelaki impotent. Juga tidak mengurangi
kenikmatan seksual sewaktu berhubungan seks. Bahkan sesudah operasi itu ia masih
67
akan berejakulasi atau mengeluarkan air mani. Hanya saja, kini air maninya tidak
lagi mengandung sperma. Sesudah operasi, sperma masih ada dalam air mani, jadi ia
harus ejakulasi 20 kali sebelum semua sperma habis. Selama itu digunakan alat KB yang
biasa (kondom atau lainnya).
Sterilisasi untuk perempuan
Operasi ini agak lebih sulit ketimbang vasektomi, tetapi masih sangat aman
untuk siapa saja. Kira-kira butuh waktu setengah jam (30 menit) untuk melakukannya.
Caranya, dibuat dua irisan kecil saja di bagian bawah perut perempuan, lalu
saluran telurnya diikat atau dipotong supaya sel telur tak bisa menuju ke rahim. Sama
seperti vasektomi, operasi inipun tidak akan mempengaruhi kemampuan seksual
perempuan, dan tidak mengurangi kenikmatan seksual.
PENTING!
Sterilisasi TIDAK melindungi Anda dari penularan penyakit lewat hubungan
seks, termasuk HIV/AIDS. Jadi Anda masih harus memikirkan cara
perlindungan itu; misalnya dengan memakai metoda perintang (kondom, dsb.)
Metoda-metoda darurat adalah cara-cara menghindari kehamilan setelah
terlanjur berhubungan seks tanpa pelindung. Metoda-metoda ini mengupayakan agar sel
telur yang telah dibuahi oleh sperma jangan menempel ke dinding rahim dan
berkembang menjadi janin.
Jadi, metoda-metoda darurat tidak dianjurkan untuk Anda pilih, dalam
keadaan apapun. Metoda-metoda ini hanya untuk keperluan mendesak dan jangan
dijadikan acuan kebiasaan. Lagipula, metoda-metoda ini hanya berhasil bila dilakukan
seketika atau secepat mungkin setelah selesai berhunungan seks.
Pil KB darurat
Pil darurat sama dengan pil KB terpadu (kombinasi estrogen+progestin) yang
biasa di minum sehari-hari. Hanya saja dalam kondisi mendesak, Anda harus meminum
dosis yang lebih tinggi ketimbang biasanya selama beberapa waktu.
Untuk mencegah kehamilan akibat hubungan seks yang tanpa pelindung,
minumlah pil KB terpadu selama 3 hari (72 jam) setelah berhubungan seks. Pil ini
TIDAK akan manjur kalau Anda sudah terlanjur hamil akibat hubungan seks
LEBIH DARI 3 hari yang lalu.
Setelah minum pil darurat, sebaiknya Anda selalu memakai alat pencegah
kehamilan bila berhubungan seks, atau jangan dulu melakukannya, sampai haid Anda
datang lagi. Sesudah haid usai, gunakan metoda lain.
Seharusnya haid Anda akan datang sekitar 2 minggu setelah minum pil-pil
darurat itu. Kalau tidak, mungkin sekali Anda sudah terlanjur hamil. Bila belum yakin, terus
gunakan metoda perintang sampai Anda sudah memeriksakan diri kepekerja kesehatan.
68
Metoda-metoda KB darurat lainnya
Pil progestin (pil ‘mini’)
Karena tidak mengandung estrogen, pil ini tidak terlalu menggelitik Anda untuk mual dan
muntah. Tapi hanya manjur bila diminum paling lambat 48 jam (2 hari) sesudah
berhubungan seks.
Kurang lebih dosis : 20 butir, lalu 12 jam kemudian minum lagi 20 butir.
Mifepristone
Pil ini disebut juga RU 486 atau ‘pil Prancis’. Dibanding pil-pil lain, paling ringan efek
sampingnya (mual/muntah).
Kurang lebih dosis : 600 miligram diminum selambat-lambatnya 3 hari sesudah
berhubungan seks. Minum 1 kali saja.
Spiral
Spiral atau IUD juga bisa mencegah penempelan sel telur yang sudah terlanjur dibuahi ke
dinding rahim.
Kurang lebih spiral harus dipasangkan oleh pekerja kesehatan terlatih selambat-lambatnya
5 hari sesudah hubungan seks. Spiral ini bisa dibiarkan saja di tempatnya, dan akan
melindungi Anda dari kehamilan sampai (paling lama) sepuluh tahun.
Kurang lebih jangan pasang spiral kalau Anda berisiko mengidap apa saja yang
menular lewat hubungan seks.
Pilihlah metoda KB yang paling tepat buat Anda
Kini Anda telah hampir tamat membaca bab tentang KB. Bila masih ada keraguan
atau pertanyaan yang belum terjawab barangkali table di bawah ini akan membantu Anda
mengambil keputusan – kami akan menjabarkan kembali satu demi satu metoda dengan
keterangan-keterangan yang berguna.
Berikut ini rangkuman metoda-metoda KB yang bisa Anda pilih:
Kebutuhan atau
masalah pribadi Anda
Metoda yang mungkin
cocok
Metoda yang sebaiknya
dihindari
Pasangan Anda tak mau
aktif ber-KB (tak mau
memakai kondom dan tak
mau membantu Anda)
Metoda-metoda hormonal,
diafragma, kondom
perempuan, atau spiral
Kondom laki-laki dan metodametoda
KB alamiah
Anda tak ingin mengalami
pendarahan selain haid
yang normal
Metoda-metoda perintang,
atau spiral
Metoda-metoda hormonal
Anda tak ingin punya Sterilisasi, susuk, spiral Metoda-metoda alamiah,
69
anak lagi metoda-metoda perintang
Pasangan Anda sudah
menegaskan ‘pokoknya
kamu tidak boleh ikut KB!’
tanpa bisa ditawar lagi
Suntik, susuk, spiral Metoda-metoda perintang,
pil, metoda-metoda alamiah
Anda malu atau enggan
menyentuh vagina Anda
sendiri
Metoda-metoda hormonal,
kondom lelaki
difragma, kondom
perempuan
Anda merasa tidak enak
bila harus meminta
pasangan untuk
‘memutus’ percumbuan,
apalagi berpantang seks,
meski hanya untuk
sementara waktu saja
Spiral, metoda-metoda
hormonal
Metoda-metoda perintang,
metoda-metoda alamiah
Anda curiga atau bahkan
yakin bahwa pasangan
Anda berhubungan seks
dengan perepmpuanperempuan
lain, dan Anda
takut ketularan suatu
penyakit
Kondom lelaki atau
perempuan atau metodametoda
lain dipadukan
dengan kondom
Spiral, metoda-metoda
hormonal
Anda sendiri punya mitra
seksual lebih dari 1, atau
malah sudah mengidap
penyakit yang bisa
menular melalui
hubungan seks
Kondom lelaki atau
perempuan
Spiral
Mungkin tahun ini Anda
ingin hamil
Kondom, diafragma,
metoda-metoda natural,
pil KB terpadu atau
progestin saja
Spiral, suntik, susuk
Anda sedang dalam masa
menyusui
Spiral, kondom, diafragma
dengan spermisida, pil
progestin, suntikan
progestin
Pil terpadu, suntikan terpadu
(progestin+estrogen)
Anda belum pernah
melahirkan
Metoda-metoda hormonal,
metoda-metoda perintang
Spiral
Anda pelupa atau malas
kalau harus mengingatingat
Spiral, susuk, suntik Pil, metoda-metoda alamiah
sumber: Where Women Have No Doctor: A Health Guide for Women, 1997. The
Hesperian Foundation, Berkeley, California
70
Memantau Ukuran Bayi
Pahamilah standar ukuran fisik bayi. Ini penting untuk mendeteksi dini gangguan
kesehatan.
Ada banyak cara memantau kesehatan bayi. Tapi yang termudah dan terjelas
adalah dengan mengukur kondisi fisiknya. Untuk itu, Anda perlu tahu ukuran idealnya -
sehingga Anda bisa menduga status kesehataan si kecil. Ini semua dapat dilakukan
melalui pengukuran antropometri (berkaitan dengan tubuh), seperti berat badan, panjang
badan (tinggi badan), serta lingkar kepala.
Nah, Departemen Kesehatan sudah menentukan standar atau angka ideal status
gizi bayi menurut berat dan lebar badannya, serta ukuran lingkar kepalanya. Tentunya
faktor usia dan jenis kelamin bayi juga harus ditentukan. Standar ini adalah adalah
keputusan resmi yang menjadi panduan seluruh dokter di Indonesia untuk memantau
kesehatan bayi. Anda pun patut "melek" standar ini.
Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Bila berat badan yang tidak sesuai dengan umur, atau tidak ada kenaikan berat badan
dalam jangka waktu tertentu (1-3 bulan), bisa menjadi petunjuk adanya gangguan
kesehatan.
Gizi Anak Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U)
Jenis Umur Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih
Kelamin (bulan) (kg) (kg) (kg) (kg)
Perempuan 0 1,7 1,8 - 2,1 2,2 - 3,9 4
1 2,1 2,2 - 2,7 2,8 - 5,0 5,1
2 2,6 2,7 - 3,2 3,3 - 6,0 6,1
3 3,1 3,2 - 3,8 3,9 - 6,9 7
Laki-laki 0 1,9 2,0 - 2,3 2,4 - 4,2 4,3
1 2,1 2,2 - 2,8 2,9 - 5,5 5,6
2 2,5 2,6 - 3,4 3,5 - 6,7 6,8
3 3 3,1 - 4,0 4,1 - 7,6 7,7
12
71
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/SK/VIII/2002 [J1]
Panjang Badan menurut Umur (PB/U)
Bertambahnya berat badan bayi juga diikuti dengan bertambahnya panjang badan, yang
pertambahannya dari bulan ke bulan tidak selalu sama. Boleh dibilang, panjang badan
merupakan parameter pertumbuhan yang lebih akurat.
Status Gizi Anak Menurut Panjang Badan dan Umur (PB/U)
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/SK/VIII/2002
Lingkar Kepala
Banyak penelitian membuktikan, ada korelasi antara ukuran kepala bayi dan besar otak
yang tersimpan di dalamnya. Itu sebabnya, pengukuran lingkar kepala juga perlu
dilakukan secara rutin dan berkala. Apalagi, melalui pengukuran ini, secara kasar dokter
dapat mengetahui gambaran tingkat kecerdasannya kelak.
Sayangnya, sampai saat ini, belum ada ukuran baku mengenai lingkar kepala. Namun, di
beberapa buku kesehatan anak atau di Kartu Menuju Sehat (KMS) dapat ditemui kurvakurva
yang menggambarkan perkembangan ukuran lingkar kepala anak. Misalnya, bayi
yang lahir cukup bulan akan memiliki ukuran lingkar kepala sekitar 35 cm.
Bila Anda tidak yakin atas status gizi si kecil, jangan segan berkonsultasi dengan dokter.
Yang patut diingat, setiap hasil pengukuran antropometri ada rentang normalnya. Jadi
bisa saja bayi Anda terlihat lebih kurus dari bayi teman Anda yang sama usia, berat dan
Jenis Umur Pendek Normal
Kelamin (bulan) (cm) (cm)
Perempuan 0 45,4 45,5 - 54,2
1 48,9 49,0 - 58,1
2 51,9 52,0 - 61,6
3 54,5 54,6 - 64,5
Laki-laki 0 45,8 45,9 - 55,1
1 49,6 49,7 - 59,5
2 52,8 52,9 - 63,2
3 55,7 55,8 - 66,4
72
jenis kelaminnya. Ini bukan berarti anak Anda tidak normal, karena bisa jadi panjang
badan bayi Anda di atas rata-rata. Yang penting, selama bayi Anda selalu aktif, bahagia,
dan ciri-ciri tumbuh kembangnya normal, jangan terlalu khawatir dengan bentuk
tubuhnya!
73
Mengamati Kebiasaan Menjelang Tidur
CHRIS PUDJIASTUTI & M CLARA WRESTI
Salah satu hal yang kerap terabaikan adalah kebiasaan menjelang tidur,
terutama pada anak-anak. Padahal, kebiasaan ini bila tidak diwaspadai
bisa berlanjut hingga dewasa, bahkan dapat menjadi tanda awal autis.
Dalam sebuah pertemuan, seorang ibu muda mengeluh anak
perempuannya yang berusia dua tahun belakangan ini terlihat suka
memasukkan ibu jari ke mulut. Ini memang bukan kebiasaan yang
benar-benar baru. Kata si ibu, sejak anaknya berusia sekitar delapan
bulan, saat menjelang tidur anak itu suka memasukkan dan mengisapisap
ibu jarinya.
"Saya pikir itu kebiasaan mengisap botol susu yang keterusan
saja. Jadi, saya biarkan. Toh dia tidak rewel, enggak bahaya, dan
enggak mengganggu pertumbuhan," ujar Risa (30) yang tinggal di
Cinere, Depok.
Namun, belakangan ini kebiasaan putrinya itu berlanjut. Dia tak
cuma mengisap jempol saat menjelang tidur, tetapi ketika bermain, saat
menonton televisi, atau menikmati perjalanan dalam mobil pun jempol
tangan itu masuk ke mulut. Risa khawatir kebiasaan ini akan semakin
menjadi-jadi.
"Di mana saja, begitu ada kesempatan, dia mengisap jempol.
Orang-orang bilang ini tidak baik karena akan membuat giginya
tonggos. Tetapi, kalau saya larang dia menangis keras-keras. Saya
enggak tahan dengar tangisnya, jadi saya biarkan saja," cerita Risa
bernada frustrasi.
Kebiasaan serupa hingga saat ini dilakukan Rahma (8), murid
kelas III SD yang tinggal di Duren Sawit, Jakarta Timur. Dia tak bisa
tidur kalau tidak mengisap jempol. Awalnya kebiasaan itu tak menjadi
masalah, namun ketika ada temannya yang tahu kebiasaan Rahma, dia
kerap menjadi bahan olok-olok.
Rupanya tak hanya Rahma yang punya kebiasaan khas
menjelang tidur. Adiknya, Sari (5), punya kebiasaan mengelus-elus jari
kelingking ibunya. Oleh karena itulah, masalah "besar" akan muncul
kalau Sari hendak tidur, sementara ibunya tak berada di sampingnya.
13
74
Ini terjadi saat kedua kakak-beradik itu menginap di rumah
sahabat keluarga mereka. Ketika tiba saatnya tidur, Sari rewel. Ibu
pemilik rumah berusaha menenangkannya dengan berbagai cara, tetapi
tak berhasil. Ternyata dia kehilangan kelingking ibunya. Sesuatu yang
sulit digantikan dengan hal lain, dan tentu saja merepotkan pemilik
rumah.
Kebiasaan serupa juga dilakukan Ine (8) sejak bayi hingga kini.
Murid kelas III SD di Jakarta Timur ini terbiasa berangkat tidur sambil
mengelus-elus bagian siku tangan ibunya.
"Sambil tidur, tangannya yang satu pegang botol susu, dan
tangan satu lagi mengusap-usap siku tangan saya. Kadang-kadang
tangannya naik sampai pundak, dan enggak jarang juga dia milih
mengusap-usap kuping saya. Geliii banget rasanya," cerita Icu (38), ibu
Ine yang bekerja di perusahaan asuransi.
Berlanjut sampai dewasa
Kebiasaan yang awalnya dilakukan anak-anak menjelang tidur itu
pada sebagian anak kemudian dikerjakan pula pada saat lain. Biasanya,
ini karena tak adanya larangan tegas dari orangtua.
Airin (37), ibu dua anak usia delapan dan dua tahun, bercerita,
ketika anak pertamanya menunjukkan tanda-tanda senang mengusapusap
ujung bantal menjelang tidur, langsung ditegur dengan keras. Ini
berkaitan dengan pengalaman masa kecil Airin sendiri.
"Waktu SD, saya punya teman yang suka mengisap jempol. Kalau
lagi main bareng, dia ngisap jempol sampai basah dan berkerut-kerut.
Saya jijik dan malas main sama teman yang satu itu. Saya enggak mau
anak saya nanti dijauhi teman karena punya kebiasaan aneh seperti itu,"
katanya.
Kebiasaan seperti mengisap jari, mengelus-elus suatu benda
seperti bantal atau guling, menggoyang-goyangkan kaki, atau menciumcium
boneka, biasanya diawali sebagai pengantar tidur. Lama-kelamaan
hal itu dapat berlanjut pada kegiatan lain, yang tak jarang melibatkan
orang di luar keluarga inti.
Bahkan, seperti dialami Mella (27) yang tinggal di Jatinegara,
Jakarta Timur, kebiasaan masa kecil itu berlanjut hingga kini, sampai
dewasa dan telah menikah. Awalnya, saat Mella masih kecil, dia suka
75
mengelus-elus bordir yang menghiasi celana dalam. Ibunya mencoba
memindahkan kebiasaannya itu dengan membuat sarung bantal
berbordir.
Maka, kebiasaan Mella mengelus-elus motif bordir pun berpindah
pada bantal. Oleh karena selalu tersedia bantal berbordir, dan tak ada
yang keberatan, maka kebiasaan Mella itu berlanjut.
Mella beruntung karena suaminya tak keberatan dengan
kebiasaan tersebut. Ketika mereka menikah, untuk ranjang pengantin
sengaja disediakan bantal dengan banyak bordir.
Meski tak lagi mengelus-elus boneka tikus, David (25) yang
bekerja pada perusahaan komputer dan tinggal di kawasan Matraman,
Jakarta Timur, tak bisa melupakan kesedihannya saat boneka yang
telah menemaninya tidur selama enam tahun pertama hidupnya
mendadak hilang.
Ibunya, Evita (43), bercerita, David tak hanya memeluk boneka
tikusnya menjelang tidur, tetapi juga saat menonton televisi atau tengah
bermain sendiri. Oleh karena setiap hari dipakai, maka bentuk dan
warna boneka itu pun semakin lusuh, namun David tak mau membuang
atau mengganti dengan boneka lain.
"Sampai sekarang, kalau kita bicara soal boneka, dia pasti
cemberut. Waktu itu, saya terpaksa pakai cara keras. Saya keluarkan
busa bonekanya, baru dibuang ke tempat sampah yang jauh dari
rumah," cerita Evita yang selama beberapa minggu menemani David,
membantunya menghapuskan rasa kehilangan boneka itu.
Perkembangan jiwa
Berbagai kebiasaan menjelang tidur pada anak-anak, bagi
sebagian orang, dianggap sebagai sesuatu yang tak perlu dirisaukan.
Namun, LS Chandra SpKJ, dokter spesialis kesehatan jiwa dari
Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta Selatan, mengatakan, ada baiknya
orangtua mulai mengamati kebiasaan pada anak tersebut.
"Kebiasaan itu bisa terjadi karena si anak merasa kesepian atau
dia menderita depresi ringan. Dia memerlukan sesuatu yang bisa selalu
bersamanya," kata Chandra.
Kebiasaan tersebut merupakan perilaku yang timbul dalam masa
perkembangan jiwa seorang anak. Ini merupakan suatu kebutuhan
76
psikologis tertentu untuk yang bersangkutan. Kebiasaan ini biasanya
muncul ketika anak berada pada tahap attachment atau pelekatan pada
sesuatu. Ini biasa terjadi saat anak berusia sekitar satu tahun.
"Pada tahap ini sebenarnya yang diharapkan adalah anak
melekatkan diri kepada orangtua. Jika dia melekatkan diri pada
orangtua, maka terjadi proses identifikasi. Anak perempuan
mengidentifikasikan diri pada ibunya dan anak lelaki pada ayahnya.
Maka, di sini banyak sifat atau kebiasaan orangtua yang diserap anak,
dan dijadikan kebiasaannya juga," tutur Chandra.
Namun, pada sebagian anak, proses pelekatan itu terjadi bukan
pada orangtua, tetapi pada bantal, guling, boneka, jari tangan, dan
sebagainya. Akibatnya, benda-benda tersebut atau kegiatan itu
mengandung nilai emosional yang tinggi bagi si anak.
"Dia sudah merasa nyaman dengan kebiasaannya, tidak lagi
rewel karena sudah asyik dengan dunianya sendiri," ucap Chandra.
Perilaku itu biasanya juga didukung sikap orangtua yang
membiarkannya. Orangtua merasa anak tak lagi terlalu bergantung
padanya dan dia pun bisa melakukan hal-hal lain.
Bagaimanapun, menurut Chandra, ada baiknya orangtua
memerhatikan kebiasaan anak semacam itu. Kebiasaan tersebut bisa
bersifat temporer, tetapi dapat menetap. Kalau kebiasaan ini
berkembang secara patologis, orangtua harus waspada karena bisa
menjadi salah satu pertanda autis.
"Perhatikan, apakah anak semakin senang menyendiri dan asyik
dengan kegiatannya itu? Lalu, apakah dia juga tidak merasa perlu
bersosialisasi dengan orang lain?" kata Chandra.
Kalau kebiasaan tersebut sifatnya temporer, relatif tak masalah.
Namun, bila kebiasaan itu terbawa hingga dewasa, anak bisa terganggu
dalam bersosialisasi. Ketika teman-temannya tahu kebiasaan anak yang
dianggap aneh tersebut, dia bisa menjadi bahan olok-olok. Kondisi ini
bisa mengganggu rasa percaya diri anak.
Sumber: Kompas
77
Imunisasi
KAPAN IMUNISASI DITUNDA
dr. Wati
Tulisan ini bahan buku imunisasi yg diambil dari berbagai sumber, WHO, AAP,
IDAI
Indikasi kontra imunisasi
Pada dasarnya, sedikit sekali kondisi yang menyebabkan imunisasi harus
ditunda. Pilek, batuk, suhu sedikit meningkat, bukan halangan untuk imunisasi.
Beberapa kondisi di bawah ini bukan halangan untuk imunisasi:
- Gangguan saluran napas atas atau gangguan saluran cerna ringan
- Riwayat efek samping imunisasi dalam keluarga.
- Riwayat kejang dalam keluarga.
- Riwayat kejang demam
- Riwayat penyakit infeksi terdahulu
- Kontak dengan penderita suatu penyakit infeksi
- Kelainan saraf menetap seperti palsi serebral, sindrom Down
- Eksim dan kelainan lokal di kulit
- Penyakit kronis (jantung, paru, penyakit metabolik)
- Terapi antibiotika; terapi steroid topikal (terapi lokal, kulit, mata)
- Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir
- Berat lahir rendah
- Ibu si anak sedang hamil
- Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi
Kondisi dimana imunisasi tidak dapat diberikan atau imunisasi boleh ditunda:
- Sakit berat dan akut; Demam tinggi;
- Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik;
- Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang menjalani terapi
steroid jangka lama, HIV) tidak boleh diberi vaksin hidup (polio oral, MMR, BCG,
cacar air).
- Alergi terhadap telur, hindari imunisasi influenza
14
78
http://www.prodigy.nhs.uk/guidance.asp?gt=Immunizations%20-%20childhood
Reasons to delay vaccination
?? Acute illness: if a child is suffering from any acute febrile illness, postpone
immunization until the child has fully recovered. Minor infections without
fever or systemic upset are not reasons to postpone immunization.
?? Adverse reaction to vaccine: vaccines should not be given to those who
have had: a confirmed anaphylactic reaction to a previous dose of the same
vaccine. Diphtheria containing vaccines should not be given if there is a
confirmed anaphylactic reaction to neomycin, streptomycin or polymyxin B
(which may be present in trace amounts).
?? Untreated malignant disease or altered immunity: those receiving
immunosuppressive or X-ray therapy or high-dose corticosteroids.
Malignant conditions of the reticulo-endothelial system such as lymphoma,
leukaemia, or Hodgkin's disease, and where the normal immunological
mechanism may be impaired.
?? Children who have received another live vaccine, including Bacillus
Calmette-Guérin vaccine (BCG), within 3 weeks: do not give measles,
mumps, and rubella (MMR) vaccine within 3 months of an injection of
immunoglobulin.
?? Pregnancy should be avoided for 1 month after MMR vaccine, as for
rubella vaccine. Although there is no information to suggest that tetanus,
diphtheria, or meningococcal C vaccination is unsafe during pregnancy, do
not use unless there is a high risk of the individual developing the disease.
Do not offer BCG to women who are pregnant or who are breastfeeding,
unless it is thought that they are at high risk of catching TB.
?? Tuberculin positive: BCG vaccine should not be administered to
individuals who are tuberculin-positive (that is, an induration of 5 mm or
greater in diameter in the Mantoux test, or a Heaf grade 2 to 4).
Where there is doubt, seek appropriate advice from a consultant paediatrician,
District Immunization Coordinator or Consultant in Communicable Disease
Control, rather than withholding vaccine.
NOT contraindications to vaccination
79
The following are not reasons to delay or
avoid vaccination:
?? A personal or family history of allergy not related to one of the vaccine
components.
?? A family history of any adverse reactions following immunizations.
?? A stable neurological condition such as cerebral palsy, Down's
syndrome, or spina bifida.
?? Previous history of pertussis, measles, rubella or mumps infection.
?? Prematurity: immunization should not be postponed.
?? Contact with an infectious disease.
?? Asthma, eczema, hay fever, or 'snuffles'.
?? Treatment with antibiotics or locally acting (e.g. topical or inhaled)
corticosteroids.
?? Child's mother is pregnant.
?? Child being breastfed.
?? History of jaundice after birth.
?? Under a certain weight for child's age.
?? Over the age recommended in the immunization schedule. (There is
currently no pertussis-containing vaccine licensed for immunization in
children age 7 years or older.)
?? Family history of convulsions. Immunization should be carried out after
advice on the prevention of pyrexia has been given.
?? Surgery is not a contraindication to immunization, nor is recent
immunization a contraindication to anaesthesia or surgery.
HIV-positive: most vaccines in the childhood vaccination programme are
suitable for people who are HIV-positive. In areas where the risk of contracting
tuberculosis and HIV is high, the World Health Organization states that it may be
appropriate to vaccinate asymptomatic HIV-positive people. However, the Joint
Committee on Vaccination and Immunization advises that BCG should not be
administered to individuals infected with HIV.
Spacing and Simultaneous vaccine
administration
The general principles for spacing and simultaneous administration of vaccines
are as follows:
80
• attention should be paid to the recommended minimum interval
between subsequent vaccine doses (Table 2); decreasing the
recommended minimum interval may negatively interfere with antibody
response and protection
• increasing the recommended interval between subsequent vaccine
doses does not diminish the effectiveness of the vaccine
• there is no need to restart the series of any vaccine due to extended
intervals: the series should be completed as soon as possible but not
restarted (exception: oral typhoid vaccine should be given as
recommended)
• there are no contraindications to simultaneous administration of any
vaccines, vaccines should be administered at different body sites; in the
U.S., simultaneous administration of cholera and yellow fever vaccine is
not recommended (due to decreased antibody response), the vaccines
should be separated by at least 3 weeks
• if various vaccines are not given simultaneously, the recommendations
regarding spacing are as follows:
- interval between two different live vaccines should be 4 weeks;
- no interval is recommended between different
inactivated/toxoid/subunit vaccines or between live and
inactivated/toxoid/subunit vaccines
The general principles for intervals between the receipt of antibody-containing
blood products and vaccines are as follows:
• inactivated/toxoid vaccines generally are not affected by circulating
antibody to the antigen included in the vaccine
Live vaccines may be affected by circulating antibody to the vaccine virus,
therefore: when a vaccine has been administered first, wait 2 weeks before
administer an antibody-containing blood product; when an antibody-containing
blood product has been administered first, wait at least 3 months before
administering a live vaccine.
Is it true that simultaneous vaccination
increases the risk of harmful side effects
and can overload the immune system ?
81
6. Giving a child multiple vaccinations for different diseases at the same
time increases the risk of harmful side effects and can overload the
immune system.
Children are exposed to many foreign antigens every day. Eating food
introduces new bacteria into the body, and numerous bacteria live in the
mouth and nose, exposing the immune system to still more antigens. An
upper respiratory viral infection exposes a child to 4 - 10 antigens, and a
case of "strep throat" to 25 - 50. According to Adverse Events Associated
with Childhood Vaccines, a 1994 report from the Institute of Medicine, "In
the face of these normal events, it seems unlikely that the number of
separate antigens contained in childhood vaccines . . . would represent an
appreciable added burden on the immune system that would be
immunosuppressive." And, indeed, available scientific data show that
simultaneous vaccination with multiple vaccines has no adverse effect on
the normal childhood immune system.
A number of studies have been conducted to examine the effects of
giving various combinations of vaccines simultaneously. In fact, neither the
Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) nor the American
Academy of Pediatrics (AAP) would recommend the simultaneous
administration of any vaccines until such studies showed the combinations
to be both safe and effective. These studies have shown that the
recommended vaccines are as effective in combination as they are
individually, and that such combinations carry no greater risk for adverse
side effects. Consequently, both the ACIP and AAP recommend
simultaneous administration of all routine childhood vaccines when
appropriate. Research is under way to find ways to combine more antigens
in a single vaccine injection (for example, MMR and chickenpox). This will
provide all the advantages of the individual vaccines, but will require fewer
shots.
There are two practical factors in favor of giving a child several
vaccinations during the same visit. First, we want to immunize children as
early as possible to give them protection during the vulnerable early months
of their lives. This generally means giving inactivated vaccines beginning at
2 months and live vaccines at 12 months. The various vaccine doses thus
tend to fall due at the same time. Second, giving several vaccinations at the
same time will mean fewer office visits for vaccinations, which saves
parents both time and money and may be less traumatic for the child.
Source : http://www.cdc.gov/nip/publications/6mishome.htm
82
Horee, ... Aku “Terbang” dalam Air!
(Sumbangan dari Rein’s Mom)
Masih banyak orang tua takut mengajak bayi nyebur ke kolam
renang. Padahal, bermain air sungguh oke!
Beberapa ahli seperti Laurie Lawrence , pelatih renang khusus bayi
dari Amerika Serikat, maupun Huguette Harkins , pelatih renang bayi
dari Melbourne, Australia, mengungkapkan betapa mudahnya mengajar
renang pada bayi. Tak percaya kalau tak mencoba kan?
Bangun dulu kepercayaan
Sebenarnya, kunci utama dalam mengajar bayi berenang
adalah si kecil harus benar-benar menikmati pengalaman pertamanya di
kolam renang. Sebab, ada juga bayi yang langsung takut begitu
tubuhnya menyentuh air. Dibandingkan air bak mandinya, jumlah air di
kolam renang tentulah luar biasa banyaknya. Tapi, bukan berarti Anda
harus khawatir atau ragu-ragu untuk memulainya. Perhatikan sejumlah
kiat berikut ini.
Pertama-tama, Anda sendiri harus tenang dulu. Setelah itu,
barulah Anda bisa mulai memperkenalkan dunia yang sama sekali baru
bagi bayi Anda. Yang pasti, jangan serba terburu-buru. Biarkan saja si
kecil menikmati tetesan demi tetesan air mengalir di tubuhnya. Juga,
asah kepekaan Anda biar bisa pas dengan keinginannya. Biasanya,
15
83
suasana yang rileks (tidak tegang) plus segudang kreativitas bisa jadi
‘magnet' bagi si kecil untuk berlama-lama dalam air. Kalau ia sudah
makin akrab dengan air, tidak sulit untuk mengajarinya berenang.
Sebagai catatan, kepercayaan penuh amat berperan di sini.
Bagaimanapun, bayi Anda akan mempercayakan diri sepenuhnya pada
orang yang mengajaknya masuk ke air. Jika orang itu adalah Anda,
ayahnya, maka mau tidak mau Anda menanggung beban yang cukup
berat. Karena, salah strategi akan fatal akibatnya. Bisa-bisa si kecil
malah jadi trauma dan makin susah diajak berenang.
Setahap demi setahap
Memperkenalkan dunia renang memang perlu dilakukan secara
bertahap. Mulailah dengan mengajak anak bermain air di pinggir kolam
dulu. Pukul-pukulkan air. Kalau ia masih kelihatan takut-takut dengan
cipratan air itu, jangan paksa dia. Agar keberaniannya terpupuk,
sesekali biarkan air kolam terpercik di wajah mungilnya.
Begitu si kecil terlihat agak berani, barulah Anda gendong
masuk ke dalam kolam. Biarkan si kecil merasa aman dan juga makin
dekat dengan Anda. Lalu, ajak bayi Anda memukul-mukul permukaan
air. Dengan begitu, percikan-percikan air akan membasahi kalian
berdua. Bila Anda gemar bernyanyi, pastilah akan semakin
menyenangkan. Irama kecipak air dan suara nyanyian Anda bisa
membuat si kecil enjoy dan senang.
84
Tahap selanjutnya adalah mengajarinya “melihat” dasar kolam.
Ini memang tahap awal bagi si kecil untuk berani memasukkan
kepalanya ke dalam air. Asal tahu saja, tahap ini perlu sebab ia harus
menahan napas saat berenang kelak.
Ingat ya, setiap tahap ini berlangsung sangat individual. Bisa
berlangsung cepat, hanya sekali dua kali. Akan tetapi, bisa pula sampai
beberapa kali. Jadi, Anda harus belajar mengenali kemampuan si kecil
dan juga perlu ekstra sabar.
“Horeee… Aku bisa terbang”
Nah, begitu kepercayaan diri si kecil sudah tumbuh, ajak
bermain di air. Biarkan ia jadi pesawat yang sedang mengangkasa.
Caranya? Tengkurapkan si kecil. Sangga dadanya dengan telapak
tangan kiri Anda, sementara perut dan kakinya dengan telapak tangan
kanan. Pada awalnya, kedua siku lengan Anda sebaiknya agak
menekuk dulu agar tubuhnya agak dekat dengan tubuh Anda. Dengan
begitu, ia juga akan merasa aman. Katakan, “Horeee... Aku bisa
terbang.”
Secara perlahan-lahan, agak rentangkan kedua lengan Anda.
Jadi, bayi Anda seolah-seolah melayang sendiri di atas air. Dalam posisi
seperti ini, ia bisa merasakan adanya tekanan dari air. Nah, kalau sudah
lebih berani lagi, minta si kecil membentangkan kedua tangannya. Kali
ini, katakan saja, “Horeee... Aku jadi pesawat terbang.”
Sebagai variasi, telentangkan si kecil di atas air. Caranya?
Sangga bokong dan punggung dengan telapak tangan kiri, sementara
85
sangga leher telapak tangan kanan. Biarkan ia tidur-tiduran selama
beberapa waktu. Secara perlahan-lahan, lepaskan telapak tangan Anda
yang menyangga bokong dan punggungnya. Dalam posisi ini, bayi Anda
akan merasakan nikmatnya melayang di atas air.
Bagaimana dengan kakinya? Biarkan kaki mungilnya bergerak
sesukanya. Gerakan kaki yang “memukul-mukul” permukaan air
seakan-akan jadi baling-baling yang mendorongnya bergerak maju di
air.
Nah, kalau ia sudah pintar melayang di air, barulah Anda
pegang kedua tangannya sambil Anda berjalan mundur. Jika inipun
sudah dilakukannya dengan piawai, lepaskan si kecil dan biarkan dia
berenang sendiri.
Bisa sehat, kuat plus pintar
Anda ingin si kecil gesit bak lumba-lumba? Jangan ambisius
dulu, dong! Sebab, tak semua anak bisa dengan mudah melayang di
air. Ini benar-benar sifatnya individual. Yang paling penting adalah
bukan soal ia pintar berenang atau tidak, melainkan proses belajar dan
gerakan-gerakan yang dilakukan ketika belajar berenang.
Yang pasti, gerakan yang dilakukan saat berenang akan memperlancar
sirkulasi darah dan kerja organ-organ tubuhnya. Juga, otot-otot
tubuhnya akan kian lentur dan kuat. Lalu, daya tahan tubuhnya jadi
tinggi.
Lalu, berenang juga sarana tepat untuk membentuk
kepribadian. Biasanya anak yang belajar berenang akan tumbuh jadi
anak yang pede , bahagia, mandiri, dan gampang menyesuaikan diri.
Bukan cuma itu. Bermain air betul-betul membuatnya gembira.
86
Keuntungan lain adalah, diduga gerakan anggota badan si kecil
ketika berenang akan merangsang saraf-saraf tepinya. Kalau sudah
begini, saraf di otak jadi aktif. Diharapkan, si kecil jadi lebih pintar deh.
Dan yang paling penting adalah, kedekatan Anda dengan si kecil bisa
terjalin kian erat. Semburan air dan canda ayah adalah kebahagiaan
yang akan selalu melekat dalam ingatannya.
Kalau berenang bersama si kecil memang begitu besar
manfaatnya, mengapa Anda tidak mencobanya dari sekarang? Apalagi,
olahraga ini memang relatif aman. Ketika berenang, berat badannya
tidak disangga oleh dirinya sendiri, melainkan diambil alih oleh air. Itu
sebabnya, ia bisa melayang alias mengapung. Ayo, tunggu apa lagi?
Boks 1:
Kapan Mulai?
Usia 4-6 bulan adalah saat tepat bagi bayi untuk mengenal
kolam renang. Selain insting refleks akuatiknya (kemampuan untuk
segera menarik napas sebelum menyentuh air) belum hilang, juga saat
pas untuk melatih koordinasi gerakan otot-otot tubuhnya. Ia juga sudah
punya naluri mengapung, selain sudah mampu mengatur napas.
Yang penting, jangan paksa si kecil berenang. Meski secara
alami sudah mahir menahan napas dalam air, umumnya ia akan terus
menelan air. Juga, batasi waktunya hingga 10 menit saja, biar ia tidak
sakit atau keracunan air (akibat terlalu banyak air atau kurang
pembuangan cairan tubuh). Begitu usianya menginjak 6-18 bulan
bolehlah waktu berlatihnya ditambah jadi 15 menit. Kalau ia sudah lebih
pintar, Anda dapat saja melonggarkan waktu berlatihnya jadi 30 menit.
Lalu, pada usia 6-10 bulan, bayi-bayi yang sudah mengenal air
dengan baik sudah bisa belajar menahan napas dalam air. Dengan
latihan rutin, pada usia 12 bulan biasanya ia sudah bisa dilepas selama
beberapa detik untuk berenang dari ayah menuju ke ibu, atau
sebaliknya.
Boks 2:
6 Langkah Wajib
Menurut Laurie Lawrence, belajar berenang bukannya tanpa
aturan. Berikut 6 latihan yang harus dikuasai si kecil agar pintar
berenang:
87
• Menahan napas.
• Berendam. Secara bertahap ditingkatkan dengan menyelam selama
beberapa waktu. Dengan begitu, kemahiran menahan napasnya kian
terlatih.
• Mengapung. Meski keterampilan ini secara alami telah dikuasai,
namun Anda tetap perlu mengasahnya. Misalnya, dengan
menelungkupkan tubuhnya.
• Mendorong tubuh, agar bisa meluncur ke depan.
• Membalikkan tubuh.
• Gabungan antara keterampilan mendorong tubuh dan membalikkan
tubuh.
Boks 3:
Sepele, tapi Perlu
• Pilih kolam renang. Jika mungkin, cari kolam renang yang
kandungan kaporitnya tidak terlalu tinggi, agar mata anak tidak mudah
perih.
• Perhatikan suhu air . Jika air kolam terlalu dingin (di daerah
pegunungan misalnya), bisa mengganggu kegembiraan si kecil. Nah,
suhu kolam yang paling nyaman untuk berenang sekitar 32- 33 ° C.
• Jangan lengah . Perhatikan terus gerakan anak Anda. Jangan
lengah, walau sedetik saja.
• Perlu pengawas lain . Sebaiknya ibu atau orang dewasa lain juga
ikut mengawasi di tepi kolam. Syukur jika ada lifeguard yang berjaga di
seputar kolam.
• Waktu tepat untuk belajar renang sebaiknya pas pada jam biasanya
ia mandi, yakni pagi atau sore. Pada jam-jam itu tubuh si kecil terbiasa
berada dalam air.
• Pakai baju renang . Sebaiknya, pilihlah celana renang khusus bayi
agar si kecil nyaman dan leluasa menggerakkan tubuh.
• Pakai kacamata renang . Seringkali kolam renang mengandung
kaporit tinggi, maka bujuk si kecil untuk memakai kacamata renang
(google). Terlebih jika ia sudah mulai sering memasukkan kepalanya ke
dalam air.
• Pagari kolam renang pribadi, agar si kecil tidak bisa masuk kolam
sendirian.
88
Boks 4:
Fun, Fun, and Fun
Terlalu banyak menelan air atau muntah karena ketakutan,
biasanya membuat si kecil kapok nyebur ke kolam renang. Kalau sudah
begini, acara belajar renang jadi momok bagi si kecil. Jadi, kalau tibatiba
ia menangis ketakutan mendengar kata renang, bisa jadi ini karena
si kecil agak trauma dengan latihannya.
Terpaksa hentikan dulu latihan sementara waktu. Beberapa
minggu kemudian bolehlah ia diajak ke kolam lagi. Lebih bagus lagi jika
suasana hatinya sedang gembira. Bagaimanapun, berenang harus
dilakukan dengan gembira, gembira, dan gembira...
89
GIGI TERAWAT, ANAK SEHAT
Supaya gigi anak sehat, upaya ke arah situ harus dimulai sejak ia
masih dalam kandungan. Bayangkan, pembentukan calon gigi sudah
dimulai sejak janin berusia 4 minggu. Sedangkan, proses keluarnya
atau erupsi dimulai saat bayi berusia 6-7 bulan.
Menjaga kesehatan gigi harus dilakukan secara menyeluruh termasuk
mulut dan gusi. Cara yang paling efektif adalah mengenalkan dan
menanamkan kebiasakan membersihkan gigi dan mulut sejak bayi.
Selain menjaga kebersihan gigi, tak kalah penting adalah mengenal
ragam masalah gigi dan mulut yang kerap terjadi. Dengan
mengetahui gejalanya, orangtua bisa melakukan upaya
penanggulangan segera. Tentu saja pencegahan jauh lebih penting
dan ini berarti pola makan anak pun harus diperhatikan.
Untuk itu, edisi spesial "Kiat Menjaga Kesehatan Gigi & Mulut Anak"
hadir sebagai panduan bagi orangtua dalam merawat kesehatan si
buah hati, khususnya seputar mulut. Ingat, masalah pada gigi tidak
bisa dianggap enteng. Bahkan sampai muncul pameo, lebih baik sakit
hati daripada sakit gigi. Selamat membaca.
Marfuah Panji Astuti.
KAPAN GIGIKU TUMBUH?
Sampai usia 2 tahun anak punya 20 gigi susu.
Pertumbuhan gigi bayi sudah dimulai sejak dalam kandungan,
tepatnya sejak janin berusia 4 minggu sampai bayi lahir.
Pertumbuhan ini masih berlangsung di dalam rahang dan tak terlihat
dari luar.
Proses munculnya gigi ke permukaan menembus gusi tidak bisa
diukur lamanya. Sampai di mana posisinya pun hanya bisa dilihat
dengan foto rontgen. Namun biasanya, gigi pertama muncul sejak
usia sekitar 6 bulan sampai 12 bulan. Mula-mula yang tumbuh adalah
mahkota gigi yang berwarna putih dengan lapisan luar emailnya, lalu
berikutnya ada dentin, dan berikutnya lagi adalah pulpa yang
16
90
menjadi tempat saraf dan pembuluh darah. Paling akhir yaitu
akar gigi.
Satu satu yang memengaruhi waktu kemunculan gigi adalah
asupan kalsium selagi ibu hamil. Namun, tidak berarti ibu yang
lebih banyak mengonsumsi kalsium akan melahirkan bayi
dengan pertumbuhan gigi yang lebih cepat. Bagaimanapun
juga, daya serap kalsium setiap janin berbeda-beda. Selain itu,
asupan kalsium pun dibutuhkan oleh pembentukan dan
pertumbuhan tulang.
DUH GATAL!
Pada setiap anak, gejala yang timbul saat tumbuh gigi
berbeda-beda atau individual. Reaksinya tergantung pada daya
tahan tubuh dan ketahanan akan rasa sakit. Gejala umum
yang ditemui antara lain :
* Gatal pada gusi
Ini paling sering dialami. Rasa gatal ini membuat anak sering
menggigit benda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya
berikan biskuit bayi yang agak keras tapi akan hancur terkena
air liur, sehingga tidak membahayakan. Atau bisa juga diberi
mainan khusus bayi untuk digigit-gigit yang aman dari zat
beracun.
* Rewel
Keadaan gatal pada gusi membuat bayi merasa tak nyaman.
Akibatnya bayi yang baru tumbuh gigi hampir selalu rewel.
* Gusi tampak kemerahan
* Tidak nafsu makan
Perasaan tak enak di mulut karena tumbuh gigi bisa membuat
anak malas makan atau mengunyah. Meski demikian anak
tetap harus makan.
* Demam
Biasanya tidak sampai demam tinggi. Bila demamnya cukup
tinggi, bawalah anak ke dokter untuk mengecek apakah
91
demamnya memang disebabkan akan tumbuh gigi atau ada
penyebab lain.
KOK BELUM KELUAR?
Umumnya, anak usia 1 tahun sudah punya 6-8 gigi susu dan
menjadi lengkap yaitu 20 gigi pada usia 2 tahun. Jika setelah
berusia lebih dari satu tahun gigi anak belum muncul, bawalah
ia ke dokter gigi untuk memastikan kondisinya. Pemeriksaan
foto rontgen memberi kepastian masalah ini. Dokter akan
melakukan tindakan pemeriksaan klinis mulut anak, apakah
pada gusi terlihat penonjolan-penonjolan yang merupakan
tanda akan tumbuhnya gigi. Bila ada, akan ditunggu sampai
beberapa minggu. Selama proses tersebut sebaiknya dilakukan
kontrol secara periodik, satu bulan, tiga bulan, dan enam
bulan.
Bila hasil foto rontgen menunjukkan tidak terdapat benih gigi
susu (agenesis gigi susu), maka sampai usia berapa pun tak
akan terjadi erupsi. Namun, bisa saja terjadi, meski gigi susu
tidak tumbuh, tapi gigi tetapnya ada. Kalau benih gigi tetap
pun tidak ada, maka harus dibuatkan gigi tetap tiruan.
Penyebab terjadinya kelainan pertumbuhan ini, biasanya
karena faktor genetik bukan akibat kekurangan zat gizi
tertentu.
BARU LAHIR, EH, PUNYA GIGI
Erupsi gigi susu yang terjadi lebih dini termasuk kelainan
pertumbuhan dan perkembangan gigi. Contohnya, bayi yang
pada saat lahir sudah memiliki gigi (istilahnya gigi natal).
Tumbuhnya tidak tentu, di bagian depan atas atau bawah tapi
jarang di bagian belakang. Banyaknya satu buah. Ada juga
erupsi gigi dini yang terjadi baru pada bulan pertama setelah
kelahiran (istilahnya gigi neonatal). Pada kasus keduanya,
belum tentu bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi.
Penanganan dilakukan dengan melihat apakah gigi erupsi dini
mengganggu atau tidak. Jika tidak, maka akan dibiarkan.
GIGI TETAP
92
Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh
karenanya, paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap
penggantinya sudah teraba atau terlihat. Gigi susu harus
dipertahankan karena merupakan penuntun erupsi bagi gigi
tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya gigi tetap keluar,
maka gigi geligi "tetangganya" akan bergeser mengisi sebagian
kavling yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada
tempatnya alias berantakan.
Dedeh Kurniasih
Konsultan ahli:
drg. Eva Fauziah, Sp.KGA
pengajar Fakultas Kedokteran Gigi UI
AGAR GIGI CEPAT TUMBUH
* Latih anak menggigit biskuit
bayi yang gampang lumer.
Jika bayi sudah kenyang,
gunakan mainan gigit-gigitan
yang aman. Dengan
menggigit, gigi di dalam akan
menekan gusi, sehingga
mempercepat proses
keluarnya.
* Berikan makanan bernutrisi sesuai aturan, yaitu dari semipadat di
usia 6 bulan menjadi semi padat dan padat di usia 1 tahun. Nutrisi
yang baik berguna untuk tumbuh kembang dan merangsang
pertumbuhan gigi dari dalam.
93
PRAKIRAAN JADWAL ERUPSI GIGI
GIGI SUSU RAHANG
BAWAH
RAHANG
ATAS JUMLAH
1. Gigi seri pertama 6-12 bulan 8-13 bulan 2 atas + 2
bawah
2. Gigi seri kedua 6-12 bulan 8-13 bulan 2 atas + 2
bawah
3. Gigi taring 17-23 bulan 16-22 bulan 2 atas + 2
bawah
4. Gigi geraham susu
pertama
14-18 bulan 13-19 bulan 2 atas + 2
bawah
5. Gigi geraham susu
kedua 23-31 bulan 25-33 bulan 2 atas + 2
bawah
Total 20 gigi
GIGI TETAP RAHANG
BAWAH
RAHANG
ATAS JUMLAH
1. Gigi seri pertama 6-8 tahun 6,5-8,5 tahun 2 atas + 2
bawah
2. Gigi seri kedua 6-8 tahun 6,5-8,5 tahun 2 atas + 2
bawah
3. Gigi taring 9-11 tahun 10-12 tahun 2 atas + 2
bawah
4. Gigi geraham kecil
pertama 9,5-12 tahun 9,5-11,5 tahun 2 atas + 2
bawah
5. Gigi geraham kecil
kedua 9,5-12 tahun 9,5-15 tahun 2 atas + 2
bawah
6. Gigi geraham besar
pertama 6-7 tahun 6-7 tahun 2 atas + 2
bawah
7. Gigi geraham besar
kedua 11-13 tahun 11,5-12,5
tahun
2 atas + 2
bawah
8. Gigi geraham besar
ketiga 17-21 tahun 17-21 tahun 2 atas + 2
bawah
Total 32 gigi
Acuan: WRAY & WRAY - BRITISH MEDICAL ASSOCIATION
94
INI DIA SI PERUSAK GIGI!
Gigi dan kuman tak dapat dipisahkan, karena kuman suka sisa
makanan di mulut.
Namun, jika daya tahan tubuh stabil dan gigi selalu dijaga
kebersihannya maka kuman tidak akan mampu merusak gigi. Secara
alami, mulut menghasilkan saliva atau air liur yang mampu
memberikan proteksi bagi gigi. Namun, mengandalkan saliva saja
tidak cukup untuk menjaga kesehatan gigi. Terutama karena
makanan yang dikonsumsi anak makin beragam. Karenanya, menjaga
kebersihan dan kesehatan gigi anak adalah mutlak. Juga hindari halhal
yang berisiko membuat gigi rusak, seperti yang diuraikan di
bawah ini.
Gazali Solahuddin. Foto: Iman/nakita
Konsultan ahli:
drg. Sri Istianah,
dari RS Sari Asih Ciledug, Banten
CARA MAKAN YANG SALAH
Dianggap salah karena cara makan dan minum seperti ini
akan merusak gigi:
*Sering mengonsumsi makanan dan minuman panas lantas dingin
secara bergantian dalam satu waktu. Kebiasaan ini akan merangsang
saraf pulpa untuk berkontraksi dan juga membuat email (lapisan
pelindung gigi) rusak. Hal yang sama juga terjadi jika anak suka
makan penganan atau minum minuman yang panas. Selain email gigi,
jaringan lunak gusi pun akan rusak karena suhu panas. Kerusakan ini
akan merembet dengan menimbulkan rasa perih dan warna memerah
pada gusi.
*Mengemut makanan. Makanan yang diemut dan tercampur dengan
air liur dalam waktu cukup lama (karena tidak kunjung ditelan) akan
menempel di gigi dan memerangkap bakteri perusak gigi sehingga
gigi rawan berlubang ataupun keropos.
*Minum susu sambil tidur. Susu mengandung pemanis yang mudah
menempel di gigi. Makanan yang menempel di gigi akan menjadi
makanan lezat bagi bakteri perusak. Keadaan ini makin parah bila
95
terjadi saat anak tidur, karena produksi liur sedang berhenti dan
mikroba perusak pun jadi lebih aktif.
MAKANAN
* GULA
Sebagian besar makanan mengandung gula untuk energi pembakaran
di dalam tubuh. Meskipun gulanya dapat merusak gigi, makanan
berkarbohidrat atau tepung-tepungan tetap diperlukan oleh tubuh.
Mencegah risikonya ya dengan membersihkan gigi setelah makan pagi
dan sebelum tidur malam.
Semua sirop, minuman ringan bersoda, susu, permen, obat dan
suplemen yang mengandung gula termasuk makanan yang bisa
merusak gigi. Makanan mengandung gula (termasuk makanan
sumber karbohidrat seperti nasi) akan menempel di gigi dan
berakumulasi dengan saliva dan zat lainnya. Jika tidak dibersihkan
akan menyebabkan timbulnya plak. Jika dibiarkan lama-lama menjadi
karies, dan dalam jangka panjang akan membuat gigi gerepes alias
habis.
* COKELAT
Makanan mengandung cokelat mudah sekali menempel di gigi.
Cokelat bergula yang terus dibiarkan menempel di gigi tanpa
dibersihkan akan membuat gigi berlubang bahkan patah.
* CUKA
Asam cuka yang bersifat korosif bila menyatu dengan air liur yang
juga bersifat sama akhirnya akan mengikis gigi. Sebaiknya segera
minum air putih setelah mengonsumsi makanan asam atau yang
mengandung cuka.
ANTIBIOTIK
Obat-obatan antibiotik dari golongan tetrasiklin dapat membuat gigi
berwarna kekuningan secara permanen. Untungnya antibiotik jenis ini
sekarang sudah jarang diresepkan oleh dokter. Ibu hamil pun
sebaiknya tidak mengonsumsi obat jenis ini karena akan berdampak
pada gigi bayinya kelak.
96
PERAWATAN SEHARI-HARI
Kuncinya ketelatenan.
GUSI DAN LIDAH BAYI
Bayi usia 0-6 bulan umumnya belum memiliki gigi susu. Namun
begitu, kegiatan membersihkan lidah dan gusinya sudah harus
dilakukan begitu selesai menyusu dan sebelum tidur malam. Berikut
langkah-langkahnya:
* Sediakan potongan kain kasa atau kain steril yang lembut.
* Celupkan/basahi kain tersebut dengan air matang.
* Balutkan kain pada jari telunjuk ibu/ayah.
* Bersihkan mulut dan gusi si kecil secara perlahan.
* Posisikan bayi berbaring agak tegak atau duduk di pangkuan kalau
sudah bisa.
GIGI BAYI
* Bila gigi susu bayi sudah muncul, gunakan sikat gigi mungil. Jika
hendak menggunakan pasta gigi, sediakan lap basah karena si kecil
belum bisa berkumur. Posisikan ia duduk di pangkuan.
Arah membersihkannya bisa vertikal maupun horisontal. Yang penting
seluruh permukaan gigi, baik bagian luar maupun dalam (yang
menghadap ke lidah), dan sela-selanya ikut dibersihkan.
* Kalau sudah selesai, seka pasta giginya dari mulut dan bibir dengan
lap basah sampai bersih.
GIGI ANAK
Lakukan langkah-langkah menggosok gigi yang terbaik seperti ini:
* Gosok gigi searah, dari atas ke bawah untuk gigi atas; dan
sebaliknya dari bawah ke atas untuk gigi bawah. Inilah prinsip
menyikat "dari merah ke putih" atau dari gusi ke ujung gigi agar
kotoran yang tersapu tidak balik lagi. Gerakan searah juga menjaga
kesehatan gusi.
* Buatlah gerakan mengeluarkan kotoran dari sela-sela gigi.
* Gosoklah perlahan semua permukaan gigi mulai dari bagian dalam,
tengah, dan luar.
* Bersihkan juga langit-langit, dinding mulut, dan permukaan lidah.
97
* Usahakan air yang digunakan untuk menggosok gigi bersih dan
jernih. Untuk anak yang baru belajar berkumur sediakan air matang.
* Jangan berkumur terlalu banyak supaya masih tersisa fluoride untuk
menjaga kekuatan gigi.
WAKTU GOSOK GIGI
Waktu terbaik untuk menggosok gigi adalah setelah makan dan
sebelum tidur. Menggosok gigi setelah makan bertujuan mengangkat
sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan ataupun di sela-sela
gigi dan gusi. Sedangkan menggosok gigi sebelum tidur berguna
untuk menahan perkembangbiakan bakteri dalam mulut karena dalam
keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan
gigi dan mulut secara alami. Untuk itu usahakan gigi betul-betul
dalam kondisi bersih sebelum tidur. Nah, ketika bangun pagi, gigi
masih relatif bersih sehingga menyikatnya bisa dilakukan setelah
sarapan.
PILIH & GANTI SIKAT GIGI
Untuk anak, pilih sikat gigi yang ukurannya kecil dengan tangkai yang
mudah digenggam. Bulu sikatnya halus tapi kuat. Bagian ujung kepala
sikatnya menyempit agar mudah menjangkau bagian dalam. Untuk
bayi, ada pilihan sikat gigi karet, bulu, atau sikat gigi sarung untuk
dipakai pada jari telunjuk ayah/ibu. Jika gigi sudah keluar lebih dari 8,
bersihkan dengan sikat gigi bayi yang mempunyai ujung kecil dan
berbulu halus, dengan kode ukuran P20, atau yang berbulu karet.
Selanjutnya, anak 1-5 tahun bisa memakai sikat dengan 3 deret bulu.
Di usia 6 tahun ke atas (periode gigi geligi bercampur), selain sikat
dengan 3 deret bulu dapat pula dipakai sikat dengan 4 deret bulu.
Jika memakai bulu sikat yang keras maka gusi akan mengalami
abrasi. Jaringan gusi akan rusak sehingga akar gigi akan terbuka.
Akar gigi yang tidak dilapisi email ini akan terasa ngilu ketika
mengonsumsi makanan. Gantilah sikat gigi kalau bulunya sudah
mekar atau tidak beraturan agar tidak melukai gusi.
PORSI PASTA GIGI
Pasta gigi tidak diwajibkan bagi bayi dan balita. Jadi, kalau anak tak
mau, ya jangan dipaksa. Kenalkan saja secara perlahan. Pasta gigi
pada prinsipnya dibuat dengan kandungan bahan-bahan pelindung
permukaan gigi.
Salah satunya fluoride yang sampai kadar tertentu membuat gigi
tetap kuat. Kandungan fluoride dalam pasta gigi anak umumnya
98
masuk kategori aman. Namun sebaiknya, pilih pasta dengan
kandungan fluoride paling sedikit. Ketika hendak menyikat gigi,
oleskan pasta gigi sedikit saja, yakni tidak lebih dari ukuran sebutir
kacang polong.
Hilman Hilmansyah. Foto: Ferdi/nakita
Konsultan ahli:
Drg. Risqa Rina Darwita, PhD
dari Fakultas Kedokteran Gigi UI
ANAK BOLEH PAKAI SIKAT GIGI ELEKTRIK?
Tentu saja boleh. Namun, di bawah usia 6 tahun anak
masih perlu pengawasan dan mungkin bantuan
orangtua. Maklum, gerakan motorik halusnya masih
belum luwes. Apalagi, gagang sikat gigi elektrik ratarata
berukuran besar.
Kini, sikat gigi elektrik sama bagusnya dengan sikat gigi
manual. Bahkan ada beberapa keunggulan yang
dimilikinya.
KEUNGGULAN
1. Gerakan sikatnya otomatis memutar
Gerakan memutar efektif membersihkan kotoran dan plak.
Getarannya pun ikut memijat gusi dan melancarkan peredaran darah
di situ.
2. Ukuran kepala sikatnya lebih kecil
Sisa makanan yang berada di rongga sempit dapat dijangkau dan
dibersihkan.
3. Tidak perlu tenaga
Yang diperlukan adalah tenaga baterai agar sikat gigi dapat otomatis
berputar. Kita tinggal memegang dan menggerakkannya dari arah
gusi ke ujung gigi, serta dari dalam ke luar.
99
TIP SUKSES GOSOK GIGI
* Orangtua sebaiknya menjadi contoh. Ajak si kecil melihat
ayah, ibu, atau kakaknya menyikat gigi.
* Jadikan kegiatan menyikat gigi sebagai salah satu kebutuhan
yang harus dilakukan minimal dua kali sehari.
* Buatlah kegiatan menyikat gigi sebagai acara yang
menyenangkan.
*l Berikan pengertian pada anak mengenai manfaat menyikat
gigi. Contoh, gigi jadi bersih, tidak berlubang, gigi tidak sakit
atau bengkak dan sebagainya. Tapi jangan lakukan dengan
cara menakut-nakuti anak.
* Jangan menyerah jika anak menolak sikat gigi, ajaklah terus
secara konsisten
dua kali sehari.
AJAK KE DOKER GIGI
Selain perawatan sehari-hari, penting membiasakan anak
kontrol ke dokter gigi sejak
dini. Tujuannya agar gigi terawat dan ia tidak takut menjalani
pemeriksaan rutin maupun pengobatan bila ada masalah
seperti plak, karies, atau lainnya. Anjuran dokter, ajaklah anak
ke dokter gigi sejak gigi pertamanya erupsi.
Membuat anak berani ke dokter gigi sama sekali tidak sulit.
Inilah kiatnya:
* Ciptakan imej positif tentang dokter gigi lewat permainan
dokter-dokteran atau contoh konkret, "Lihat, gigi Mama yang
kemarin sakit sudah sembuh, Pak dokter lo yang
mengobatinya."
* Bacakan dongeng positif yang berhubungan dengan dokter
gigi. Cara ini efektif membuat anak berani. Misalnya, dongeng
tentang hewan yang sakit gigi lalu disembuhkan oleh dokter
gigi; anak yang mendapat pengalaman seru di dokter gigi;
atau buku anak tentang cara kerja dan peralatan yang dipakai
100
oleh dokter gigi, ini sangat membantu si kecil mendapat
gambaran situasi di sana.
SUPAYA BETAH
Terhadap pasien ciliknya, seorang dokter gigi harus dapat
melakukan pendekatan. Dengan begitu, si kecil tidak takut
membuka mulutnya dan mengizinkan sang dokter
menggunakan bermacam alat untuk giginya. Bagaimana
pendekatan dilakukan, beginilah prosedurnya:
* Mengumpulkan data
Pemeriksaan awal meliputi pengumpulan data riwayat medis
sejak masa prenatal, perinatal, dan pascanatal. Lalu akan
dilakukan pemeriksaan rongga mulut si kecil. Selanjutnya
pemeriksaan gigi bisa dilakukan minimal dua kali dalam
setahun, meski sebenarnya tiga bulan sekali lebih baik. Ada
juga dokter yang menjadwalkan kapan bayi diminta untuk
datang memeriksakan giginya kembali.
* Menjelaskan
Kepada anak, dokter akan memberikan penjelasan apa yang
akan ia lakukan dengan bahasa sederhana. Anak kemudian
dipersilakan untuk bertanya sepuasnya, termasuk mengenai
peralatan kedokteran gigi yang ada.
* Mengakrabkan dengan alat
Biasanya dokter akan menyentuhkan peralatan yang biasa
dipakai ke ke tangan anak agar ia tahu benda-benda itu aman
baginya.
101
* Tindakan bertahap
Dimulai dengam pemeriksaan yang paling sederhana dan tidak
menimbulkan rasa sakit, kemudian dilanjutkan ke tindakan
yang agak sulit, dan terakhir sulit.
* Melibatkan orangtua
Mengingat usianya yang masih kecil, perlu keterlibatan
orangtua untuk mendampingi anak di ruang dokter. Ucapkan
kata-kata positif, misalnya anak tidak perlu takut karena
dokter tidak akan menyakiti, dan sebagainya.
SPESIALIS ANAK ATAU UMUM?
Dokter gigi anak dibekali pengetahuan mengenai spesifikasi
pertumbuhan dan perawatan gigi anak. Pendidikan spesialis
dijalani selama 3-4 tahun setelah menyelesaikan pendidikan
kedokteran gigi umum. Hal inilah yang membuatnya
memahami secara mendetail permasalahan gigi anak termasuk
perkembangan psikisnya dibandingkan dokter gigi umum.
Irfan Hasuki. Foto: Ferdi/nakita
Konsultan ahli:
Drg. Siti Dwiyanti, Sp.KGA,
dari RS Persahabatan, Jakarta
KLINIK-KLINIK GIGI FUN
Suasana yang tidak seram membantu si kecil berani membuka
mulut.
DW8: "KAFE" GIGI
Dharmawangsa Square, City Walk lantai 3 #20.
Jl. Dharmawangsa VI, Jakarta 12160 Telp. (021) 7278 8358,
Fax. (021) 7278 8359
Emergency call. 0811 SOS DW8/0818 706842
e-mail: the-doctors@dw8dentalcare.com
website: www.dw8dentalcare.com
102
KLINIK gigi ini sekilas mirip kafe yang
ditata apik. Dari balik jendela dan pintu
kacanya, terlihat beberapa pengunjung
tengah duduk santai sambil membaca buku
ditemani minuman ringan. Ada juga yang
tengah mengobrol seru. Yang membedakan
DW8 dari kafe sesungguhnya adalah tiga
dental set yang berada di ruang tindakan di
bagian belakang.
Di sini pun tidak ada seragam putih yang biasa dikenakan dokter atau
suster. Semua staf di sana menggunakan pakaian kasual. Semua
kondisi ini, termasuk sofa besar di ruang tunggu dan area games yang
berdampingan dengan ruang konsultasi, menurut drg. Indranurani.
Sp.Ort, diciptakan agar pasien merasa relaks, termasuk pasien anakanak.
"Kami memperlakukan pasien anak-anak seperti pasien dewasa.
Semua ucapan dan pendapatnya kami hargai dan dengarkan. Semua
pertanyaan dan keingintahuannya selalu kami jawab dengan
penjelasan yang sederhana sehingga mudah dicerna."
Klinik yang menanangani pasien secara holistik ini memiliki tim medis
gigi yang cukup lengkap; spesialis endodontik, ortodontik,
estetik/prostodonsia, bedah mulut, serta oral medicine. DW8 juga
menerima kunjungan dari sekolah-sekolah yang ingin tahu lebih jauh
mengenai dokter gigi dan tempat praktiknya. Dengan edukasi
semacam ini, diharapkan informasi dan transformasi ilmu mengenai
kesehatan gigi bisa semakin meluas di kalangan awam.
DENTAL SALON: PUNYA TAMBALAN
BERWARNA
Mal Taman Anggrek. GL. No. B-09
Jl. S. Parman Kav 21 Slipi Jakarta 11470
Telp. (021) 560 9906
"SALON GIGI " yang terletak di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat ini
sebetulnya memfokuskan praktiknya pada tujuan mempercantik gigi.
Namun menurut pemiliknya, drg. Elizabeth Linda, Dental Salon (DS)
siap menerima keluhan apa pun pada gigi anak sampai dewasa.
Terhadap anak, dokter-dokter di sana akan bersedia melakukan
pendekatan spesial dengan ekstrasabar. "Jika anak-anak sudah
103
menganggap dokternya sebagai teman, yang tadinya takut setelah
dua tiga kali datang lalu siap duduk manis di dental set," kata Linda.
"Kami tidak segan-segan mengajak bermain, bercerita, atau bercanda
dulu sebelum menangani keluhan mereka." Sebagai alat bantu, DS
menyediakan dental set yang dilengkapi layar monitor untuk
menampilkan film anak-anak. "Anak jadi tidak takut lagi duduk di
tengah-tengah peralatan tersebut."
Di klinik ini pun digunakan bor gigi khusus anak yang tidak
mengeluarkan bunyi mendesing seperti bor gigi pada umumnya.
Sambil berputar, bor ini memancarkan air bertekanan tinggi yang
diberi rasa kesukaan anak. "Kata mereka sih, rasanya seperti
minuman bersoda, makanya banyak yang suka."
Uniknya lagi, DS menyediakan bahan penambal gigi berwarna. Setiap
pasien cilik yang giginya harus ditambal boleh memilih warna yang
diinginkan, boleh pink, merah, biru, atau beberapa warna lain.
Hasilnya cukup unik dan anak pun jadi bersemangat.
dentist&dentist: PUNYA PROGRAM EDUKASI
Jl. Wolter Monginsidi No. 58 C, Kebayoran Baru, Jakarta 12710
Telp. (021) 721 0480-1 Fax. (021) 721 0482
KELENGKAPAN peralatan penunjang di dentist&dentist patut diacungi
jempol. Segala macam dental set generasi terbaru dari Jerman hampir
semuanya tersedia di klinik tiga lantai ini. Tenaga dokternya pun
lengkap; ada dokter gigi umum, dokter gigi anak, dokter gigi spesialis
konservasi, dokter gigi spesialis periodensia, dokter gigi spesialis
bedah mulut, dokter gigi spesialis prostodonsia dan dokter gigi
spesialis ortodonti. "Pelayanan kami lakukan secara holistik. Jadi saat
dokter menerima pasien yang di luar kewenangan atau keahliannya
maka pasien akan dirujuk ke ahlinya," kata drg. Ariefanda O. Pasien
yang ingin berkonsultasi di luar jam praktik pun tak perlu segan
menghubungi ponsel dokter di sana. Atau hubungi saja costumer care
24 jam di nomor 0817-777188. Pasein pun bisa berkonsultasi via email
ke irun@indo.net.id. Pelayanan tersebut berlaku juga bagi pasien
anak-anak.
Istimewanya lagi, klinik ini memiliki program edukasi seputar
kesehatan gigi dan mulut khusus untuk anak-anak di playgroup, TK,
hingga SD. Tim dentist&dentist akan menjelaskan cara menyikat gigi
yang benar, kapan waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi,
104
kenapa perlu ke dokter gigi, mengapa gigi bisa tanggal dan bolong,
serta apa dampaknya jika gigi dibiarkan sampai bolong.
Tidak cukup sampai di situ, anak-anak pun akan diajak melihat-lihat
klinik dan cara dokter gigi bekerja. Setelah itu, anak-anak diajak
mempraktikkan ilmu yang sudah didapat, yaitu menyikat gigi dengan
baik dan benar. Asyiknya lagi, para peserta boleh duduk di tengah
dental set untuk diperiksa giginya, dan dengan bantuan monitor
diajak melihat kondisinya.
Sepulang dari situ, tentu si kecil akan mendapatkan wawasan
tambahan dan ilmu yang berguna. "Sebagai oleh-oleh, mereka akan
diberi gift khas dentist&dentist, yaitu kartu gigi yang melaporkan
keadaan gigi, hasil diagnosis dokter, dan saran-saran dari dokter
untuk masing-masing anak."
9 MASALAH GIGI
Jangan sampai anak uring-uringan.
Saeful Imam.
Konsultan:
Drg. Widijanto Sudhana, M.Kes.
dari FKG Universitas Trisakti, Jakarta
BERLUBANG
Gigi gerepes merupakan tanda klinis dari gigi berlubang. Hal tersebut
mengindikasikan di dalam gigi sudah ada kuman penyebab gigi
berlubang (karies). Keadaan ini bila dibiarkan tanpa perawatan dapat
mempercepat penetrasi (masuknya) kuman sampai ke persarafan gigi
(infeksi). Apabila sudah terinfeksi cukup lama maka akan
mengganggu benih gigi permanen yang sedang mengalami proses
tumbuh. Disamping itu, nafsu makan anak akan berkurang jika
giginya terasa sakit.
Salah satu penyebab terjadinya gigi berlubang adalah makanan yang
banyak mengandung gula dan lengket. Atau bisa juga terjadi karena
kebiasaan anak mengemut makanan. Perlu diketahui, 1-3 menit
sesudah makanan berada di dalam mulut di situ terjadi peningkatan
keasaman yang disukai bakteri penyebab gigi berlubang. Kira-kira 30
menit kemudian tingkat keasaman dalam mulut kembali normal
(suasana basa). Pada anak-anak yang punya kebiasaan mengemut
makanan berarti tingkat keasaman dalam mulutnya lebih sering tinggi
dan jarang kembali dengan cepat ke keadaan normal. Jika tidak
105
dibarengi dengan kebiasaan menyikat gigi secara rutin, teratur dan
benar, kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan mengemut
makanan bisa menyebabkan karies gigi. Biasanya ditandai dengan
warna cokelat atau kehitaman pada gigi.
Meski karies menyerang gigi susu, sedapat mungkin gigi susu
dipertahankan hingga gigi tetap penggantinya tumbuh. Karenanya
segera bawa anak ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan.
Dengan demikian pencabutan dini gigi susu dapat dihindari yang akan
menyebabkan gigi tetap penggantinya tidak punya tempat. Jika
lubang terjadi pada gigi tetap dan kerusakannya masih ringan,
masalah bisa langsung diatasi dengan cara ditambal. Jika sudah
mengenai saraf, sebelum ditambal, masalah pada saraf harus
diselesaikan lebih dahulu. Tindakan cabut gigi akan dilakukan kalau
kerusakan sudah sangat parah dan hanya akar gigi yang tersisa.
Sebagai catatan, proses pencabutan tidak bisa dilakukan
sembarangan. Kondisi kesehatan anak harus baik dan stabil saat gigi
dicabut. Kalau giginya masih sakit dan bengkak, maka atasi dulu
hingga reda. Penanganan khusus dibutuhkan bagi anak-anak yang
memiliki penyakit darah seperti anemia, hemofilia, dan sebagainya.
Banyak anak yang rajin menyikat gigi tapi giginya tetap berlubang.
Apakah penyebabnya? Kemungkinan pertama, cara menyikat giginya
salah. Frekuensi anak menggosok gigi memang sering, tapi proses
pembersihan yang tidak benar membuat proses penyikatan sia-sia.
Umpamanya, anak tidak menggosok bagian dalam gigi.
Kedua, bisa jadi anak terburu-buru saat menyikat, sehingga hasilnya
tidak maksimal. Akibatnya, masih banyak kotoran yang bertumpuk
dan menyebabkan karies atau gigi berlubang. Kemungkinan lainnya,
setelah menggosok gigi anak makan makanan manis lagi, dan
sebelum tidur ia lupa menggosok gigi.
PATAH
GIGI patah berarti ada sebagian lapisan gigi yang hilang sehingga
bagian dalam terbuka. Perlu diketahui lapisan bagian dalam sangat
dekat dengan persarafan gigi dan bila dibiarkan tanpa perawatan
dapat menyebabkan infeksi (abses). Keadaan tersebut dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi tetap.
Selain itu, karena gigi tetap pengganti masih lama tumbuh,
seandainya gigi susu terpaksa harus dicabut (akibat sudah tidak dapat
dilakukan perawatan lagi), maka jaringan tulang di sekitarnya bisa
106
mengalami pengerasan sehingga sulit untuk ditembus gigi tetap
pengganti. Akibatnya, gigi tetap pengganti akan tumbuh melewati
usia yang seharusnya. Bahkan bisa tidak tumbuh sama sekali kecuali
bila dibuatkan jalan keluar melalui operasi kecil dan ditarik dengan
menggunakan alat yang disebut ortodonti cekat.
TIDAK RATA
PADA batita kasus ini jarang terjadi. Kalaupun ada, biasanya karena
letak benih giginya yang tak beraturan atau kurang bagus. Orangtua
tidak usah cemas karena lidah secara otomatis akan mengoreksi
sendiri dengan cara mendorong-dorong gigi sampai di posisi terbaik.
Kondisi ini berbeda jika terjadi pada anak di atas 3 tahun. Di usia ini,
penanganan khusus seperti pemasangan kawat gigi kadang
diperlukan. Karena di usia ini gigi anak sudah menempel kuat pada
tulang gigi.
LAMA TUMBUH
ADA beberapa kemungkinan yang penyebabkan gigi anak lama
tumbuhnya atau bahkan tidak tumbuh sama sekali. Salah satunya gigi
susu tanggal dini. Misal, dulunya gigi itu berlubang kemudian hancur
sehingga harus dicabut. Atau, mungkin saja gigi susu lepas karena
trauma benturan. Tanggalnya gigi susu sebelum waktunya
mengakibatkan jaringan di sekitarnya mengalami pemadatan,
sehingga gigi tetap akan sulit keluar. Kondisi ini bisa terjadi di semua
bagian gigi. Baik itu gigi geraham, taring, maupun seri.
Tindakan pertama yang dilakukan dokter adalah pemeriksaan
rontgen. Ini dilakukan untuk melihat posisi bakal calon gigi yang akan
keluar. Jika letaknya tidak jauh, misal hanya berjarak 2 milimeter,
maka pasien dianjurkan melakukan pijatan ringan untuk merangsang
gigi agar cepat keluar. Pijatan jari dengan menekan-nekan gusi
sebaiknya dilakukan sesering mungkin setiap hari. Pastikan jari yang
digunakan untuk memijat benar-benar bersih.
Lamanya tumbuh gigi setelah dipijat sangat bervariasi. Mulai hitungan
bulan hingga tahun. Tergantung letak akar gigi dari tempat keluar,
seberapa sering pemijatan, dan kerja sama pasien cilik dalam
melaksanakan anjuran dokter. Yang pasti, orangtua tak perlu panik
karena gigi anak pasti tumbuh.
Tapi jika bakal calon giginya masih jauh dari permukaan gusi, tak ada
jalan lain selain melakukan operasi ringan pada gusi. Gusi biasanya
107
disayat lalu tulang di sekitar mahkota bakal calon gigi diambil,
sehingga bakal calon gigi terlihat jelas. Setelah itu, dengan alat
tertentu (mirip behel), si calon gigi akan dipandu ke arah keluar yang
seharusnya.
TONGGOS
TONGGOS umumnya disebabkan kebiasaan buruk dan faktor herediter
(keturunan). Kebiasaan buruk itu antara lain mengisap ibu jari dan
empeng, menjulur-julurkan lidah, dan mengisap bibir bawah. Bila
kebiasaan itu tidak dihilangkan, gigi tonggos dapat berlanjut pada gigi
tetapnya.
Untuk mencegahnya, perilaku buruk tersebut harus diatasi sebelum
anak berusia 3 tahun. Meski gigi bisa melakukan self correction
(mengoreksi sendiri) terhadap posisinya, jika kebiasaan ini terus
berlanjut, makin berat dan makin jauh harapan gigi kembali ke posisi
semula.
Jika kebiasaan mengisap jari baru dihentikan di usia 4-5 tahun,
berarti sudah terlambat karena tulang rahang anak sudah berubah
dan gigi sudah menempel ke tulang gigi yang ada di tulang tengkorak
atau maksila. Untuk memperbaiki, gigi harus ditarik agar tulang basal
atau basis giginya bisa mengikuti. Pada pasien tonggos, kawat gigi
dibutuhkan untuk menekan gigi yang maju agar kembali ke posisi
normal.
BERTUMPUK
GIGI bertumpuk terjadi karena kavling gigi tetap diambil gigi yang
sudah ada dan akhirnya ia tumbuh berjejal di bagian gusi yang sudah
ditempati gigi lain. Perlu diketahui, gigi susu yang tanggal dini akan
membuat gigi tetap kehilangan arah tumbuh. Ibarat lari estafet, pelari
satu harus menyerahkan tongkat ke pelari berikutnya, kalau pelari itu
tidak muncul atau berhenti, maka pelari di depannya tidak akan
pernah bisa bergerak sampai finish.
Atau, bisa juga karena faktor bawaan, ukuran rahang terlalu kecil
sedangkan ukuran gigi kelewat besar. Ukuran rahang dan gigi
dipengaruhi faktor genetika. Seorang ayah umumnya akan
mewariskan gigi dan rahang besar. Sebaliknya, sang ibu akan
mewariskan gigi dan rahang kecil. Ada kemungkinan anak memiliki
gigi besar (ikut ayah) sedangkan rahangnya kecil (ikut ibu). Gigi-gigi
yang besar itu tentu akan kesulitan mencari tempat yang pas.
Akibatnya, dia pun muncul di sembarang tempat.
108
Untuk mengatasinya, dokter akan membiarkan gigi itu keluar terlebih
dahulu. Setelah terlihat posisinya tidak rapi--letaknya terlalu ke
depan, ke belakang atau ke samping--dokter akan menggunakan
kawat gigi untuk meratakannya. Jika perlu dokter akan membuang
beberapa gigi tetap untuk merapikannya.
Gigi bertumpuk akan mengganggu penampilan dan lebih banyak
mengundang peluang gigi berlubang lebih karena gigi jadi sulit
dibersihkan. Bahkan, proses pencernaan di gigi kurang efektif karena
susunan gigi atas dan bawah tidak sejajar. Akibatnya kerja lambung
semakin berat.
JARANG
PENYEBAB gigi jarang bisa karena letak benih gigi tidak beraturan.
Atau bisa juga karena ukuran rahang anak besar sementara ukuran
giginya kecil-kecil. Pada anak di bawah tiga tahun, dokter biasanya
hanya melakukan observasi dan memprediksi kemungkinan tempat
tumbuh gigi tetap nantinya.
Penanganan gigi jarang bisa bermacam-macam. Salah satunya lewat
penambalan. Gigi anak dilapis agar ukurannya lebih besar. Tak usah
khawatir, pelapisan tak akan merusak penampilan, karena bahan
yang digunakan warnanya sama persis dengan warna gigi asli.
GIGI KELINCI
GIGI seri pertama di sebelah atas kadang tumbuh lebih lebar dan
lebih panjang dibanding gigi sebelahnya sehingga tampak menonjol.
Istilahnya gigi kelinci atau gigi tupai. Jangan khawatir. Jika gigi kelinci
ini merupakan gigi susu, belum tentu juga gigi tetap penggantinya
akan seperti itu. Lagi pula, rahang anak akan makin membesar
mengiringi pertumbuhan giginya hingga di usia remaja. Perlahanlahan,
antara besarnya gigi dan luasnya rahang akan terbentuk
keserasian.
AKAR GIGI RUSAK
AKAR dari gigi yang sudah sangat rusak sebaiknya dicabut sebab
berpotensi menjadi tempat berkumpulnya kuman penyebab infeksi.
Infeksi biasanya ditandai dengan pembengkakan atau tonjolan seperti
bisul di gusi. Tonjolan ini berisi nanah penuh kuman yang sangat
mungkin menyebar lewat pembuluh darah menuju organ-organ vital
seperti ginjal, jantung, hingga ke otak (focal infection). Jika masalah
109
giginya tidak ditangani, maka penyakit infeksi di organ lain yang
diderita tidak bisa sembuh.
RAGAM MASALAH MULUT
Penelitian menunjukkan 85-90% penyebab bau mulut adalah
karies gigi dan infeksi jaringan penyangga gigi. Bagaimana
dengan anak Anda?
Santi Hartono.
Konsultan:
drg. Trinil Mangastuti Sp.KGA,
dari LADOGI-RSAL Mintoharjo, Jakarta
AIR LIUR MENETES TERUS
Air liur yang terus menetes umumnya dipicu oleh gigi yang akan
tumbuh. Namun, tidak semua anak mengalaminya karena kondisi
mereka berbeda-beda. Jika gusinya tipis, gigi baru akan keluar tanpa
masalah berarti. Sementara pada gusi yang tebal, proses keluarnya
gigi berjalan sangat pelan. Untuk menetralisasi supaya gusi tidak
meradang, air liur akan keluar terus dan tampak menetes.
Boleh dibilang, air liur yang menetes terus bukanlah gangguan
menetap. Ketika gigi sudah muncul, tetesan air liur akan berhenti.
Biasanya ketika gigi geraham yang sebelumnya harus menembus gusi
tebal sudah tumbuh. Yang harus dipahami, air liur atau ludah adalah
sarana pertahanan tubuh yang paling utama di garda depan karena di
mulut terdapat bermacam-macam bibit penyakit. Ludahlah yang
bertugas membersihkan semuanya selama jumlahnya masih
terkontrol.
BAU MULUT
Bau mulut (halitosis) bisa disebabkan banyak hal; dari gangguan
kesehatan rongga mulut sampai penyakit dalam. Hasil penelitian
menunjukkan 85-90% penyebab bau mulut adalah gangguan pada
rongga mulut, baik karies gigi maupun infeksi jaringan penyangga
gigi.
Pada halitosis ditemukan kadar Volatile Sulfur Compound (VSCs) yang
mengalami peningkatan dalam rongga mulut. Komponen ini terdiri
atas hidrogen sulfid, metil mercaptan, dan dimetil disulfid yang
merupakan produk bakteri atau floral normal rongga mulut. Dengan
110
meningkatnya kadar VSCs dalam mulut, maka bau VSCs akan
terendus oleh indra penciuman.
Penyebab lain adalah penyakit tertentu. Contoh, kencing manis,
infeksi paru-paru, serta infeksi lambung atau usus. Pada anak bisa
juga dikarenakan adanya benda asing yang masuk ke hidung dan
tidak terdeteksi, sehingga terjadi pembusukan, lalu menimbulkan bau
yang tidak sedap. Bau mulut juga bisa terjadi karena pengaruh sisasisa
makanan yang tidak terangkat oleh sikat gigi.
LIDAH BERJAMUR
Lidah berjamur umumnya ditandai dengan bintik-bintik putih yang
berkelompok. Namun ini perlu dipastikan dulu lewat pemeriksaan
dokter karena ada juga bercak putih di lidah yang akan hilang sendiri
bila terkena air liur atau air minum.
Pada anak, lidah berjamur disebabkan kebersihan mulut yang kurang
sehingga timbul iritasi. Dapat juga disebabkan dot yang kurang
higienis dan menyebar ke lidah.
Jamur pada lidah harus segera ditangani jika sudah menetap karena
dapat berimbas pada kesehatan. Contohnya adalah anak terserang
diare. Yang perlu dilakukan ibu adalah membersihkan lidah tiap kali
menggosok gigi. Pada dasarnya lidah memang menyimpan mikroba
karenanya harus selalu dibersihkan setiap kali membersihkan gigi.
Caranya cukup dengan kain kasa yang dibasahi air hangat. Untuk
anak yang lebih besar gunakan scrapper atau alat khusus pembersih
lidah. Yang mudah dan murah, bisa juga menggunakan sendok
makan.
GUSI BERDARAH
Gusi berdarah bisa saja dialami anak-anak. Penyebabnya adalah
timbunan plak (kotoran gigi yang tidak terangkat akibat pembersihan
yang kurang teliti). Plak membentuk koloni bakteri yang menyerang
gusi. Pada akhirnya, gusi yang terserang tampak kemerahan seperti
darah mengumpul.
Berita baiknya, gusi yang benar-benar sampai keluar darahnya,
sangat jarang terjadi pada anak. Kecuali kalau memang ada penyakit
lain yang menyertai semisal demam yang sangat tinggi atau kurang
gizi sehingga terjadi perlukaan gusi yang menyebabkannya berdarah.
111
SARIAWAN
Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam
lesi/benjolan yang timbul di rongga mulut. Biasanya jenis sariawan
yang sering timbul sehari-hari di rongga mulut dalam istilah
kedokteran gigi disebut Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR).
Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari
disusul luka (ulser) di rongga mulut. Rasa sakit dan panas ini
membuat penderita susah makan dan minum sehingga kadang pasien
dengan SAR datang ke dokter gigi dalam keadaan lemas.
Sariawan bisa menyerang siapa saja. Pada anak-anak, paling sering
timbul di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di
langit-langit. Penyebabnya umumnya karena defisiensi vitamin B 12
dan zat besi, luka karena tersodok sikat gigi, atau adanya infeksi virus
dan bakteri. Ada pula yang disebabkan reaksi imunologik abnormal
pada rongga mulut.
Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan timbulnya sariawan
bisa dihindari. Di antaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut
serta mengonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung
vitamin B12 dan zat besi. Jika sariawan selalu hilang-timbul,
sebaiknya segera ke dokter gigi untuk mendapat penanganan dan
obat yang tepat.
BIBIR KERING
Bibir kering sering disebabkan kurang minum atau kurang asupan
vitamin C. Oleh sebab itu, usahakan anak selalu minum banyak air
dan mengonsumsi cukup buah. Minumlah setiap bangun tidur,
setidaknya satu gelas air. Saat tidur malam, produksi air liur jauh
berkurang dan air minumlah yang menjadi penetral agar kelembapan
mulut terjaga. Cara lain adalah mengolesi bibir dengan pelembap
sehingga tidak semakin kering.
Hindari mengopek-opek bibir kering karena bisa menimbulkan luka.
Bila terjadi perlukaan, dikhawatirkan akan menyebabkan infeksi bibir
yang berakibat semakin banyaknya kuman di bagian mulut dan
menyebabkan gangguan kesehatan.
SULIT MENGUNYAH
Sulit mengunyah umumnya disebabkan kebiasaan mengemut. Pada
fase oral, anak merasakan kenikmatan di mulut dengan cara
112
mengisap dan mengemut. Bantulah anak meninggalkan fase ini
dengan cara selalu menyemangatinya untuk mengunyah dan
menelan. Semakin banyak mengunyah, air liur akan semakin banyak
diproduksi dan lingkungan rongga mulut terjaga kebersihannya.
Kesulitan mengunyah juga bisa disebabkan rahang yang terlalu
sempit. Tapi hal ini sangat jarang terjadi pada anak normal.
RAPI & TRENDI PAKAI KAWAT GIGI
Biarpun dipakai sampai 2 tahun, yang penting hasilnya dong
Kalau gigi anak tumbuh berjejal, jangan khawatir. Kan, ada kawat
gigi untuk merapikannya. Baik kawat gigi lepasan atau kawat gigi
cekat.
Kawat gigi lepasan umumnya dipakai untuk mengoreksi gigi sebelum
pemakaian kawat cekat. Setelah itu, kawat gigi ini kerap
dimanfaatkan untuk memelihara hasil pemakaian kawat gigi cekat.
Untuk perawatan tersendiri juga bisa, tetapi sebatas kasus-kasus
sederhana seperti gigi berjejal yang tidak terlalu parah dan
menghilangkan kebiasan buruk mengisap ibu jari atau menjulurkan
lidah.
Kawat cekat dipakai jika gigi seri permanen pertama atas tumbuh
memutar. Berarti letaknya tidak sempurna akibat ada gigi berlebih
(supernumerary tooth) yang tidak tumbuh keluar. Biasanya terdapat
di antara kedua gigi seri permanen pertama atas. Atau, kawat cekat
dipakai jika benih gigi tetap letaknya sangat jauh dari permukaan gusi
sehingga tidak muncul sampai dengan usia 9 tahun. Fungsi kawat
cekat ini untuk mengarahkan dan menarik gigi agar tumbuh pada
tempat yang semestinya.
* Pilih kawat lepasan atau cekat?
Kawat gigi cekat bersifat permanen atau melekat pada gigi.
Sedangkan kawat lepasan dapat dilepas pada waktu-waktu tertentu
misalnya saat makan. Untuk menentukan jenis kawat yang akan
dipakai akan dilihat dulu tujuan yang ingin dicapai atau permasalahan
gigi yang dialami anak. Karenanya anak harus melalui serangkaian
pemeriksaan baik klinis maupun radiografi, serta pencetakan gigi
untuk model kerja.
* Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing?
- Kawat lepasan
113
Kelebihan: Mudah dibersihkan dan harganya relatif lebih murah
dibandingkan yang cekat.
Kelemahan: Hasilnya lebih lama karena frekuensi pemakaian tidak
sebanyak pada kawat cekat. Setiap kali makan, dan saat dibersihkan
kawat ini harus dilepas.
- Kawat cekat
Kelebihan: Hasilnya lebih cepat karena frekuensi pemakaian lebih
banyak.
Kelemahan: Makanan mudah terselip di sela-sela bracket-nya dan
harganya pun lebih mahal dibandingkan kawat lepasan.
* Berapa lama kawat gigi cekat harus dipakai?
Lamanya waktu pemakaian kawat gigi cekat umumnya lebih pendek
dibandingkan lepasan, yaitu kurang lebih dua tahun. Hasil yang
dicapai kawat cekat lebih cepat dibanding lepasan.
* Usia berapa boleh pakai kawat?
Untuk kawat gigi lepasan, yaitu setelah gigi taring permanen bawah
(kaninus) tumbuh, umumnya di usia 8-9 tahun. Sedangkan kawat gigi
cekat boleh dipakai kurang lebih di usia 10 tahun. Pada kasus-kasus
tertentu dapat juga diberikan di bawah usia tersebut. Namun, tak
semua anak harus memulai di waktu yang sama, harus berdasarkan
kasus per kasus.
* Yang warna-warni atau sewarna gigi?
Berdasarkan materialnya, kawat gigi dibedakan menjadi dua yakni
yang sewarna dan yang tidak sewarna dengan gigi. Yang tidak
sewarna umumnya terbuat dari bahan metal. Sedangkan yang
sewarna, salah satunya terbuat dari bahan porselen. Perbedaan ini
berkaitan dengan segi estetika atau penampilan. Enggak heran kalau
kawat yang sewarna gigi harganya relatif lebih mahal karena terlihat
samar.
114
* Apa saja pilihannya?
Saat ini untuk menambah keindahannya, bagian penahan kawat gigi
lepasan dibuat bervariasi agar disukai anak-anak. Ada yang dibuat
warna-warni, bahkan menyerupai warna pelangi. Selain itu, ada pula
yang diberi dekorasi tokoh-tokoh kartun idola anak-anak. Misalnya,
Mickey, Donald, dan lain-lain. Untuk kawat cekat, variasi warna
ditambahkan pada karetnya yang berfungsi untuk mengikat bracket.
Ada yang berwarna biru, pink, hijau, dan lain-lain. Karet warna-warni
ini dapat diganti setiap melakukan kontrol ke dokter gigi, yaitu 23
minggu sekali. Tarif penggantian karet kawat gigi cekat sekaligus
kontrol berkisar antara 200250 ribu.
* Berapa kisaran harganya?
Harga kawat gigi lepasan berkisar antara 1,5-2,5 juta. Harga kawat
gigi cekat lebih mahal, sekitar 8,15 juta.
PERAWATAN
Kawat gigi cekat:
* Pakai sikat gigi khusus pengguna kawat cekat. Bisa dibeli di klinikklinik
gigi.
* Bersihkan celah-celah kawat gigi dengan sikat ini untuk membuang
sisa-sisa makanan yang mungkin terselip.
* Gosoklah gigi setiap habis makan (disamping sikat gigi rutin yang
minimal 2 kali sehari ). Atau setidaknya lakukan kumur-kumur
sesudah makan.
Kawat gigi lepasan:
* Bersihkan kawat gigi dengan sikat gigi dan sabun cair atau cairan
khusus untuk kawat lepasan.
* Tak perlu menggunakan pasta gigi karena kawat gigi tidak
membutuhkan fluor seperti gigi.
* Lakukan setiap kali sesudah menyikat gigi.
Utami Sri Rahayu. Foto: Agus/nakita
Konsultan:
drg. Taty Zubaidah Cornain, Sp.KGA.,
dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
115
Proses UHT : Upaya Penyelamatan
Gizi Pada Susu
WASPADA Online
Oleh : Prof Dr Ir Made Astawan MS
Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru
dilahirkan. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna
karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu
mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas
serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Manfaat susu
merupakan hasil dari interaksi molekul-molukel yang terkandung di
dalamnya. Susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi
sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar
yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu
apapun dan belum mendapat perlakuan apapun (SNI 01-3141-1998).
Dalam prakteknya sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi
susu segar definisi SNI tersebut di atas. Umumnya susu yang
dikonsumsi masyarakat adalah susu olahan baik dalam bentuk cair
(susu pasteurisasi, susu UHT ) maupun susu bubuk.
Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas
sekitar 63-72 derjat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk
membunuh bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada
suhu rendah (5-6 derjat Celcius) dan memiliki umur simpan hanya
sekitar 14 hari. Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa
rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian
dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan
spray dryer atau roller drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal
adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full
cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak (partly skim milk
powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder) (SNI 01-
2970-1999).
17
116
Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah
menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang
singkat (135-145 derajat Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis, 2002).
Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh
mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu
pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai
gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif
tidak berubah seperti susu segarnya. Proses Susu UHT Susu cair segar
UHT dibuat dari susu cair segar yang diolah menggunakan pemanasan
dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk
membunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik.
Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah
bahan baku , proses pengolahan dan pengemasannya.
Bahan baku susu UHT cair segar adalah susu segar yang
memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung
oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang terintegrasi.
Pakan sapi harus diatur, agar bermutu baik dan mengandung
zat-zat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan bahan-bahan
toksis lainnya. Dengan demikian, sapi perah akan menghasilkan susu
dengan komposisi gizi yang baik.
Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara pemerahan
yang benar termasuk di dalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik
dan *mikrobiologis dengan sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja.
Susu segar yang baru diperah harus diberi perlakuan dingin termasuk
transportasi susu menuju pabrik.
Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi
susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi yang maksimum yaitu
dengan menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan kontak
dengan tangan. Seluruh proses dilakukan secara aseptik. Susu UHT
dikemas secara higienes dengan menggunakan kemasan aseptik
multilapis berteknologi canggih. Kemasan multilapis ini kedap udara
sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas
bakteri perusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan aman
untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis susu UHT ini juga
117
kedap cahaya sehingga cahaya ultra violet tak akan mampu
menembusnya dengan terlindungnya dari sinar ultra violet maka
kesegaran susu UHT pun akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik
multilapis susu UHT disterilisasi satu per satu secara otomatis sebelum
diisi dengan susu. Proses tersebut secara otomatis dilakukan hampir
tanpa adanya campur tangan manusia sehingga menjamin produk yang
Sangay higienis dan memenuhi standar kesehatan internasional.
Dengan demikian teknologi UHT dan kemasan aseptik
multilapis menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan lama tidak
membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu disimpan di lemari
pendingin hingga 10 bulan estela diproduksi.
* *
Keunggulan Susu UHT
Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah simpannya yang sangat
panjang pada susuh kamar yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan
pengawet dan tidak perlu dimasukkan ke lemari pendingin. Jangka
waktu ini lebih lama dari umur simpan produk susu cair lainnya seperti
susu pasteurisasi. Selain itu susu UHT merupakan susu yang Sangay
higienis karena bebas dari seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit
dan pembusuk) serta spora sehingga potensi kerusakan mikrobiologis
sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang sangat
singkat pada proses UHT menyebabkan mutu sensori (warna, aroma
dan rasa khas susu segar ) dan mutu zat gizi, relatif tidak berubah.
Proses pengolahan susu cair dengan teknik sterilisasi atau
pengolahan menjadi susu bubuk sangat berpengaruh terhadap mutu
sensoris dan mutu gizinya terutama vitamin dan protein. Pengolahan
susu cair segar menjadi susu UHT sangat sedikit pengaruhnya terhadap
kerusakan protein. Di lain pihak kerusakan protein sebesar 30 persen
terjadi pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk. Kerusakan
protein pada pengolahan susu dapat berupa terbentuknya pigmen coklat
(melanoidin) akibat reaksi Mallard.
118
Reaksi Mallard adalah reaksi pencoklatan non enzimatik yang
terjadi antara gula dan protein susu akibat proses pemanasan yang
berlangsung dalam waktu yang cukup lama seperti pada proses
pembuatan susu bubuk. Reaksi pencoklatan tersebut menyebabkan
menurunnya daya cerna protein. Proses pemanasan susu dengan suhu
tinggi dalam waktu yang cukup lama juga dapat menyebabkan
terjadinya rasemisasi asam-asam amino yaitu perubahan konfigurasi
asam amino dari bentuk L ke bentuk D.
Tubuh manusia umumnya hanya dapat menggunakan asam
amino dalam bentuk L. Dengan demikian proses rasemisasi sangat
merugikan dari sudut pandang ketersediaan biologis asam-asam amino
di dalam tubuh. Reaksi pencoklatan (Mallard) dan rasemisasi asam
amino telah berdampak kepada menurunnya ketersedian lisin pada
produk-produk olahan susu. Penurunan ketersediaan lisin pada susu
UHT relatif kecil yaitu hanya mencapai 0-2 persen. Pada susu bubuk
penurunannya dapat mencapai 5-10 persen.
* *
Tip Penggunaan Susu UHT
Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu tersebut
harus disimpan pada refrigerator. Susu UHT harus dihindarkan dari
penyimpanan pada suhu tinggi (di atas 50 derjat Celcius) karena dapat
terjadi gelasi yaitu pembentukan gel akibat kerusakan protein.
Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi secara visual, ciri utama
yang umum terjadi adalah kemasan menggembung. Gembungnya
kemasan terjadi akibat kebocoran kemasan yang memungkinkan
mikroba-mikroba penbusuk tumbuh dan memfermentasi susu.
Fermentasi susu oleh mikroba pembusuk menghasilkan gas CO2 yang
menyebabkan gembung. Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau
dan rasa yang masam. Selain menghasilkan gas, aktivitas fermentasi
oleh mikroba pembusuk juga menghasilkan alkohol dan asam-asam
organik yang menyebabkan susu menjadi berflavor dan beraroma
masam.
119
Hindari mengkonsumsi susu UHT yang telah mengental.
Fermentasi susu oleh bakteri pembusuk juga pembusuk juga
menyebabkan koagulasi dan pemecahan protein akibat penurunan pH
oleh asam-asam organik. Koagulasi dan pemecahan protein inilah yang
menyebabkan tekstur susu rusak yaitu menjadi pecah dan agak kental.
(sh)
Sumber
:http://www.waspada.co.id/serba_serbi/kesehatan/artikel.php?*/[]
/* article_id=61177
120
PENGGUNAAN KAPSUL VITAMIN A DOSIS
TINGGI SECARA AMAN
PENDAHULUAN
Suplementasi Vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau lebih rendah) yang
dilakukan secara berkala kepada anak, dimaksudkan untuk
menghimpun cadangan Vitamin A delam hati, agar tidak terjadi
kekurangan vitamin A dan akibat buruk yang ditimbulkannya, seperti
xeroptalmia, kebutaan dan kematian.
Cadangan vitamin A dalam hati ini dapat digunakan sewaktu-waktu bila
diperlukan.
Pemberian kapsul vitamin A 200.000 SI kepada anak usia 1-5 tahun
dapat emberi perlindungan selama 6 bulan, tergantung berapa banyak
vitamin A dari makanan sehari-hari dikonsumsi oleh anak dan
penggunaannya dalam tubuh.
TANYA JAWAB TENTANG HIPERVITAMINOSIS VITAMIN A
1.a. Apakah kapsul vitamin A 200.000 SI berbahaya bila diberikan
kepada anak umur 1 tahun yang telah cukup mengkonsumsi makananmakanan
sumber vitamin A ?
Tidak. Pada anak-anak, dosis tunggal vitamin A 200.000 SI masih
dibawah maksimum daya simpan hati. Kira-kira 50 % dari dosis
yang akan disimpan dalam tubuh anak.
b. Apakah pemberian itu justru akan menolong?
Ya, untuk mencegah kekurangan vitamin A dan akibat-akibatnya
termasuk xeroftalmia dan meningkatnya kemaian, sekiranya
masukan suplai vitamin A melalui makanan menurun oleh karena
berkurangnya nafsu makan, karena sakit. Setelah beberapa waktu
menderita kekurangan vitamin A dan/atau menderita penyakit
18
121
infeksi, cadangan vitamin A yang ada dalam hati cepat sekali
terkuras
2.a. Jika seorang anak umur 1 tahun telapak tangannya kekuningkuningan
apakah ini tanda kebanyakan karoten ?
Hal itu merupakan suatu kemungkinan, tetapi sangat jarang
terjadi, bahwa pada umur tersebut seorang anak dapat/akan
mengkonsumsi karoten dalam jumlah yang dapat menyebabkan
perubahan warna kulit.
b. Apakah kapsul vitamin A dosis 200.000 SI membahayakan?
Tidak. Suplemen kapsul vitamin A dosis tunggal 200.000 SI tidak
akan membahayakan, meskipun konsumsi karoten anak tersebut
telah tinggi. Hypervitaminosis tidak disebabkan karena
kebanyakan konsumsi karotenoid, terutama sekali karena
rendahnya tingkat konversi karotenoid menjadi vitamin A.
Catatan
Ada berbagai bentuk vitamin A. Bentuk jadi vitamin A (retinol)
terdapat pada mamalia dan ikan. Karotenoid adalah bentuk provitamin
A yang terdapat dalam sayur-sayuran daun berwarna hijau tua dan
beberapa buah-buahab berwarna, yang didalam didinding usus diubah
menjadi vitamin A aktif. Karotenoid tidak toksis tetapi dapat mewarnai
jaringan lemak dan menyebabkan kulit berwarna kekuning-kuningan
apabila dikonsumsi dalam dosis yang sangat besar dan dalam jangka
waktu yang lama.
3. Apakah kapsul vitamin A 200.000 SI berbahaya bagi anak umur 1
tahun yang menderita penyakit kuning (jaundice)?
Tidak. Kapsul vitamin A 200.000 SI tidak membahayakan anak
umur 1 tahun yang menderita penyakit kuning. Penyakit kuning
disebabkan karena kerusakan sel-sel darah merah dalam jumlah
yang berlebihan, peradangan hati dan/atau penyumbatan dalam
hati. Pada semua tipe penyakit kuning, pengobatan harus
ditujukan kepada penyebabnya, bukan pada gejalanya.
122
Suplementasi vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A,
dianjurkan.
4. Apa yang akan terjadi bila bayi umur 6 bulan mendapat vitamin A
200.000 SI ?
Bayi umur dibawah 6 yang mendapat dosis tunggal lebih dari
100.000 SI mungkin akan mengalami penonjolan ubun-ubun
(bagian lunak pada kepala bayi). Tetapi keadaan ini hanya terjadi
pada sebagian kecil bayi (<1%). Penonjolan ini akan membantu
menghilangkan tekanan intrakranial yang hanya sedikit
meningkat. Tanda-tanda ini hanya sementara dan hilang dalam
waktu 2 hari. Jika anak mengkonsumsi vitamin A dosis lebih dari
200.000 SI, maka anak akan merasa agak mual, muntah atau
sakit kepala. Hasil ini terjadi pada 5-20 % anak-anak yang
mendapat 300.000 SI – 400.000 SI sekali minum. Dosis yang
lebih besar dalam jangka waktu yang lebih sering dapat
menimbulkan efek samping dan harus dihindari
5. Pemberian vitamin A dosis 50.000 IU kepada bayi umur 6
minggu katanya dapat menyebabkan kerusakan yang tidak
dapat disembuhkan. Apakah betul ?
Pedoman WHO (“Field guide to the detection and control of
Xerophthalmia, WHO, 1982”) menganjurkan agar anak-anak diberi
vitamin A 50.000 IU pada saat lahir (atau 25.000 IU pada
kunjungan EPI (kontak imunisasi), yaitu 4 kali dalam umur 6 bulan
pertama) untuk mencegah kekurangan vitamin A dan
meningkatkan cadangan vitamin A dalam hati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian vitamin A 50.000
IU dosis tunggal kepada anak -anak di bawah umur 1 bulan tidak
menunjukkan, bahwa efek samping. Khususnya, data yang
diperoleh dari ribuan anak-anak di Nepal menunjukkan bahwa
neonatus (umur < 1 bulan) tahan terhadap dosis tunggal 50.000
IU tanpa tanda-tanda terjadi efek kelebihan. Hanya sedikit sekali
dari bayi-bayi usia 1-5 bulan yang mendapat dua kali jumlah ini
(100.000 IU sebagai dosis tunggal) yang menunjukkan sedikit
123
penonjolan ubun-ubun (+0.5 %) dan muntah-muntah (+2.0 %).
Efek samping terjadi hanya untuk sementara.
6. Apakah bayi dapat mengalami kelebihan vitamin dari ASI,
sekiranya ibunya mengkonsumsi terlalu banyak vitamin A ?
Tidak. Telah dibuktikan bahwa ibu menyusui serta bayinya akan
memperoleh keuntungan jika ibu mendapat vitamin A oral 200.000
IU dosis tunggal segera setelah melahirkan (dalam waktu 1
bulan/masa nifas) Ini akan menjamin jumlah vitamin A yang cukup
dalam ASI untuk membantu memenuhi kebutuhan anak. Jumlah
vitamin A dalam ASI tidak akan mencapai kadar yang
membahayakan bagi bayi, betapa banyakpun bayi itu disusui.
Karena itu kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000) IU harus
diberikan kepada ibu nifas.
Catatan
Meskipun konsumsi dan kadar serum vitamin A dari ibu cukup,
konsentrasi vitamin A (retinol dan karoten) dalam ASI akan menurun
setelah beberapa lama menyusui dan penurunan terbesar terjadi pada
awal masa laktasi.
7. Jika ibu hamil mengkonsumsi terlalu banyak vitamin A,
apakah ada resiko terhadap janinnya?
Ada kemungkinan terjadi resiko pada janin, bila si ibu
mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah yang berlebihan, terutama
pada trimester pertama. Hasil percobaan binatang menunjukkan
terjadi cacat bawaan, baik akibat hipovitaminosis maupun
hipervitaminosis A selama kehamilan; tetapi pada manusia hasil
tersebut secara statistik tidak bermakna.
Meskipun demikian, mengingat adanya data tentang akibat
tersebut diatas, baik pada manusia maupun hewan, bagi wanitawanita
usia subur yang mungkin sedang hamil (misalnya bila telah
lebih 6 bulan setelah kelahiran bayi terakhir), sebaiknya hanya
mengkonsumsi vitamin A dengan kadar yang secukupnya saja.
8. Apakah vitamin A aman diberikan kepada wanita hamil?
124
Vitamin A dosis tinggi tidak dianjurkan untuk diberikan kepada
wanita hamil. Untuk menjaga kesehatan dapat diberikan dosis
kecil, yaitu yang tidak melebihi 10.000 IU per hari.
9. Bagaimana dengan wanita hamil yang menderita bercak Bitot
atau gejala lain dari xeroftalmia?
Jika wanita hamil menderita rabun senja atau bercak Bitot, ia
harus mendapat vitamin A oral 10.000 IU tiap hari paling sedikit
selama 2 minggu.
Bila terjadi xeroftalmia dengan lesi kornea yang aktif pada wanita
usia subur atau pada wanita yang mungkin sedang hamil, harus
dipertimbangkan antara resiko yang mungkin terjadi pada bayi
akibat vitamin A dosis tinggi, dan akibat serius kekurangan vitamin
A pada ibu bila ibu tidak mendapat vitamin A dosis tinggi. Menurut
WHO, UNICEF dan IVACG, adalah beralasan bahwa dalam
keadaan seperti ini ibu segera diberi vitamin A 200.000 IU
10. Sebagai seorang dokter dan pengelola program vitamin A,
apa yang harus diketahui tentang frekuensi suplementasi
vitamin A/distribusi?
Setiap anak yang membutuhkan vitamin A harus mendapat
vitamin A. Ini termasuk juga anak-anak dalam masa pertumbuhan
yang seharusnya mendapat vitamin A setiap 6 bulan sekali. Perlu
ditambahkan, ini juga termasuk anak-anak yang beresiko tinggi,
misalnya terhadap diare yang kronis, campak dan lain-lain.
Sebagai contoh, seorang anak yang menderita campak dan telah
mendapatkan vitamin A dosis 200.000 IU bulan yang lalu harus
mendapatkan tambahan 1 kapsul vitamin A 200.000 IU dan bila
perlu diberikan 1 kapsul lagi hari berikutnya. Hal ini akan
meningkatkan proses penyembuhan anak dan mencegah
kekurangan vitamin A serta komplikasinya.
11. Kapan “hipervitaminosis” atau kelebihan vitamin A dapat
terjadi ?
Hipervitaminosis akut
125
Jika anak umur 1-5 tahun menkonsumsi lebih dari 300.000 IU
dosis tunggal, maka mungkin akan menderita mual, sakit kepala
dan anoreksia
Hipervitaminosis kronis
Bayi dan anak usia muda dapat menderita hipervitaminosis kronis,
jika mereka megkonsumsi lebih dari 25.000 IU tiap hari selama
lebih dari 3 bulan baik yang berasal dari makanan maupun dari
pemberian suplemen vitamin.
12. Bagaimana tanda-tanda atau gejala-gejala hipervitaminosis
vitamin A?
Hipervitaminosis vitamin A
Suatu kondisi dimana kadar vitamin A dalam darah atau jaringan
tubuh begitu tinggi sehingga menyebabkan timbulnya gejalagejala
yang tidak diinginkan
Hipervitaminosis akut
Disebabkan karena pemberian dosis tunggal vitamin A yang
sangat besar, atau pemberian berulang dosis tunggal yang lebih
kecil tetapi masih termasuk dosis besar karena dikonsumsi dalam
periode 1-2 hari.
Hipervitaminosis A akut
Pada bayi dan anak-anak biasanya terjadi dalam waktu 24 jam.
Pada beberapa anak, mengkonsumsi dosis 300.000 IU atau lebih
dapat menyebabkan mual, muntah dan sakit kepala. Penonjolan
ubun-ubun dapat terjadi pada bayi umur kurang dari 1 tahun yang
mengkonsumsi dosis yang sangat besar. tetapi ini ringan dan
akan hilang seketika dalam waktu 1-2 hari. Pengobatannya adalah
menghentikan suplementasi vitamin A dan pengobatan
simptomatis.
Hipervitaminosis kronis
Disebabkan karena mengkonsumsi dosis tinggi yang berulangulang
dalam waktu beberapa bulan atau beberapa tahun.
Keadaan ini biasanya hanya terjadi pada orang dewasa yang
mengatur pengobatannya sendiri.
126
Hipervitaminosis A kronis
Pada anak-anak usia muda dan bayi biasanya menyebabkan
anoreksia (tidak nafsu makan), kulit kering, gatal dan kemerahan,
peningkatan tekanan intra-kranial, bibir pecah-pecah, tungkai dan
lengan lemah dan membengkak. Pengobatannya adalah
menghentikan suplementasi vitamin A dan pengobatan
simptomatis. Disamping itu hendaknya terhadap kemungkinan
penyakit lain yang dapat merupakan penyebabnya.
13. Jika seseorang mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi yang
melebihi 200.000 IU, apa yang terjadi pada vitamin A yang
berlebih tersebut dalam tubuh?
Sebagian besar dari vitamin A yang berlebih tersebut dalam
bentuk yang tidak berubah akan dikeluarkan melalui air seni dan
tinja, selebihnya disimpan dalam hati.
Dalam kasus-kasus khusus (jarang terjadi), pemberian vitamin A
jangka panjang akan menyebabkan simpanan dalam hati menjadi
jenuh, kadar vitamin A dalam hati dan darah akan tetap tinggi
sampai tubuh menggunakan kelebihan vitamin A tersebut.
14. Apakah akan terjadi kerusakan hati yang permanen akibat
vitamin A dosis tinggi?
Dengan dosis yang sangat tinggi lebih dari berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, hati dapat membesar dan berlemak. Namun
demikian, hati akan kembali normal, begitu suplementasi vitamin
A yang berlebihan tersebut dihentikan.
15. Berapa banyak kapsul vitamin A 200.000 IU yang ditelan
sekaligus, yang dianggap toksis untuk anak umur 1 tahun
yang “intake” vitamin A-nya cukup; dan untuk yang
kekurangan vitamin A?
Anak umur 1 tahun tidak diberi dalam bentuk kapsul, kapsul harus
dipotong dan dipencet hingga semua isinya masuk dalam mulut
anak. Dengan demikian untuk menelan beberapa kapsul sekaligus
127
tampaknya tidak akan terjadi. Pemberian isi dua kapsul sekaligus
dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini tidak serius
dan hanya bersifat sementara, baik pada anak yang kekurangan
vitamin A maupun yang tidak. Namun demikan harus diusahakan
agar tidak sampai memberikan 2 kapsul sekaligus.
16. Bagaimana jika umur 1 tahun menerima 2 kapsul vitamin A
200.000 IU dalam satu bulan atau dalam 24 jam?
Anak tidak akan menderita efek samping jika mendapat 2 kapsul
dalam satu bulan (lihat no. 15 diatas). Anak-anak dengan
xeroftalmia perlu 1 kapsul pada hari pertama dan 1 kapsul lagi
pada hari kedua, dan 4 minggu kemudian 1 kapsul lagi. Anakanak
dengan campak perlu segera diberikan 1 kapsul 200.000 IU.
Jika anak mendapat 2 dosis dari 200.000 IU dalam 24 jam, anak
mungkin menderita pusing, mual dan muntah. Tetapi ini akan
hilang dalam 1 sampai 2 hari.
17. Bagaimana bila anak umur satu tahun menelan 10 kapsul
sekaligus ?
Vitamin A 2.000.000 IU merupakan penyebab hipervitaminosis
akut dan akan menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, muntah
dan anoreksia (tidak nafsu makan) yang berat. Hal ini tampaknya
dalam prakteknya (pelaksanaannya) tidak akan terjadi. Ingat,
kebanyakan anak umur ini tidak mengkonsumsi dalam bentuk
kapsul; dan keluarga juga tidak menyimpan/mempunyai
persediaan kapsul dalam jumlah besar yang mungkin dapat
diambil anak
18. Berapa lama tanda-tanda atau gejala-gejala ini akan hilang
setelah konsumsi vitamin A diberhentikan ?
Akut: Gejala-gejala biasanya sementara dan akan hilang
dalam waktu 2 hari
Kronis: Masalah yang tampak sebagian besar akan hilang
dalam waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan
128
19. Saya seorang perawat, kalau saya menemui kasus dengan
gejala kemungkinan (dugaan) hipervitaminosis vitamin A,
bagaimana saya mengatasinya ?
Kemungkinan beasr anda tidak akan melihat kasus kelebihan
dosis vitamin A. Akan tetapi kalau anda menemui kasus ini,
hentikan saja pemberian vitamin A. Gejala-gejala hipervitaminosis
vitamin A akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 1-4 hari.
Jika fasilitas memungkinkan, sebaiknya dirujuk ke Puskesmas dan
dilaporkan.
20. Apakah ada resiko keracunan akibat vitamin A yang telah
kadaluarsa dan apakah ada resiko pada anak jika
mengkonsumsi vitamin A yang telah kadaluarsa ?
Tanda kadaluarsa produk khusus dari vitamin A yang tercantum
pada kemasan menentukan akhir masa simpan dari produk
tersebut (“shelf life”). Masa simpan suatu produk menyangkut
periode yang telah ditentukan, dalam kondisi penyimpanan yang
baik, 90 % dari potensi vitamin A yang ditetapkan masih dapat
dijamin.
Idealnya kapsul vitamin A disimpan dalam suhu rendah, misalnya
<15°C atau <59°F, dalam wadah yang efektif dapat mencegah
terkena sinar matahari (berwarna gelap), oksigen, kelembaban,
bahan-bahan oksidasi dan logam-logam.
Kapsul yang telah kadaluarsa tidak membahayakan. Akan tetapi,
vitamin dalam kapsul tersebut mungkin telah berkurang dibawah
nilai yang telah ditetapkan, yaitu 90%, tergantung cara
penyimpanannya, sehingga tidak lagi efektif seperti yang
diharapkan.
Kapsul vitamin A yang telah disimpan lebih dari 2,5 tahun pada
suhu 23°C (73,4°F) dalam wadah berwarna gelap yang tertutup
masih mengandung > 90% potensi semula. Pada suhu yang lebih
tinggi potensi kapsul akan lebih banyak berkurang. Tak ada resiko
bila mengkonsumsi kapsul yang telah lama. Akan tetapi dengan
129
berlalunya waktu, kadar vitamin A akan makin berkurang,
sehingga menjadi kurang efektif.
21. Bagaimana kita dapat menentukan kapan botol yang berisi
kapsul yang telah kadaluarsa harus dibuang?
Jika dijumpai perubahan fisik pada kapsul vitamin A seperti
berjamur, lembik atau saling melengket dan sulit dipisahkan satu
sama lain, walaupun belum kadaluarsa sebaiknya tidak
digunakan.
Jika anda mempunyai suplai kapsul vitamin A dalam botol dengan
jumlah yang besar, yang sudah 1 atau 2 tahun lebih dari tanggal
kadaluarsa, sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium
tentang kadar retinolnya. Ini dibenarkan jika menyangkut jumlah
kapsul yang besar karena biaya analisa untuk satu kapsul sama
mahalnya dengan harga 3000 kapsul. Karena itu keputusan untuk
melakukan analisa potensi hanya dapat dilakukan ditingkat
kabupaten/propinsi/pusat.
Akan tetapi, jika tidak dilakukan pemeriksaan kadar vitamin A,
maka kapsul yang dibagikan tersebut potensinya mungkin telah
berkurang meskipun masih efektif untuk mencegah xeroftalmia
(walaupun untuk jangka waktu yang lebih pendek)
22. Apakah pernah terjadi kematian yang secara ilmiah ternyata
disebabkan karena terlalu banyak vitamin A?
Belum pernah dilaporkan terdapatnya kasus kematian akibat
keracunan vitamin A pada manusia. Perlu diingat bahwa
kekurangan vitamin A justru merupakan faktor besar dalam
kematian anak, yang dapat dengan mudah diatasi dengan
pemberian satu kapsul vitamin A dosis tinggi tiap 6 bulan
sekali pada anak usia 1 - 5 tahun
130
INTERMEZZO
UNGKAPAN JUJUR SEORANG ANAK
Tahun 2002 yang lalu saya harus mondar-mandir ke SD Budi Mulia Bogor. Anak
sulung kami yang bernama Dika, duduk di kelas 4 di SD itu. Waktu itu saya
memang harus berurusan dengan wali kelas dan kepala sekolah. Pasalnya
menurut observasi wali kelas dan kepala sekolah, Dika yang duduk di kelas
unggulan, tempat penggemblengan anak-anak berprestasi itu, waktu itu justru
tercatat sebagai anak yang bermasalah.
Saat saya tanyakan apa masalah Dika, guru dan kepala sekolah justru
menanyakan apa yang terjadi di rumah sehingga anak tersebut selalu murung
dan menghabiskan sebagian besar waktu belajar di kelas hanya untuk
melamun.
Prestasinya kian lama kian merosot. Dengan lemah lembut saya tanyakan
kepada Dika:
"Apa yang kamu inginkan ?" Dika hanya menggeleng.
"Kamu ingin ibu bersikap seperti apa ?" tanya saya.
"Biasa-biasa saja" jawab Dika singkat.
Beberapa kali saya berdiskusi dengan wali kelas dan kepala sekolah untuk
mencari pemecahannya, namun sudah sekian lama tak ada kemajuan. Akhirnya
kamipun sepakat untuk meminta bantuan seorang psikolog.
Suatu pagi, atas seijin kepala sekolah, Dika meninggalkan sekolah untuk
menjalani test IQ. Tanpa persiapan apapun, Dika menyelesaikan soal demi soal
dalam hitungan menit. Beberapa saat kemudian, Psikolog yang tampil bersahaja
namun penuh keramahan itu segera memberitahukan hasil testnya.
Angka kecerdasan rata-rata anak saya mencapai 147 (Sangat Cerdas) dimana
skor untuk aspek-aspek kemampuan pemahaman ruang, abstraksi, bahasa, ilmu
pasti, penalaran, ketelitian dan kecepatan berkisar pada angka 140 - 160.
19
131
Namun ada satu kejanggalan, yaitu skor untuk kemampuan verbalnya tidak
lebih dari 115 (Rata-Rata Cerdas).
Perbedaan yang mencolok pada 2 tingkat kecerdasan yang berbeda itulah yang
menurut psikolog, perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut. Oleh sebab itu
psikolog itu dengan santun menyarankan saya untuk mengantar Dika kembali ke
tempat itu seminggu lagi. Menurutnya Dika perlu menjalani test kepribadian.
Suatu sore, saya menyempatkan diri mengantar Dika kembali mengikuti
serangkaian test kepribadian. Melalui interview dan test tertulis yang dilakukan,
setidaknya Psikolog itu telah menarik benang merah yang menurutnya menjadi
salah satu atau beberapa faktor penghambat kemampuan verbal Dika.
Setidaknya saya bisa membaca jeritan hati kecil Dika.
Jawaban yang jujur dari hati Dika yang paling dalam itu membuat saya berkaca
diri, melihat wajah seorang ibu yang masih jauh dari ideal.
Ketika Psikolog itu menuliskan pertanyaan "Aku ingin ibuku :...."
Dika pun menjawab : "membiarkan aku bermain sesuka hatiku, sebentar saja"
Dengan beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa selama ini saya
kurang memberi kesempatan kepada Dika untuk bermain bebas. Waktu itu saya
berpikir bahwa banyak ragam permainan-permainan edukatif sehingga saya
merasa perlu menjadwalkan kapan waktunya menggambar, kapan waktunya
bermain puzzle, kapan waktunya bermain basket, kapan waktunya membaca
buku cerita, kapan waktunya main game di komputer dan sebagainya.
Waktu itu saya berpikir bahwa demi kebaikan dan demi masa depannya, Dika
perlu menikmati permainan-permainan secara merata di sela-sela waktu
luangnya yang memang tinggal sedikit karena sebagian besar telah dihabiskan
untuk sekolah dan mengikuti berbagai kursus di luar sekolah. Saya selalu pusing
memikirkan jadwal kegiatan Dika yang begitu rumit. Tetapi ternyata permintaan
Dika hanya sederhana : diberi kebebasan bermain sesuka hatinya, menikmati
masa kanak-kanaknya.
Ketika Psikolog menyodorkan kertas bertuliskan "Aku ingin Ayahku ..."
Dika pun menjawab dengan kalimat yang berantakan namun kira-kira artinya
"Aku ingin ayahku melakukan apa saja seperti dia menuntutku melakukan
sesuatu"
132
Melalui beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa Dika tidak mau
diajari atau disuruh, apalagi diperintah untuk melakukan ini dan itu. Ia hanya
ingin melihat ayahnya melakukan apa saja setiap hari, seperti apa yang
diperintahkan kepada Dika. Dika ingin ayahnya bangun pagi-pagi kemudian
membereskan tempat tidurnya sendiri, makan dan minum tanpa harus dilayani
orang lain, menonton TV secukupnya, merapikan sendiri koran yang habis
dibacanya dan tidur tepat waktu. Sederhana memang, tetapi hal-hal seperti itu
justru sulit dilakukan oleh kebanyakan orang tua.
Ketika Psikolog mengajukan pertanyaan "Aku ingin ibuku tidak ..."
Maka Dika menjawab "Menganggapku seperti dirinya"
Dalam banyak hal saya merasa bahwa pengalaman hidup saya yang suka
bekerja keras, disiplin, hemat, gigih untuk mencapai sesuatu yang saya inginkan
itu merupakan sikap yang paling baik dan bijaksana. Hampir-hampir saya ingin
menjadikan Dika persis seperti diri saya. Saya dan banyak orang tua lainnya
seringkali ingin menjadikan anak sebagai foto copy diri kita atau bahkan
beranggapan bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk sachet kecil.
Ketika Psikolog memberikan pertanyaan "Aku ingin ayahku tidak : .."
Dika pun menjawab "Tidak menyalahkan aku di depan orang lain. Tidak
mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan kecil yang aku buat adalah dosa".
Tanpa disadari, orang tua sering menuntut anak untuk selalu bersikap dan
bertindak benar, hingga hampir-hampir tak memberi tempat kepadanya untuk
berbuat kesalahan. Bila orang tua menganggap bahwa setiap kesalahan adalah
dosa yang harus diganjar dengan hukuman, maka anakpun akan memilih untuk
berbohong dan tidak mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya dengan
jujur. Kesulitan baru akan muncul karena orang tua tidak tahu kesalahan apa
yang telah dibuat anak, sehingga tidak tahu tindakan apa yang harus kami
lakukan untuk mencegah atau menghentikannya. Saya menjadi sadar bahwa
ada kalanya anak-anak perlu diberi kesempatan untuk berbuat salah, kemudian
iapun bisa belajar dari kesalahannya.
Konsekuensi dari sikap dan tindakannya yang salah adakalanya bisa menjadi
pelajaran berharga supaya di waktu-waktu mendatang tidak membuat
kesalahan yang serupa.
133
Ketika Psikolog itu menuliskan "Aku ingin ibuku berbicara tentang ....."
Dika pun menjawab "Berbicara tentang hal-hal yang penting saja".
Saya cukup kaget karena waktu itu saya justru menggunakan kesempatan yang
sangat sempit, sekembalinya dari kantor untuk membahas hal-hal yang menurut
saya penting, seperti menanyakan pelajaran dan PR yang diberikan gurunya.
Namun ternyata hal-hal yang menurut saya penting, bukanlah sesuatu yang
penting untuk anak saya. Dengan jawaban Dika yang polos dan jujur itu saya
dingatkan bahwa kecerdasan tidak lebih penting dari pada hikmat dan
pengenalan akan Tuhan. Pengajaran tentang kasih tidak kalah pentingnya
dengan ilmu pengetahuan.
Atas pertanyaan "Aku ingin ayahku berbicara tentang .....",
Dika pun menuliskan "Aku ingin ayahku berbicara tentang kesalahankesalahannya.
Aku ingin ayahku tidak selalu merasa benar, paling hebat dan
tidak pernah berbuat salah. Aku ingin ayahku mengakui kesalahannya dan
meminta maaf kepadaku".
Memang dalam banyak hal, orang tua berbuat benar tetapi sebagai manusia,
orang tua tak luput dari kesalahan. Keinginan Dika sebenarnya sederhana, yaitu
ingin orang tuanya sportif, mau mengakui kesalahnya dan kalau perlu meminta
maaf atas kesalahannya, seperti apa yang diajarkan orang tua kepadanya.
Ketika Psikolog menyodorkan tulisan "Aku ingin ibuku setiap hari ....."
Dika berpikir sejenak, kemudian mencoretkan penanya dengan lancar "Aku ingin
ibuku mencium dan memelukku erat-erat seperti ia mencium dan memeluk
adikku"
Memang adakalanya saya berpikir bahwa Dika yang hampir setinggi saya sudah
tidak pantas lagi dipeluk-peluk, apalagi dicium-cium. Ternyata saya salah,
pelukan hangat dan ciuman sayang seorang ibu tetap dibutuhkan supaya hariharinya
terasa lebih indah. Waktu itu saya tidak menyadari bahwa perlakukan
orang tua yang tidak sama kepada anak-anaknya seringkali oleh anak-anak
diterjemahkan sebagai tindakan yang tidak adil atau pilih kasih.
Secarik kertas yang berisi pertanyaan "Aku ingin ayahku setiap hari ...."
134
Dika menuliskan sebuah kata tepat di atas titik-titik dengan satu kata:
"tersenyum"
Sederhana memang, tetapi seringkali seorang ayah merasa perlu menahan
senyumannya demi mempertahankan wibawanya. Padahal kenyataannya
senyuman tulus seorang ayah sedikitpun tidak akan melunturkan wibawanya,
tetapi justru bisa menambah simpati dan energi bagi anak-anak dalam
melakukan segala sesuatu seperti yang ia lihat dari ayahnya setiap hari.
Ketika Psikolog memberikan kertas yang bertuliskan "Aku ingin ibuku
memanggilku...."
Dika pun menuliskan "Aku ingin ibuku memanggilku dengan nama yang bagus"
Saya tersentak sekali! Memang sebelum ia lahir kami telah memilih nama yang
paling bagus dan penuh arti, yaitu Judika Ekaristi Kurniawan. Namun sayang,
tanpa sadar, saya selalu memanggilnya dengan sebutan Nang. Nang dalam
Bahasa Jawa diambil dari kata "Lanang" yang berarti laki-laki.
Ketika Psikolog menyodorkan tulisan yang berbunyi "Aku ingin ayahku
memanggilku .."
Dika hanya menuliskan 2 kata saja, yaitu "Nama Asli".
Selama ini suami saya memang memanggil Dika dengan sebutan "Paijo" karena
sehari-hari Dika berbicara dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Sunda dengan
logat Jawa medok. "Persis Paijo, tukang sayur keliling" kata suami saya.
Atas jawaban-jawaban Dika yang polos dan jujur itu, saya menjadi malu karena
selama ini saya bekerja di sebuah lembaga yang membela dan memperjuangkan
hak-hak anak. Kepada banyak orang saya kampanyekan pentingnya
penghormatan hak-hak anak sesuai dengan Konvensi Hak-Hak Anak Sedunia.
Kepada khalayak ramai saya bagikan poster bertuliskan "To Respect Child
Rights is an Obligation, not a Choice" sebuah seruan yang mengingatkan bahwa
"Menghormati Hak Anak adalah Kewajiban, bukan Pilihan".
Tanpa saya sadari, saya telah melanggar hak anak saya karena telah
memanggilnya dengan panggilan yang tidak hormat dan bermartabat.
Dalam diamnya anak, dalam senyum anak yang polos dan dalam tingkah polah
anak yang membuat orang tua kadang-kadang bangga dan juga kadang-kadang
jengkel, ternyata ada banyak Pesan Yang Tak Terucapkan. Seandainya semua
135
ayah mengasihi anak-anaknya, maka tidak ada satupun anak yang kecewa atau
marah kepada ayahnya. Anak-anak memang harus diajarkan untuk
menghormati ayah dan ibunya, tetapi para orang tua tidak boleh
membangkitkan amarah di dalam hati anak-anaknya. Para orang tua harus
mendidik anaknya di dalam ajaran dan nasehat yang baik.
(Ditulis oleh : Lesminingtyas)
Kita Memang Berbeda, Cinta
Pena Kecil Helvy Tiana Rosa
"Ayah bunda lucu deh," kata anak kami Faiz, pada suatu hari
yang gerimis.
Saya mengerutkan kening sambil tersenyum. "Lucu? Lucu
apanya sayang?"
"Orangnya bertolak belakang! He he he...."
Saya tersentak sesaat. Faiz, anak kami yang belum berusia
10 tahun dan suka menulis puisi, "membaca" kami sedalam itu.
Saya manggut-manggut. "Hmmm, lalu apanya yang salah?"
Dia mengerling menggoda. "Tidak ada. Ayah Bunda pasangan
yang unik!"
Saya dekatkan wajah saya pada Faiz dan menyentuh lembut
hidungnya.
"Aku mencatat beberapa contoh. Bunda suka durian, ayah anti
durian. Bunda periang, ayah pendiam. Bunda humoris, ayah sangat
serius. Hmmm, apalagi ya? Ayah menganalisa, bunda sensitif. Ayah itu
detail, bunda tidak. Ayah dan bunda memandang persoalan dengan cara
berbeda. Menyelesaikan persoalan dengan berbeda pula!"
Saya bengong.
"Bunda romantis tapi ayah tidak. Kalau aku romantis!" katanya
setengah berbisik, lalu tertawa.
Saya tambah bengong! Tahu apa anak itu tentang romantisme?
Faiz terus nyerocos. Ia pun bercerita, tentang percakapan
disekolah dengan teman-temannya. Anak-anak SD Kelas IV ituternyata
sudah berpikir, kelak kalau menikah harus mencari pasangan yang
sifatnya sama! "Kalau tidak nanti bisa cerai!"
136
What? Saya garuk-garuk kepala.
"Aku saja yang tidak begitu setuju, Bunda. Aku bilang pada
teman-teman, justru karena ayah bunda berbeda, jadinya malah asyik
lho!"
Saya geleng-geleng kepala lagi, sambil mengulum senyum.
Ah, tahukah para orangtua mereka bahwa anak-anak mereka kadang
tahu lebih banyak dari yang kita pikir? Tak lama Faiz sudah asyik
dengan bacaannya di kamar. Di ruang kerja saya, tiba-tiba wajah
beberapa teman lama melintas.
A memilih bercerai karena setelah menikah 10 tahun dan punya
2 anak kemudian merasa ia dan suami sama sekali tak cocok!
B menjalani kehidupan rumah tangganya dengan perasaan
hampa karena tak kunjung merasa cocok dengan suaminya, setelah
menikah belasan tahun.
C selalu berkomunikasi dengan suaminya tentang berbagai hal,
tapi terpaksa cekcok hampir setiap hari karena tak kunjung sampai pada
sesuatu bernama kesamaan.
D tak lagi peduli pada indahnya jalan pernikahan dan sekadar
menjaga keutuhan rumah tangga sampai akhir hayat.
Di antara mereka ada yang seperti saya, menikah karena
dijodohkan sahabat atau ustadz. Ada pula yang menikah setelah melalui
pacaran lebih dahulu bertahun-tahun. Dan atas nama "ketidakcocokan"
itulah yang terjadi.
Saya akui, pengamatan Faiz jeli. Saya dan Mas Tomi memang
sangat berbeda. Sebelas tahun kami bersama dan berupaya mencari
titik temu. Tak selalu berhasil. "We are the odd couple!" kelakar kami.
Tapi alhamdulillah, di tengah-tengah segala perbedaan itu, kami
berusaha untuk tak berhenti berkomunikasi. Saya mencoba memilih
waktu yang tepat, yang menyenangkan untuk bicara berdua. Begitu
juga Mas. Kami membicarakan perbedaan kami di saat dan di tempat
yang nyaman dan menyenangkan.
Kadang tak semua perlu dibicarakan. Mas menunjukkan dengan
sikap apa yang ia inginkan dari saya. Kadang saat saya lelah,
tanpa harus terucap kata "saya capek," Mas memijat pundak dan
punggung saya. Saya tahu, saya menangkap, Mas akan senang kalau
137
saya perlakukan demikian pula. Saya selalu memberi kejutan di saat
milad, ulang tahun pernikahan, di saat ia meraih kesuksesan atau kapan
saja saya mau. Mas menyadari, itu artinya saya pun ingin diperhatikan
demikian. Ia mencoba, meski sebelumnya tak ada tradisi itu di keluarga
Mas. Saya membuatkannya puisi saat Mas kerap memberi saya data
statistik keuangan kami. Mas tahu, saya ingin sesekali diberi puisi
sederhana tentang cinta. Saya pun menyadari, Mas ingin saya bisa
mencatat semua pemasukan dan pengeluaran rumah tangga dengan
rapi. Mas suka makanan tertentu. Dan meski tak suka, saya coba
memasaknya. Saya membelikan Mas pakaian yang sedikit modis. Mas
nyengir, tapi ia coba memakainya.
Berupaya untuk memahami dan mengecilkan perbedaan
menjadi indah, ketika itu dilakukan dengan senyum dan ketulusan,
bukan karena tuntutan atau paksaan terhadap pasangan. Dan kalau
dengan berubah kita lantas menjadi lebih baik, kalau berubah itu dalam
rangka ibadah, dalam rangka membuat pasangan kita bahagia,
mengapa tidak? Kalaupun pasangan kita tidak juga berubah dari
karakter semula setelah bertahun-tahun, mengapa kita tak melihat hal
itu sebagai keunikan yang makin membuat kita "kaya"?
Di atas itu semua, sebenarnya semua perbedaan bisa saja
seolah lebur saat suami istri menyadari persamaan utama mereka, yaitu
keinginan menjadi abdi illahi sejati! Cinta karena dan untukNya,
menjadikan sifat dan karakter yang paling berbeda sekalipun, bersimpuh
atas namaNya. Perbedaan justru menjadi masalah serius ketika masingmasing
pribadi memang tidak menempatkan ridho Allah sebagai tujuan
utama dalam biduk rumah tangga mereka.
Di luar, hujan mulai reda. Sayup-sayup saya dengar suara Faiz
di telpon. Rupanya ia sedang bercakap dengan salah satu temannya.
"Apa? Ayah bundamu bertengkar? Sudah, jangan menangis.
Cinta yang besar kepada Allah, akan selalu menyatukan mereka!"
Saya nyengir. Sejak kapan anak itu menjadi konsultan ya?
SPONSOR
44